Berita Viral

Inilah Biang Kerok di Balik Aksi Siswa SD Sawer Biduan di Tulungagung, Kepsek: Sudah Minta Maaf

Terungkap biang kerok di balik aksi siswa SD sawer biduan usai acara perpisahan di Tulungagung, Jawa Timur. Ternyata wali murid sendiri.

Tribunnews
SISWA SAWER BIDUAN - Ilustrasi siswa SD. Terungkap Biang Kerok di Balik Aksi Siswa SD Sawer Biduan di Tulungagung. 

SURYA.co.id - Terungkap biang kerok di balik aksi siswa SD sawer biduan usai acara perpisahan di Tulungagung, Jawa Timur.

Ternyata, biang keroknya adalah wali murid sendiri.

Karena yang menggelar acara tersebut adalah paguyuban wali murid kelas 6.

Uang sawer juga berasal dari para orang tua dan diberikan kepada siswa.

Pihak sekolah sama sekali tak mengetahui konsep acara tersebut.

Diketahui, Aksi siswa di SDN 1 Kenayan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim) yang bernyanyi hingga menyawer biduan di ruangan kelas membuat heboh.

Baca juga: Imbas Siswa Gelar Perpisahan Sekolah di Diskotek: Ternyata Diprotes Wali Murid, Ini Kata Pengamat

Dalam video yang beredar, terlihat beberapa siswa SD berjoget diiringi musik bersama dua penyanyi, pria dan wanita.

Salah satu siswa tampak menggenggam uang yang kemudian diberikan kepada penyanyi wanita atau menyawer.

Klarifikasi Pihak Sekolah

Kepala sekolah SDN 1 Kenayan, Admim Kholisina, akhirnya angkat bicara dan menyampaikan permintaan maaf atas kejadian tersebut.

"Acaranya sangat sederhana. Kita buka terop, terus pasang banner, hanya itu. Tidak ada tampilan sama sekali, tandanya hanya paduan suara dan tidak masang panggung," kata Kholisina, Jumat (20/6/2025), dikutip dari Kompas.com.

Menurutnya, acara resmi perpisahan hanya mencakup kegiatan seperti paduan suara, pelepasan topi, dan pelepasan balon.

Namun, dalam video yang viral, tampak sejumlah siswa berjoget dan menyawer biduan di dalam kelas.

Mereka memberikan lembaran uang kepada penyanyi yang sedang tampil, sambil mengikuti irama musik.

Pihak sekolah menegaskan bahwa kegiatan tersebut bukan bagian dari acara resmi sekolah.

"Untuk yang video viral itu, itu adalah semuanya murni dari wali murid, dari paguyuban kelas 6 SDN 1 Kenayan," terang Kholisina.

Kegiatan sawer tersebut disebut sebagai inisiatif dari paguyuban wali murid kelas 6.

Setelah video tersebut viral, pihak sekolah segera menghubungi para wali murid yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Wali murid yang bersangkutan kemudian menyampaikan permohonan maaf secara lisan dan tertulis kepada pihak sekolah.

"Kemarin setelah kejadian itu, sudah viral itu, akhirnya wali murid dihubungi, dan akhirnya wali murid sudah minta maaf ke sekolah. Kemarin ke sekolah minta maaf secara lisan dan tertulis," jelas Kholisina.

Dalam surat permohonan maaf, dijelaskan bahwa uang sawer berasal dari para orang tua dan diberikan kepada siswa.

Pihak sekolah menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui adanya rencana kegiatan tersebut sebelumnya.

Kepala sekolah mengakui bahwa pihaknya kecolongan dalam pengawasan kegiatan di luar agenda resmi.

"Ya, ini semuanya apa ya? Kita mengakui kalau kecolongan itu, dan kejadian itu adalah tidak pantas untuk anak-anak, ke depannya semoga tidak ada kejadian yang begini lagi, dan harus tidak ada," tegas Kholisina.

Pihak sekolah juga berharap agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.

Pihak sekolah berharap masyarakat dapat memahami posisi mereka dan mendukung upaya perbaikan ke depan.

Siswa Buat Acara Perpisahan di Tempat Hiburan Malam

Sebelumnya, sebuah acara perpisahan sekolah SMA di Kalimantan Selatan, menuai kontroversi. 

Pasalnya, acara perpisahan sekolah siswa SMA tersebut berlangsung di tempat hiburan malam, yang dinilai tidak pantas. 

Adalah SMAN 1 Sungai Tabuk yang mengadakan acara perpisahan sekolah di Hexagon, sebuah tempat hiburan malam yang berlokasi di Banjarmasin. 

Yang mengejutkan, pihak sekolah mengaku tak tahu bahwa lokasi acara perpisahan tersebut merupakan sebuah tempat hiburan malam. 

Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina mengaku, para siswa mengatakan lokasi perpisahan hanyalah sebuah kafe dan restoran. 

“Saya tidak mengetahui apa itu Hexagon sebelumnya,” ujar Elly, Sabtu (10/5/2025). 

Elly menjelaskan bahwa seluruh persiapan acara, termasuk pemilihan tempat, dilakukan sepenuhnya oleh siswa. 

“Mulai dari lokasi hingga susunan acara,” ujarnya. 

Pihak sekolah hanya bertindak sebagai pendamping. 

Selaim itu, Elly menekankan bahwa acara perpisahan itu disetujui dengan catatan, para siswa bertanggung jawab penuh atas jalannya acara. 

Di sisi lain, Sekretaris Disdikbud Kalsel, Hadeli Rosyadu, mengaku tidak menerima undangan atau pemberitahuan resmi dari pihak sekolah mengenai pelaksanaan acara itu. 

“Sepertinya pihak sekolah kecolongan karena panitia pelaksana berdalih bahwa lokasi itu hanya restoran biasa,” ujar Hadeli, Sabtu (10/5). 

Lebih lanjut, Hadeli menyayangkan bahwa sekolah tidak mematuhi Surat Edaran dari Kepala Disdikbud Kalsel yang dikeluarkan pada 18 Maret 2025. 

Surat edaran itu secara tegas melarang penyelenggaraan perpisahan di luar sekolah, termasuk di hotel atau tempat hiburan. 

Kepanitiaan pun diwajibkan melibatkan guru, orangtua, dan siswa, dengan pengelolaan dana di luar sekolah maupun komite. 

Hadeli memastikan kegiatan yang dilakukan di Hexagon itu melanggar ketentuan dalam surat edaran. 

“Kami akan menyampaikan kejadian ini kepada Plt Kadisdikbud Kalsel M Syarifuddin, dan menunggu arahan untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved