SURYA Kampus

Kisah Haru Devit Anak Kuli Angkut Lolos SNBP ITB 2025, Warga Kampung Patungan Bantu Biaya Merantau

Kisah mengharukan datang dari Devit Febriansyah, siswa SMA Negeri 1 Bukittinggi, yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Instagram
SNBP 2025 - Rektor ITB, Tatacipta Febriansyah, menemui Devit, pelajar asal Bukittinggi yang lolos SNBP 2025 

"Devit keterima ITB bikin bangga sekampung, penduduk patungan bantu Devit, 50rb, 100rb, dan seterusnya," sambung Imam sembari menunjukkan pesan grup di Whatsapp (WA).

Unggahan Imam Santoso pun langsung dibanjiri komentar warganet.

@dia***.
semoga Devit dan orang orang yang membersamainya senantiasa dimudahkan jalannya MasyaAllah ikut bangga sama anak orang 

@rit***.
Yg bikin terharu disini masyarakat kampung nya yg saling bantu sampe iuran untuk bekal Devit di Bandung. Jujur terharu, buat Devit yg semangat belajar nyaa ya. Nanti kalo udah sukses jangan lupain masyarakat kampungnya."

"Dan semoga Devit bisa jadi panutan untuk adik2 dikampungnyaa biar rajin belajar dan masuk ITB kaya Devit. Selamat ya Devit, semoga setelah lulus nanti bisa membawa perubahan baik untuk masyarakat kampungnya. Aamiin

@alf***.
Devit bener-bener pribadi 'anak baik' yang terselamatkan oleh bantuan para warga. Bener-bener terharu karena beliau disokong oleh para warga dengan urunan, ini adalah budaya urunan & gotong royong yang masih common di desa. Proud of you Davit, semoga potensi mu dapat berkembang secara maksimal & dapat mensejahtrakan keluarga mu di desa

Rektor ITB Jemput Mahasiswa Bukittinggi

SNBP 2025 - Rektor ITB, Prof Tatacipta Dirgantara, menemui Nauli Al Ghifari di Bukittinggi, Sumatera Barat, (7/6/2025).
SNBP 2025 - Rektor ITB, Prof Tatacipta Dirgantara, menemui Nauli Al Ghifari di Bukittinggi, Sumatera Barat, (7/6/2025). (ITB)

Tak hanya Devit, Rektor ITB juga mendatangi sekaligus menjemput pelajar asal Bukittinggi, Sumatera Barat, Nauli Al Ghifari (18), yang berhasil lolos SNBP 2025.

Ia diterima di Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung (ITB).

Ini menjadi kesempatan emas bagi Nauli karena dapat melanjutkan pendidikan di jenjang perkuliahan. 

Mengingat, ia terlahir dari keluarga sederhana. 

Ayahnya, Panalihon, bekerja sebagai penjual pakaian bekas di Pasar Atas. 

Panalihon menyebut, putranya memang disiplin soal pendidikan.

“Nauli itu sering belajar dari pukul 03.00 WIB hingga pagi hari,” ungkap Panalihon, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

“Bahkan untuk ke luar rumah sangat jarang. Sejak kecil juga sudah saya arahkan untuk rajin membaca, bebas buku apa saja,” tambahnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved