Perampokan dan Pembunuhan di Pasuruan

Muslihat Keponakan Bunuh Bibi di Gempol Pasuruan Berusaha Kelabui Polisi : Berlagak Polos

Keponakan yang bunuh bibi secara sadis di Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jatim, sempat berusaha mengaburkan barang bukti

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Luhur Pambudi
KASUS PEMBUNUHAN - Konferensi pers kasus keponakan bunuh bibi dengan tersangka M Fawaid (27), di Gedung Humas Mapolda Jatim, Surabaya, Selasa (15/7/2025). Disebutkan, tersangka sempat berusaha mengaburkan barang bukti agar tidak terungkap jati dirinya sebagai tersangka. 

Hal senada juga disampaikan oleh Panit III Subdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKP Fauzi, bahwa kecurigaannya terhadap tersangka yang semula berlagak sebagai saksi dipicu karena banyak kejanggalan informasi yang disampaikan oleh tersangka kepadanya. 

Semua informasi yang disampaikan tersangka kala itu, begitu logis dan berlebihan. Sebuah karakteristik jenis informasi aneh jika itu muncul dari omongan saksi yang tak ada di lokasi. 

Contohnya, ungkap Fauzi, tersangka berkali-kali mengirimkan sejumlah video dan foto tidak jelas mengenai kendaraan atau wajah-wajah orang biasa yang kebetulan nongkrong di kursi tunggu emperan depan minimarket samping kiri bangunan rumah korban. 

Benar, sepanjang proses penyelidikan itu, Fauzi sempat memperoleh nomor ponsel tersangka yang akan dijadikan metode untuk mengorek lebih dalam apa pun itu informasi yang diketahui tersangka. 

Kemudian, tersangka mengait-ngaitkan berbagai informasi kiriman foto dan video tersebut, dengan isi pesan dalam sebuah kertas yang diduga kuat sengaja ditinggal atau dipasang di dekat jenazah korban. 

"Sebelumnya saya interogasi, dia mengalihkan ke sosok lain (yang dituduhkan sebagai pelaku). Dia kirim saya kirim video ada mobil pelat H, ini diduga pelakunya sing nakokno Pak Lutfi sesuai surat yang ditinggalkan itu. Ditunjukkan pelat H. Jadi dia kamuflase aja. Dia beralibi," ujar Fauzi saat ditemui di Mapolda Jatim

Mengenai surat mencurigakan seperti wasiat yang ditinggalkan pelaku pembunuhan, Fauzi mengaku memiliki metode tersendiri untuk menguji kecocokan bentuk tulisan tangan pada surat wasiat tersebut, dengan tulisan tangan asli dari si M Fawaid,

Metodenya simpel, Fauzi mengajak si M  Fawaid tersebut untuk menuliskan kalimat-kalimat bahasa Indonesia sederhana pada selembar kertas HVS polos. 

Hasilnya, karakteristik bentuk huruf yang dipakai tersangka, mirip dan identik dengan kalimat dalam surat wasiat yang ditinggalkan di TKP. Meskipun, pada praktiknya, tersangka sempat membuat karakteristik tulisannya terkesan belepotan.

"Wasiat itu cuma pesan-pesan untuk mengaburkan kejadian sesungguhnya. Nah saya uji dia dengan saya suruh menulis di kertas. Dia malah menulis dengan dijelek-jelekkan," jelas Fauzi. 

Tapi, Fauzi berhasil menyimpulkan adanya kesamaan yang khas pada setiap huruf hasil tulisan langsung tersangka, dalam proses pengujian tersebut. 

"Hasilnya, ternyata tulisnya sama seperti tulisan yang wasiat tertinggal di dekat tubuh korban," ungkapnya. 

Berbagai macam temuan petunjuk dan alat bukti yang terus menerus diujikannya secara diam-diam terhadap tersangka, ternyata membuatnya tiba pada suatu kesimpulan kuat, bahwa sosok ponakan bernama M Fawaid tersebut adalah tersangkanya. 

Momen penangkapan yang dilakukan terhadap pria bertubuh gempal itu, juga tak membuat Fauzi berkeringat. 

Pada malam hari, sekitar pukul 19.00 WIB, Fauzi melihat sosok tersebut kembali mendatangi tempat kejadian perkara atau rumah korban. Fauzi cukup melambaikan tangan kearah M Fawaid berdiri untuk segera berjalan mendatanginya. 

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved