Program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA, Bangun Desa Sehat demi Jaga Warisan Tengger di Wonokitri

Program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA melibatkan mahasiswa sebagai katalis perubahan melalui aksi nyata di lapangan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
BCA
GENERA-Z BERBAKTI - Tim dari UB saat tampil beradu ide untuk menjadi kelompok terpilih agar bisa turun langsung ke Desa Wonokitri, membantu masyarakat menjawab tantangan tersebut. Mereka satu dari dua tim peserta Program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA melibatkan mahasiswa sebagai katalis perubahan melalui aksi nyata di lapangan. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Program Genera-Z Berbakti dari Bakti BCA melibatkan mahasiswa sebagai katalis perubahan melalui aksi nyata di lapangan, tepatnya di kaki Gunung Bromo, Desa Wisata Edelweiss Wonokitri.

Desa ini bukan hanya dikenal sebagai gerbang utama Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tetapi juga penjaga budaya dan kearifan lokal Suku Tengger.

"Keunikan lanskap pegunungan, tradisi adat, dan budidaya bunga edelweiss menjadi daya tarik wisata sekaligus sumber kebanggaan warga. Namun, ada sejumlah tantangan yang dihadapi masyarakat Desa Wonokitri," kata Hera F Haryn, EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Senin (16/6/2025).

Deforestasi yang meningkatkan potensi longsor adalah salah satunya.

Selain itu, ada juga masalah pengelolaan sampah dari sektor pariwisata yang belum dilakukan secara berkelanjutan, serta belum meratanya akses kesehatan dan pendidikan.

Para peserta program ini antara lain mahasiswa dari Universitas Brawijaya (UB) Malang yang mengambil tema Desa Sehat dari Akar Rumput.

Tim UB hadir membawa proposal program berjudul 'Adinata Wonokitri: Penerapan Integrasi Inovasi Universitas Brawijaya untuk Transformasi Desa Wisata Adat Tengger Sehat Holistik menjadi Pusat Ketahanan Pencegahan Penyakit Tidak Menular Kelompok Sindrom Metabolik Berbasis Digital dan Budaya'.

Sebanyak 12 mahasiswa UB menyusun strategi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Wonokitri terkait penyakit tidak menular (PTM).

Tak hanya memberi pemahaman, mereka juga hendak melakukan pendampingan dan menyusun rencana aksi secara holistik bagi kader kesehatan di sana.

Program kerja berupa deteksi dini sindrom metabolik, manajemen stres berbasis kearifan budaya lokal, serta komunikasi kesehatan berbasis budaya lokal menjadi andalan kelompok UB.

"Mereka merencanakan penanganan masalah kesehatan masyarakat di Desa Wonokitri menggunakan pendekatan teknologi, dan aman menggelar Smart Medical Checker serta Festival Tengger Harmony Healing Week," jelas Hera.

Kemudian ada mahasiswa Universitas Indonesia UI).

Dengan tema Lingkungan, Pendidikan, dan Kesehatan dalam Harmoni Kelompok dari UI yang membawa program bernama 'SAVANA: Sustainable Action for Village, Agriculture, Nature, and Health sebagai Optimalisasi Kesehatan Masyarakat dan Penguatan Ekowisata Alam di Wonokitri melalui Pendidikan, Konservasi Edelweiss, dan Manajemen Sampah Berbasis Komunitas'.

Dalam tim beranggotakan 9 mahasiswa ini, mereka merancang kegiatan edukatif di alam terbuka yang menyatukan pembelajaran tentang ekosistem gunung, pengelolaan sampah, serta pentingnya gaya hidup sehat untuk anak-anak usia sekolah.

Kelompok UI juga merancang kegiatan workshop pembuatan pestisida organik, pupuk organik, dan bioplastik, serta peningkatan kapasitas bahasa Inggris bagi warga Desa Wonokitri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved