Pasca Pasien Meninggal Akibat Ambulans Terhambat, Dishub Jombang Evaluasi Penyelenggaraan CFD
Pihak Dishub tentunya ingin memastikan jalur evakuasi tetap tersedia kapan pun dibutuhkan, terutama dalam kondisi darurat.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Dinas Perhubungan (Dishub) Jombang menjadi salah satu instansi yang tersorot setelah keramaian Car Free Day (CFD) menghambat masuknya ambulans ke RSUD Jombang beberapa waktu lalu.
Akibat keramaian orang di CFD tidak memberi jalan pada ambulans dalam situasi darurat itu, seorang pasien di dalam kendaraan medis itu meninggal. Karena itu Dishub berjanji segera meninjau ulang pola lalu lintas saat CFD berlangsung.
Sebagai tindak lanjut, Dishub akan melaksanakan simulasi khusus, Minggu (6/7/2025) untuk mengevaluasi efektivitas jalur darurat di sekitar kawasan CFD, terutama yang berdekatan dengan RSUD Jombang.
"Minggu nanti kami akan lakukan simulasi di kawasan CFD. Kami ingin melihat secara langsung bagaimana arus pergerakan kendaraan, termasuk bagaimana respons petugas saat ada ambulans yang masuk," kata Kepala Dishub Jombang, Budi Winarno, Jumat (4/7/2025).
Ia menambahkna, Minggu nanti pihaknya akan melakukan simulasi di kawasan CFD. Dengan begitu akan diketahui bagaimana arus pergerakan kendaraan, dan bagaimana respon petugas ketika ada ambulan masuk.
Pihak Dishub tentunya ingin memastikan jalur evakuasi tetap tersedia kapan pun dibutuhkan, terutama dalam kondisi darurat.
Dalam skema baru yang akan diuji nanti, para pedagang yang selama ini menempati seluruh badan jalan akan diarahkan untuk berjualan di sisi Barat. Hal tersebut bertujuan untuk menjamin ruas utama tetap terbuka bagi kendaraan seperti ambulans.
Selain simulasi, Dishub juga akan menggelar rapat koordinasi lintas instansi, Senin (7/7/2025), yang melibatkan Disdagrin, Satpol PP, komunitas Jombang Kuliner (Jokul), hingga perwakilan pedagang kaki lima dari Spekal (Serikat Pedagang Kaki Lima).
Tujuan rapat adalah menyatukan visi agar CFD tetap berjalan tanpa mengorbankan aksesibilitas dan keselamatan warga.
“Keseimbangan antara manfaat sosial ekonomi CFD dan kebutuhan mendesak seperti akses ambulans adalah hal yang tidak bisa ditawar. Ini soal nyawa,” tegas Budi.
Sebagai bentuk pengawasan, personel Dishub akan disiagakan di titik-titik rawan kepadatan seperti Kebon Rojo dan Ringin Contong. Petugas ini akan diberi kewenangan untuk segera mengevakuasi jalur jika ada kendaraan darurat yang perlu melintas.
Kebijakan ini diambil setelah warga berinisial Z mengungkapkan suaminya kesulitan dibawa ke RSUD akibat kemacetan di area CFD. Insiden itu memicu respons cepat dari berbagai pihak dan mendorong Pemkab Jombang untuk segera melakukan perbaikan menyeluruh.
“Kami turut berbelasungkawa dan menjadikan peristiwa ini pelajaran penting. Kami berkomitmen memperbaiki sistem agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkas Budi. *****

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.