Berita Viral
Ditemukan Usai 19 Hari Menghilang, Siswi SMP Surabaya Terjerat Narkoba, Ayahnya Tolak Bantuan Pemkot
Ketemu Setelah Hilang 19 Hari, Siswi SMP di Surabaya Positif Narkoba, Ayahnya Tolak Dirawat Pemkot
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Empat orang teman di antaranya laki-laki berusia dewasa yakni RH (22), DA (23), RAF (18) dan RH (21), dan seorang perempuan berusia dewasa berinisial LZV (20).
Dari hasil penggeledahan di kamar hotel, petugas menemukan enam bungkus plastik kecil berisi sabu serta alat hisap (bong).
Setelah dilakukan tes, siswi SMP tersebut dinyatakan positif mengonsumsi narkotika jenis sabu.
“Unit Reskrim Polsek Tegalsari dipimpin AKP Pandu Bimantara berhasil menemukan anak hilang tersebut, di sebuah hotel wilayah Tegalsari bersama 5 orang dewasa lainnya. Saat dilakukan penggeledahan di kamar hotel, juga ditemukan barang bukti narkoba,” ujar Kapolsek Tegalsari Kompol Rizki Santoso, saat dihubungi SURYA.CO.ID Selasa (17/6/2025).
Selain itu, pihak kepolisian menduga remaja perempuan ini juga menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Berdasarkan keterangan awal, ia sempat dijajakan kepada pria hidung belang sebanyak tiga kali oleh seorang perempuan dalam kelompok tersebut.
Terpengaruh Teman Baru
Berdasarkan penelusuran pihak berwenang, anak ini kabur dari rumah sejak 28 Mei 2025.
Ia diduga terpengaruh pergaulan dan ajakan teman-teman barunya yang seluruhnya adalah orang dewasa.
Sang anak tinggal bersama ayah, kakek, dan pamannya.
Sementara sang ibu sudah tidak tinggal bersama mereka sejak bercerai.
Ida menduga, minimnya komunikasi dan kehadiran sosok orang tua membuat sang anak mencari figur pengganti dari lingkungan yang salah.
“Mungkin dia ingin mencari figur keluarga. Ayahnya bekerja sampai larut malam. Komunikasi kurang, dan pergaulan salah arah,” jelas Ida.
Ida menegaskan bahwa ketahanan keluarga merupakan faktor penting dalam menjaga tumbuh kembang anak.
Lingkungan rumah yang harmonis dan perhatian dari kedua orang tua dapat mencegah anak terjerumus dalam pergaulan yang salah.
“Kalau keluarga pecah, dampaknya ke mana-mana, terutama ke anak. Komunikasi harus dibangun agar anak bisa terbuka tentang kehidupan sosialnya,” pungkasnya.
(Kompas.com/Surabaya.tribunnews.com/Luhur Pambudi/Pipit Maulidiya)
Imbas Panitia HUT ke-80 RI di Brebes Minta Sumbangan Rp 500 Ribu ke Pedagang, Sekdes Klarifikasi |
![]() |
---|
Dimana Ibu Bayi 11 Bulan yang Tinggal Bersama Yusuf di Kolong Jembatan? Ada Fakta Mengejutkan |
![]() |
---|
Rekam Jejak Prof Koentjoro yang Marahi Rismon Sianipar karena Kasus Tudingan Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Arti Gestur dan Ekspresi Kombes Wira Satya saat Ungkap Penyebab Kematian Arya Daru, Pakar: Ada Beban |
![]() |
---|
Akhir Kasus Anak Usir Ibu Kandung di Probolinggo: Mbah Nortaji Dijemput Lagi, Momen Penjemputan Haru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.