SURYA Kampus

Perjuangan Iqbal Anak Buruh Akhirnya Bisa Kuliah Kedokteran UI, Tak Menyerah Meski Gagal SNBP 2025

Sempat gagal di Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP) 2025, tak membuat Iqbal Rasyid Achmad Faqih menyerah. Begini perjuangannya.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kemenag
UTBK 2025 - Iqbal Rasyid Achmad Faqih, anak buruh yang lolos UTBK SNBT 2025 Kedokteran Universitas Indonesia (UI). 

Tak berhenti berprestasi di bangku SMP, saat SMA ia terus mengasah kemampuannya dalam bidang fisika, riset, dan debat Bahasa Indonesia.

Ia kerap menjadi juara lomba tingkat provinsi, dan kembali mewakili Bengkulu di ajang nasional, yakni Kompetisi Sains Madrasah (KSM) di Ternate, Maluku Utara.

Semangat belajar Iqbal tidak pernah surut, bahkan menjelang akhir masa sekolah, ia mulai fokus mempersiapkan diri menghadapi Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (SNBT) untuk masuk UI.

Sejak kelas 12 semester pertama, ia telah mencicil materi UTBK, aktif dalam tryout, membuat kelompok belajar, dan mengikuti bimbingan intensif dari madrasah.

Kalau libur sekolah, ia menghabiskan waktu di Perpustakaan Daerah Bengkulu untuk belajar dari pagi hingga sore.

Kemudian malamnya mereka belajar bersama di rumah secara bergantian. 

Kisah Mahasiswa ITB

Sebelumnya, kisah mengharukan datang dari Devit Febriansyah, siswa SMA Negeri 1 Bukittinggi, yang dinyatakan lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Institut Teknologi Bandung (ITB) 2025. 

Kisah Devit disampaikan Dosen Teknik Metalurgi ITB, Imam Santoso, dalam unggahan Instagram pribadinya. 

Imam menceritakan bahwa Devit diterima di Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI-ITB) melalui jalur prestasi. 

Pencapaian ini pun menarik atensi Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara. 

Tata bahkan mendatangi kediaman Devit di Bukittinggi, untuk menjemputnya.

"Diarak Rektor di lereng Gunung Singgalang, Sumatera Barat. Devit dari SMAN 1 Bukittinggi keterima STEI, tremor, tau ada Pak Rektor," tulis Imam Santoso.

Kehadiran Tata disambut hangat oleh orang tua Devit.

Orang tua Devit, Doni Afrijal dan Julimar, juga sempat menangis haru karena tak percaya Rektor ITB datang ke tempatnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved