Perang Iran Israel
Iran Terancam Dicoret dari Piala Dunia 2026! Apakah Indonesia Siap Mengisi Kekosongan Ini?
Konflik politik dan militer antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel kini mengancam stabilitas olahraga global, termasuk potensi partisipasi Iran
SURYA.co.id - Konflik politik dan militer antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel kini mengancam stabilitas olahraga global, termasuk potensi partisipasi Iran dalam Piala Dunia FIFA 2026.
Ketegangan yang berujung pada peluncuran rudal, serangan udara, dan tekanan diplomatik ini mendorong FIFA mempertimbangkan pencoretan Iran dari turnamen yang akan digelar di kawasan Amerika Utara.
Jika skenario itu terjadi, sejumlah negara Asia yang belum lolos mulai diperhitungkan sebagai kandidat pengganti. Salah satunya adalah Indonesia, yang kini terus menunjukkan perkembangan positif di bawah asuhan Patrick Kluivert.
Dengan jalur kualifikasi yang masih terbuka dan dinamika geopolitik yang tak terduga, peluang Garuda bisa saja menjadi nyata.
Baca juga: Dampak Keterlibatan AS dalam Perang Iran-Israel Sangat Berbahaya, Pengamat: Picu Perang Dunia Ketiga
Situasi ini menegaskan kembali bahwa olahraga, khususnya sepak bola, tidak pernah benar-benar terlepas dari dinamika politik global.
Perubahan dramatis dalam peta kekuasaan atau kebijakan luar negeri bisa membawa dampak langsung terhadap siapa yang bertanding di panggung dunia.
Gencatan Senjata Tak Hapus Ketegangan Iran-AS
Gencatan senjata antara Iran dan Israel diumumkan pada Selasa (24/6/2025) oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu setelah 12 hari konflik bersenjata yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Meski menandai meredanya kekerasan, gencatan senjata ini tidak serta-merta menyelesaikan permasalahan yang mendalam antara Iran dan Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata penuh akan mulai berlaku pada pukul 4.00 pagi waktu setempat.
Baca juga: Pakar Ekonomi Unair Sebut Perang Iran-Israel Akan Berdampak ke Indonesia, Berikut Penjelasannya
Pernyataan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, yang disampaikan melalui juru bicara Stephane Dujarric, mempertegas pentingnya meredam eskalasi.
Guterres menyebut serangan balasan seperti rudal ke pangkalan militer AS di Qatar sebagai tindakan yang hanya memperburuk situasi.
Dujarric menegaskan bahwa penggunaan kekuatan secara sepihak berisiko tinggi terhadap stabilitas kawasan dan menyerukan semua pihak untuk kembali pada jalur diplomasi. Beberapa
Keikutsertaan Iran di Piala Dunia Dipertanyakan
Di tengah ketidakstabilan ini, sorotan tertuju pada keikutsertaan Iran di Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko.
Iran telah memastikan tiket ke putaran final setelah melalui kualifikasi zona Asia, namun status tersebut kini di ujung tanduk.
Larangan masuk ke Amerika Serikat bagi warga Iran masih berlaku, menjadi masalah utama bagi partisipasi tim nasional Iran di turnamen tersebut.
Baca juga: VIRAL Perang Batu di Jalur KA Lamongan, Tiga Pemuda Bentrok Saat Kereta Mendekati Perlintasan
Meskipun terdapat pengecualian untuk atlet, tidak ada jaminan bahwa kebijakan ini akan tetap berlaku mengingat tensi politik yang belum mereda.
Media internasional seperti The Guardian menyebut bahwa FIFA tengah mempertimbangkan penempatan Iran di Grup A agar seluruh pertandingannya digelar di Meksiko.
Namun, skenario itu tidak menyelesaikan masalah jika Iran lolos ke babak gugur—karena sebagian besar pertandingan fase itu akan digelar di wilayah AS.
Presiden FIFA Gianni Infantino kini berada di bawah tekanan luar biasa menjelang pengundian grup pada Desember 2025.
FIFA belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun sumber internal media itu menyebutkan bahwa berbagai skenario tengah dibahas secara intensif.
FIFA dihadapkan pada dilema besar: mempertahankan prinsip netralitas olahraga atau bertindak mengikuti preseden sebelumnya terhadap Rusia pada 2022, yang dilarang tampil karena invasi ke Ukraina.
Apakah Indonesia Bisa Mengisi Kekosongan?
Jika Iran benar-benar dicoret oleh FIFA, maka salah satu pertimbangan adalah menunjuk negara dari jalur kualifikasi Asia yang belum lolos. Dalam skenario ini, Indonesia mulai masuk dalam wacana internasional sebagai alternatif peserta.
Timnas Indonesia saat ini tengah bersiap menghadapi ronde keempat kualifikasi Piala Dunia, yang dimulai pada Oktober 2025.
Dalam fase tersebut, Indonesia tergabung bersama tim-tim kuat seperti Uni Emirat Arab, Qatar, Irak, Oman, dan Arab Saudi.
Hanya juara grup yang otomatis lolos ke putaran final, sementara runner-up harus berjuang di ronde kelima untuk mendapatkan satu tempat di babak play-off antarkonfederasi.
Jika performa Indonesia impresif di ronde keempat, mereka berpeluang dipertimbangkan sebagai pengganti Iran, baik melalui jalur play-off tambahan atau penunjukan langsung dari FIFA. Faktor peringkat FIFA dan performa terkini akan menjadi pertimbangan utama.
Melihat bagaimana FIFA menanggapi kasus Rusia, ada kemungkinan bahwa situasi Iran juga akan diperlakukan secara serupa.
Indonesia, yang menunjukkan peningkatan signifikan di bawah Shin Tae-yong, dapat menjadi solusi ideal dari kawasan Asia.
Negara-Negara Lain yang Terancam
Iran bukan satu-satunya negara yang menghadapi hambatan politik untuk tampil di Piala Dunia 2026. Larangan masuk ke AS juga berlaku untuk delapan negara lain, mayoritas dari Afrika dan Amerika Latin, seperti Mesir, Ghana, Pantai Gading, Venezuela, dan Senegal.
Kebijakan ini merupakan bagian dari pembatasan perjalanan era Trump yang hingga kini belum dicabut sepenuhnya. Dalam konteks ini, FIFA harus bertindak cepat dan fleksibel untuk menjaga integritas turnamen.
Penutupan Selat Hormuz oleh Iran, yang kini masih menunggu keputusan akhir dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, juga memperburuk kondisi ekonomi global dan memicu krisis minyak. Hal ini turut memberi tekanan tambahan terhadap negara-negara yang sangat tergantung pada pasokan energi kawasan Teluk.
AS bahkan telah meminta China untuk menekan Iran agar tidak menutup Selat Hormuz, mengingat China adalah pembeli minyak terbesar dari Iran. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyebut bahwa jika Iran menutup selat tersebut, itu akan menjadi “bunuh diri ekonomi.”
Situasi ini menunjukkan bagaimana konflik geopolitik dapat menyeret institusi olahraga seperti FIFA ke dalam medan diplomatik yang kompleks.
Keputusan FIFA dalam beberapa pekan ke depan akan menjadi penentu besar tidak hanya bagi Iran, tapi juga potensi peserta pengganti seperti Indonesia.
Sebagian artikel ini diolah dari Tribunnews
=====
Dapatkan berita terkini dan terpercaya seputar Surabaya, Sidoarjo, Gresik, dan berbagai peristiwa penting di Jawa Timur, termasuk kabar eksklusif tentang Persebaya Surabaya—langsung dari Harian Surya!
SURYA.co.id menghadirkan rekomendasi bacaan menarik yang tidak boleh Anda lewatkan, mulai dari update seputar klub kebanggaan Bonek, isu strategis daerah, hingga peristiwa terkini dari jantung Jawa Timur.
Bergabung sekarang di platform pilihan Anda:
- Whatsapp Channel Harian Surya: Klik di sini untuk bergabung
- Facebook SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Twitter SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Thread SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- Instagram SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
- News Google SURYA.co.id: Klik di sini untuk bergabung
Perang Iran dan Israel Ternyata Bisa Pecah Lagi, Presiden Masoud Pezeshkian Siap Segala Kemungkinan |
![]() |
---|
Usai Reda Perang Rudal dengan Iran, Israel Kini Panik 'Digoyang' Serangan Siber, Data Ini Bocor |
![]() |
---|
Perang Iran dan Israel Mereda, AS Kini Mau Cawe-cawe di Konflik Rusia-Ukraina: Kirim Banyak Senjata |
![]() |
---|
Berani Serang Israel Pakai Rudal di Tengah Perang dengan Iran, Inilah Profil Houthi di Yaman |
![]() |
---|
Belum Kelar Perang dengan Iran, Israel Malah Kena Serangan Rudal Houthi, Balas Dendam Perang Gaza |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.