Berita Viral

Sekolah Elite di Bekasi Disegel, Guru Kompak Resign Setelah Disuruh Beli Ayam & Antar Anak Yayasan

Sekolah elite di Bekasi disegel usai guru resign massal karena diperlakukan layaknya ART. Yayasan janji jual aset, ganti rugi dan lunasi gaji guru.

Editor: Adrianus Adhi
Warta Kota
GURU RESIGN MASSAL- Sejumlah guru pengajar Sekolah swasta elite di Jalan Baru Perjuangan Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi kini kompak resign atau berhenti kerja massal gegara diperlakukan seperti ART (Wartakotalive.com/Rendy Rutama) 

“Saya sudah meeting dengan pihak Disdik ranah PAUD, anak-anak yang masa sekarang ini sudah mau ke SD akan dibantu karena sudah habis PK pendaftarannya,” jelasnya.

Sementara itu, pengembalian uang kepada orangtua murid akan dilakukan setelah aset sekolah berhasil dijual.

“Yayasan akan menggantikan uang orang tua murid,” tegas Mario.

Tak hanya wali murid yang dirugikan, para guru pun mengaku mengalami perlakuan tidak manusiawi.

Salah satu guru, Anisa Dwi Zahra, mengungkapkan bahwa ia pernah disuruh membeli ayam goreng untuk anak pemilik yayasan.

“Saya juga pernah disuruh membeli ayam fried chicken jauh-jauh ke Jatiasih, sedangkan fried chicken di sekitar sini (Bekasi Utara) kan juga ada,” tutur Anisa.

Baca juga: UPDATE Pembunuhan Wanita di Losmen Kota Malang, Pelaku Bawa Kabur HP Korban

Ia mengaku sempat protes, namun tidak mendapat penjelasan memuaskan dari pihak yayasan.

“Saya sudah komplain, kenapa harus beli jauh-jauh, terus dari pihak yayasan tidak tahu alesannya apa, akhirnya saya jalan,” lanjutnya.

Meski diberi uang bensin, Anisa tetap merasa keberatan karena jarak tempuh yang cukup jauh.

“Dapet uang bensin, tapi sangat keberatan karena jauh sih,” ucapnya.

Kisah serupa juga dialami oleh Raihan Tri Wahyudi, staf pendidikan yang mengaku lebih sering bekerja di rumah pemilik yayasan ketimbang di sekolah.

“Setiap hari sebelum saya bekerja, harus ke rumah beliau (pemilik yayasan) untuk mengantar anak-anaknya berangkat sekolah,” ungkap Raihan.

Ia mengaku sulit menolak permintaan tersebut karena statusnya sebagai karyawan.

“Berat untuk menolak karena saya karyawan dan beliau pimpinan,” katanya.

Raihan juga mengaku hanya menerima gaji sebagai staf pendidikan, meski tugasnya lebih banyak di luar sekolah.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved