PT Terminal Petikemas Surabaya Terima Kunjungan Institusi Kepabeanan Negara-Negara ASEAN

PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) menjadi tempat kunjungan bagi kegiatan pertemuan Regional Workshop on Time Release Study (TRS).

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
TPS
KUNJUNGAN TPS - Sekretaris Perusahaan PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), Erika A Palupi, saat menerima kenang-kenangan dari Kepala Kantor Bea Cukai Tanjung Perak, Dwijanto Wahjudi saat memimpin kunjungan perwakilan delegasi institusi kepabeanan dari negara-negara ASEAN, peserta kegiatan pertemuan Regional Workshop on Time Release Study (TRS). 

Arus peti kemas melalui terminal yang dikelola TPS pada 2024 mencapai 1.584.774 TEUs, sedangkan hingga lima bulan pertama 2025 mencapai 632.567 TEUs.  

Workshop ini juga menjadi momentum penting untuk mempererat kerja sama ASEAN dalam memajukan sektor logistik yang efisien, efektif, dan berkelanjutan.

Para peserta sepakat bahwa melalui koordinasi yang lebih baik dan integrasi teknologi, kawasan ASEAN dapat menciptakan sistem perdagangan yang lebih efisien dan menguntungkan bagi seluruh negara anggota.

Workshop ini bertujuan untuk mengoptimalkan efisiensi pengelolaan logistik internasional, dengan fokus pada penerapan Coordinated Border Management (CBM) dan National Logistics Ecosystem (NLE), yang dianggap krusial dalam meningkatkan daya saing pelabuhan dan memperlancar arus barang di kawasan Asia Tenggara.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan RI, bekerja sama dengan RT4D (Regional Trade for Development), Lembaga Konsultasi bagian dari kerja sama ASEAN-Australia-New Zealand FTZ (AANZ-FTA) dan World Customs Organization (WCO) yang hadir secara daring, serta dihadiri oleh perwakilan dari instansi kepabeanan, operator pelabuhan, serta pelaku logistik dari berbagai negara ASEAN.

Workshop ini mengusung tema 'Enhancing Cross-Border Cooperation and Efficient Trade Facilitation through Time Release Study', yang menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas batas antarnegara untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi proses kepabeanan.

Time Release Study (TRS), sebagai metodologi pengukuran waktu yang diperlukan dari kedatangan barang di pelabuhan hingga keluarnya barang dari kawasan pabean, menjadi instrumen kunci dalam menganalisis hambatan-hambatan yang ada dalam proses logistik.

Melalui studi ini, negara-negara ASEAN berupaya mengidentifikasi dan mengurangi titik-titik kemacetan yang selama ini memperlambat arus barang di perbatasan, sekaligus mendorong harmonisasi prosedur kepabeanan.

"Saya ucapkan selamat datang kepada para delegasi otorita kepabeanan di negara ASEAN. Perkembangan globalisasi ekonomi dunia, memerlukan cara pandang yang juga berkembang. TRS menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas border. Dengan workshop TRS ini, para peserta dapat berbagi wawasan untuk menemukan best practice guna menghadapi dinamika perdagangan global," ujar Direktur Teknis Kepabeanan DJBC, Susila Brata, dalam sambutannya.

Salah satu sorotan utama dalam workshop ini adalah pembahasan mengenai Coordinated Border Management (CBM), suatu konsep yang menekankan pentingnya koordinasi antara berbagai lembaga yang terlibat dalam pengelolaan perbatasan, termasuk bea dan cukai, otoritas pelabuhan, serta instansi terkait lainnya.

Melalui pendekatan ini, diharapkan dapat tercipta sistem yang lebih terintegrasi dan efisien dalam memfasilitasi perdagangan lintas batas.

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved