SURYA Kampus

Cegah Judi Online Remaja, Mahasiswa Undika Surabaya Ciptakan Board Game Edukatif

Mahasiswa Desain Komunikasi Visual Universitas Dinamika Surabaya Jawa Timur, Hanif Sholahuddin Zain, menciptakan board game edukatif

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
BOARD GAME - Hanif Sholahuddin Zain, Mahasiswa DKV Undika Surabaya Jawa Timur menunjukkan Board Game Tolak Rayuan Dusta buatannya. Permainan ini dirancang sebagai bagian dari tugas akhirnya, dengan tujuan mengedukasi remaja berusia 17–20 tahun tentang bahaya judi online melalui media interaktif yang menyenangkan. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Mahasiswa Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Dinamika (Undika) Surabaya Jawa Timur, Hanif Sholahuddin Zain, menciptakan board game edukatif bertajuk Tolak Rayuan Dusta untuk mencegah kecanduan judi online di kalangan remaja.

Permainan ini dirancang sebagai bagian dari tugas akhirnya, dengan tujuan mengedukasi remaja berusia 17–20 tahun tentang bahaya judi online melalui media interaktif yang menyenangkan. 

Hanif menjelaskan board game ini mengusung konsep edukasi berbasis permainan dengan tema utama self control atau kontrol diri.

Baca juga: Raperda Khusus Batal Dibentuk, DPRD Jatim Cegah Judi Online dan Pinjol Lewat Perda Trantib

“Board game adalah sarana media pembelajaran yang cocok bagi para remaja, karena dengan bermain, mereka juga bisa belajar tentang bahaya judi online dan mengasah pola pikir untuk mengambil keputusan yang baik,” ujar Hanif, Senin (21/7/2025).

Mengambil inspirasi dari board game Saboteur, Tolak Rayuan Dusta menampilkan dua karakter utama, yaitu remaja dan bandar. 

Pemain yang berperan sebagai remaja bertugas menyusun jalan menuju kartu finish berupa tabungan, sementara karakter bandar berusaha menyesatkan jalur tersebut menuju kartu finish bergambar judi.

Baca juga: Temuan Limbah Kaca di Bungah Gresik, DPRD akan Lakukan Ini

Permainan ini terdiri dari lima jenis kartu: kartu jalan, kartu edukasi, kartu intip, kartu lewat, dan kartu acak. 

"Permainan ini juga dilengkapi teknologi augmented reality (AR) yang memungkinkan pemain memindai kartu finish dan cover permainan untuk merasakan pengalaman bermain secara tiga dimensi,” jelas Hanif.

Permainan ini dapat dimainkan oleh tiga hingga enam pemain dan didukung dengan perlengkapan edukatif tambahan seperti kaos, stiker, tumbler, notebook, dan standee.

Dalam proses penciptaannya, Hanif melakukan riset dan wawancara mendalam dengan komunitas pencegahan judi online, psikolog, serta pihak terkait lainnya. 

Ia berharap karya ini mampu menjadi media edukatif alternatif yang efektif di tengah maraknya kasus judi online.

“Semoga dengan board game ini, masyarakat khususnya remaja bisa tergerak untuk mencegah diri agar tidak terjerumus dalam rayuan judi online,” tutupnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved