Berita Viral

2 Kriminolog UI Beda Pendapat Soal Penyebab Arya Daru Tewas Terlilit Lakban, Pihak Ketiga Terlibat?

Dua kriminolog berbeda pendapat soal penyebab kematian diplomat muda Arya Daru Pangayunan (39) di kamar kos daerah Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat

Editor: Musahadah
kolase Metro TV/Kompas TV
BEDA - Dua kriminolog UI Adrianus Meliala dan Haniva Hasna memiliki pendapat berbeda terkait penyebab kematian diplomat muda Arya Daru yang tewas terlilit lakban di kamar kosnya. 

"Banyak sekali pelaku kejahatan itu yang canggih banget menggunakan metode-metode yang meninggalkan kekerasan terbuka, sehingga layaklah kita itu menganggap bahwa ini ada kemungkinan rekayasa gitu ya," katanya.

"Karena mereka kan biasanya menggunakan teknik pengalihan, racun atau obat penenang, atau bahkan staging, staging itu adalah rekayasa ketika terjadi pembunuhan."

"Jadi ini bisa jadi staging bunuh diri pasca pembunuhan, jadi korban, maaf, sudah dilakukan kekerasan sampai kehilangan nyawa, baru dibuat skenario seolah-olah dia mengalami bunuh diri," jelas Haniva.

Kondisi kamar kos Daru yang terkunci, menurut Haniva, juga merupakan salah satu trik yang digunakan oleh pelaku kejahatan.

"Nah, kamar terkunci ini bisa juga dibuat sedemikian dengan trik tertentu gitu ya, termasuk alat-alat yang menarik kunci dari luar setelah ditutup."

"Artinya, meski terlihat seperti bunuh diri atau kematian alami, tidak menutup kemungkinan terhadap kemungkinan rekayasa tadi," ujarnya.

Sehingga, ketika disampaikan adanya dugaan bunuh diri, kata Haniva, itu sangat tidak mungkin karena melihat kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kondisi pintu kamar terkunci itu. 

Apalagi, korban juga ditemukan dalam kondisi terselimuti rapi.

"Ketika disampaikan bahwa ini adalah bunuh diri, sepertinya sangat tidak mungkin, karena kita melihat dalam kondisi tertutup seperti itu."

"Terus ditemukan dalam kondisi yang sangat rapi, ini mengindikasikan ada seseorang atau pihak ketiga yang membuat korban ini serapi itu," ucap Haniva.

Haniva pun menjelaskan, jika korban melakban wajahnya sendiri karena ingin bunuh diri, korban akan mengalami sesak napas, kemudian ada gerakan-gerakan yang asimetris, sehingga ketika ditemukan tidak akan serapi itu.

Namun, pada kenyataannya, ketika ditemukan, korban dalam kondisi sangat rapi dan terselimuti.

Maka dari itu, Haniva menduga adanya keterlibatan pihak ketiga dalam kasus kematian diplomat muda tersebut.

"Kan kalau dia melakukan pembalutan sendiri (plester di wajah), berarti ada kondisi ketika korban itu mengalami sesak napas sehingga ada gerakan-gerakan yang asimetris."

"Tapi, ketika ditemukan ini kan dalam kondisi yang sangat rapi, terselimuti dengan bagus gitu ya, berarti kan ada kemungkinan ini ada pihak ketiga yang melakukan kejahatan ini," ungkapnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved