Warga Jombang Jadi Jutawan Setelah Bertanam Anggur di Pekarangan Rumah, Pembeli Bisa Memetik Sendiri
Seiring waktu, ia menjelma sebagai petani anggur sukses dengan panen ratusan kilogram panen setiap musimnya.
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Konsep urban farming yang sebenarnya bisa menjadi ladang penghasilan menjanjikan asalkan dijalani dengan serius.
Tak disangka, Yainul Arifin (48), warga Dusun Jemparing, Desa Pakel, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang sudah menikmati penghasilan jutaan rupiah dari berbudidaya anggur di sekitar rumahnya.
Yainul memang hobi bercocok tanam, sehingga ketika memanfaatkan pelarangan rumahnya untuk bertanam anggur maka urban farming itu seperti 'klik' dengan passion pria ceking ini.
Seiring waktu, ia menjelma sebagai petani anggur sukses dengan panen ratusan kilogram panen setiap musimnya.
Memanfaatkan lahan di sekitar rumah, Yainul mulai menanam anggur sejak tahun 2019. Kini, koleksi tanaman anggurnya mencapai puluhan pohon.
Meski kebun kelas pekarangan rumah, Yainul membawa gengsi besar dengan menanam bibit terbaik, seperti Cadet, Jupiter, Transfiguration, Urum, hingga Donetsky. Warna buahnya pun beragam merah, hijau, dan hitam yang makin menambah daya tarik bagi pembeli.
Menariknya, sistem penjualannya pun tergolong unik. Para pengunjung bisa datang langsung ke kebunnya dan memetik sendiri anggur yang diinginkan. Harga yang ditawarkan berkisar antara Rp 75.000 hingga Rp100.000 per KG, tergantung jenisnya.
“Pengunjung biasanya datang langsung, bahkan bisa memetik sampai 5 KG sekali kunjungan. Pernah juga sampai kehabisan karena ramai,” kata Yainul saat ditemui, Rabu (2/7/2025).
Dengan total lebih dari 70 pohon anggur yang tersebar di atap, pekarangan samping, hingga halaman bawah rumahnya, Yainul mampu menghasilkan hingga 5 kuintal anggur per tiga bulan sekali. Dari panen tersebut, omzet yang diraup bisa mencapai Rp 5 juta belum termasuk dari penjualan bibit.
“Bibit juga banyak diminati. Jadi selain buahnya, pengunjung biasanya juga beli bibit untuk ditanam di rumah mereka,” ujarnya.
Untuk pemasaran, Yainul memanfaatkan media sosial agar jangkauan pembelinya semakin luas. Selain itu, ia rutin membagikan tips-tips budidaya anggur, yang ikut mendorong ketertarikan publik terhadap pertanian skala rumah tangga.
Namun bukan berarti usahanya tanpa hambatan. Tantangan terbesar justru datang dari faktor alam terutama saat musim hujan tiba. Kelembapan tinggi bisa memicu serangan jamur yang mematikan tanaman.
“Musim hujan paling rawan. Jamur akar, daun, dan patogen bisa menyerang. Tetapi sekarang sudah bisa ditangani dengan penggunaan fungisida secara rutin,” pungkasnya.
Kesuksesan Yainul tak hanya mencerminkan potensi pertanian pekarangan, tetapi juga menjadi inspirasi bahwa lahan sempit bukan halangan untuk produktif.
Lewat tangan terampil dan strategi pemasaran yang jitu, ia berhasil mengubah hobi menjadi peluang usaha yang menjanjikan. ****
urban farming
bertanam sekitar rumah
urban farming anggur di Jombang
jutawan berkat urban farming
bertanam di pekarangan rumah
bertanam di lahan sempit
anggur
Jombang
Bangunan SDN Palrejo Jombang Dilahap Api, Penyebab Diduga dari Pembakaran Sampah |
![]() |
---|
Ikuti Fatwa Haram Sound Horeg, Pemkab Jombang Segera Terbitkan SE |
![]() |
---|
Potret Awal Kehidupan di Sekolah Rakyat Jombang, Makan Siswa Masih Andalkan Katering |
![]() |
---|
Ribuan Warga Jombang Tak Lagi Terima PBI JK, Dewan Minta Pemkab Lakukan Ini |
![]() |
---|
Panitia Konser Musik di Jombang Sebut Sudah Beri Kompensasi, PKL Tetap Berjualan di Sisi Stadion |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.