JAPFA dan Greenfield Mulai Distribusikan Sapi Perah Bunting dari Australia kepada 120 Peternak Lokal

JAPFA bekerja sama dengan Greenfields mulai mendistribusikan sapi perah bunting kepada 120 peternak lokal di Malang, Blitar, Pasuruan, dan Batu.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
SERAH TERIMA - Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean (kiri) bersama Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat melakukan serah terima 1.080 sapi perah bunting impor dari Australia kepada peternak rakyat, Selasa (15/7/2025). Sebelumnya sapi-sapi itu telah menjalani masa karantina 14 hari di di PT Santosa Agrindo, Raya Lumbang, Desa Wringinanom, Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jatim. 

SURYA.co.id | SURABAYA – PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), melalui anak usahanya PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia (Greenfields), mulai mendistribusikan sapi perah bunting kepada 120 peternak lokal.

Para peternak ini merupakan mitra binaan yang berada di bawah naungan program Kemitraan Sapi Perah Greenfields (KSG) yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan dan Kota Batu, Jawa Timur.

"Distribusi ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan Japfa dalam memfasilitasi impor lebih dari seribu ekor sapi perah berkualitas dari Australia. Setelah sebelumnya bekerja sama dengan Greenfields melakukan proses seleksi sapi secara seksama sebelum dikirimkan," kata Rachmat Indrajaya, Direktur Corporate Affairs JAPFA, di sela seremonial penyerahan simbolis 1.080 sapi perah bunting jenis crossbreed kepada peternak mitra, di PT Santosa Agrindo, Raya Lumbang, Desa Wringinanom, Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jatim, Selasa (15/7/2025).

Sebelumnya, jumlah sapi perah bunting yang dikimkan dari Australia sebanyak 1.100 ekor.

Namun dalam perjalanannya menuju ke Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, 20 ekor mengalami kematian.

Sapi-sapi tersebut merupakan hasil persilangan ras Holstein dan Jersey (crossbreed), yang dikenal unggul dalam produktivitas susu dan ketahanan iklim tropis.

Kepala Badan Karantina Indonesia, Sahat Manaor Panggabean, memastikan seluruh prosedur karantina telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

“Badan Karantina Indonesia telah melakukan analisis risiko, pemeriksaan fisik, dan uji laboratorium untuk menjamin kesehatan seluruh sapi perah impor yang didatangkan ke Provinsi Jatim," jelas Sahat.

Selama 14 hari, seluruh sapi perah berada di dalam instalasi karantina hewan, dan pada Selasa (15/7/2025), dapat dilakukan pembebasan setelah dinyatakan sehat oleh dokter hewan karantina yang ditugaskan di Balai Karantina hewan, Ikan dan Tumbuhan Jawa Timur.

Pada kesempatan yang sama, Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jatim, menyampaikan, kedatangan sapi perah bunting impor untuk peternak di 5 Kabupaten di Jawa Timur ini sangat berarti bagi peningkatan populasi sapi perah dan peningkatan susu segar di Jawa Timur.

"Atas nama Pemprov Jatim, kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada JAPFA dan Greenfields, atas dukungannya dalam percepatan peningkatan populasi sapi perah dan produksi susu segar pasca wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)," ungkap Khofifah.

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian RI, Dr drh Agung Suganda MSi, mewakili Kementerian Pertanian, sangat mengapresiasi inisiatif JAPFA dan Greenfields yang mendukung peningkatan populasi dan produktivitas sapi perah nasional.

"Kami memiliki komitmen investasi terhadap sapi perah sebanyak 998.565 ekor pada tahun 2025-2029. Kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah seperti ini sangat penting untuk mempercepat pencapaian target swasembada susu, sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak lokal. Tentunya, dukungan dari perbankan juga diperlukan untuk memfasilitasi pembiayaan peternak melalui Kredit Usaha Rakyat,” beber Agung.

Selain menerima sapi, para peternak mitra juga mendapatkan pendampingan teknis, pelatihan pengelolaan peternakan, layanan kesehatan hewan, serta jaminan penyerapan hasil produksi susu.

Upaya yang akan didampingi oleh Greenfields melalui program KSG (Kemitraan Sapi Perah Greenfields) ini merupakan sebuah kolaborasi yang dirancang untuk memperkuat mata rantai produksi susu nasional dari hulu ke hilir, sekaligus meningkatkan kapasitas dan kesejahteraan peternak rakyat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved