Ambulans Terhambat CFD di Jombang Hingga Pasien Kritis Meninggal, Pemkab Didesak Lakukan Evaluasi

Insiden terhambatnya perjalanan ambulans menuju rumah sakit akibat pelaksanaan CFD di Kabupaten Jombang, Jatim, memantik reaksi berbagai pihak.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Anggit Puji Widodo
CFD JOMBANG - Car Free Day (CFD) di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang digelar pada Minggu (29/6/2025). Insiden terhambatnya perjalanan ambulans menuju rumah sakit akibat pelaksaan CFD di Jombang, memantik reaksi dari berbagai pihak. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Insiden terhambatnya perjalanan ambulans menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang akibat pelaksanaan Car Free Day (CFD) yang digelar setiap akhir pekan, memunculkan desakan terhadap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang, Jawa Timur (Jatim), untuk mengevaluasi lokasi pelaksanaan CFD. 

Kejadian tragis ini menyita perhatian publik, setelah seorang warga Kecamatan Sumobito, Jombang, kehilangan suaminya di tengah kemacetan akibat CFD.

Peristiwa bermula pada Sabtu (29/6/2025), ketika seorang perempuan berinisial Z membawa suaminya yang dalam kondisi kritis dari RS Kristen Mojowarno menuju RSUD Jombang. 

Namun, sesampainya di sekitar kawasan CFD Jalan Wahid Hasyim, ambulans terpaksa mencari jalur alternatif melalui simpang Kebon Rojo karena kepadatan arus lalu lintas.

Sayangnya, upaya itu tidak membuahkan hasil. Setibanya di RSUD Jombang, sang suami dinyatakan telah meninggal dunia.

Peristiwa ini memantik reaksi dari berbagai pihak. 

Sekretaris Daerah Kabupaten Jombang, Agus Purnomo, menegaskan bahwa Pemkab Jombang akan segera mengevaluasi kegiatan CFD dan berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait, termasuk Dinas Perhubungan, Satpol PP dan Dinas Perdagangan serta pihak kepolisian.

“Kami memahami bahwa kawasan sekitar RSUD adalah jalur vital. Maka, koordinasi lintas sektor akan segera dilakukan untuk merumuskan solusi yang tidak mengorbankan aspek darurat,” ucap Agus pada Selasa (1/7/2025).

Peristiwa tersebut, juga menarik perhatian anggota DPRD Jombang dari Fraksi PPP, Muhammad Isomuddin Haidar

Ia mengatakan, peristiwa tersebut bisa menjadi pelajaran untuk ke depannya. 

"Pertama tentu kita semua menyayangkan insiden tersebut ya, semoga tidak terulang kembali. Kita semua tahu bahwa ambulans adalah kendaraan prioritas yang wajib didahulukan dalam situasi darurat apa pun," ujar Haidar saat dikonfirmasi, Rabu (2/7/2025). 

"Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua, bahwa kegiatan publik yang positif sekalipun, harus tetap memastikan akses darurat tidak terganggu," lanjutnya. 

Pihaknya di DPRD, imbuh Haidar, tentu juga akan mendorong pemerintah agar segera melakukan evaluasi total. 

"Tetapkan emergency lane (jalur darurat) permanen di area Car Free Day yang selalu steril dari aktivitas warga dan pedagang, sehingga ambulans atau kendaraan prioritas bisa melintas kapan saja," tuturnya. 

Pria yang tergabung dalam Komis B DPRD Jombang ini, juga meminta pemerintah daerah bisa mencontoh CFD di kota lain yang memiliki emergency lane. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved