Berita Viral 

Akhirnya Dedi Mulyadi Bertemu Mendikdasmen usai Gebrakannya Dikritik, Malah Dipuji Soal Ini

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, akhirnya bertemu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu'ti.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Tangkap layar video Dedi Mulyadi
GEBRAKAN DEDI MULYADI - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, bertemu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, di Jakarta, Selasa (17/6/2025). 

Dwi mengatakan, sebelum kebijakan masuk sekolah pukul 06.00 WIB ini diterpakan, harus dilakukan kajian yang sangat matang agar tidak melanggar aturan yang selama ini telah diputuskan oleh pemerintah pusat.

"Kalau ini mau diterapkan harus dikaji, benar gak sesuai dengan aturan, dan sesuai dengan juklak juknis yang sudah ditentukan kementerian. Jadi, pada intinya jangan sampai juklak juknis enggak nyambung," ujar Dwi.

Terpisah, Nendah, warga yang juga seorang guru, menyatakan penolakannya terhadap kebijakan tersebut. 

Sebagai orangtua, ia harus menyiapkan sarapan dan mempersiapkan anaknya sebelum berangkat sekolah.

"Kalau saya mah nggak setuju. Baik posisi seorang ibu atau posisi guru juga," ujarnya, Senin (2/6/2025).  

Nendah menambahkan, persiapan yang matang sangat penting agar anak-anak dapat berkonsentrasi belajar.

"Sarapannya penting supaya anak-anak lebih konsentrasi belajar, membuat bekal - meminimalisir jajan sembarangan di lingkungan sekolah," jelasnya.

Ia juga mengkhawatirkan dampak dari jam masuk yang terlalu pagi terhadap mood anak, terutama bagi siswa TK dan SD kelas bawah. 

"Setiap anak berbeda dan tidak bisa disamakan," imbuhnya.

Senada dengan Nendah, Adi, warga Sukajadi, juga menolak kebijakan tersebut.

Menurutnya, memindahkan jam masuk sekolah tidak akan memecahkan masalah disiplin.

"Itu gak memecahkan masalah disiplin. Menurutku, soal meningkatkan disiplin itu bukan dengan memindahkan jam masuk sekolah, tapi soal bagaimana dia bersikap dan bertutur kata yang baik pada orang lain," ungkapnya.

Adi menambahkan, perubahan jam masuk sekolah akan memaksa anak-anak untuk berangkat lebih pagi dan memerlukan adaptasi yang berbeda-beda dari setiap anak.

Reaksi serupa datang dari Refi (38), yang juga mengekspresikan ketidaksetujuan terhadap rencana tersebut.

Ia menilai, kebijakan ini akan berpengaruh pada pola bangun tidak hanya anak, tetapi juga seluruh keluarga. 

"Kurang setuju terlalu pagi. Kalo misal sekolah jam 6, kemungkinan anak dan orang tua harus bangun sekitar pukul 4.45 WIB," katanya.

Refi berharap agar jam sekolah kembali ke waktu normal, karena tidak semua anak dapat beradaptasi dengan perubahan tersebut.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved