Banjir Terparah Masih Tenggelamkan Desa di Mojoagung, BPBD Jombang Waspadai Dampak Hujan Susulan
“Kami sudah bersiaga. Kalau air tidak kunjung surut dan situasi memburuk, evakuasi akan kami lakukan secepatnya,” kata Wiku
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, JOMBANG - Hujan deras berkepanjangan di wilayah Kabupaten Jombang sejak Minggu (8/6/2025) sore lalu berdampak banjir besar di sejumlah desa.
Sampai Senin (9/6/2025), banjir masih melanda beberapa desa, termasuk Desa Kademangan di Kecamatan Mojoagung menjadi wilayah terdampak paling parah.
Ketinggian air yang mencapai 1,5 meter merendam rumah warga, serta memutus akses transportasi di sejumlah titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang mencatat, kondisi geografis Kademangan yang berada di dataran rendah membuat wilayah ini rawan terendam saat debit air sungai meningkat drastis.
Menurut Plt Kepala BPBD, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas, air sungai yang meluap langsung masuk ke permukiman karena daya tampung saluran yang tidak memadai.
“Air meluber dari sungai dan tidak tertahan lagi. Akibatnya, permukiman warga langsung tergenang. Yang paling parah pagi ini ada di Desa Kademangan,” ujar Wiku saat meninjau lokasi banjir, Senin (9/6/2025).
Selain Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobito juga masuk zona merah banjir. BPBD saat ini sedang melakukan pemantauan intensif serta penilaian potensi evakuasi jika hujan susulan kembali turun.
“Kami sudah bersiaga. Kalau air tidak kunjung surut dan situasi memburuk, evakuasi akan kami lakukan secepatnya,” kata Wiku.
Guna mengatasi persoalan banjir yang kerap berulang, BPBD Jombang akan mengajukan program normalisasi sungai kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS).
Langkah ini dinilai mendesak karena tingginya endapan sedimen di dasar sungai telah memperlambat laju aliran air.
“Tanpa normalisasi, daerah-daerah seperti Kademangan akan terus terancam banjir setiap musim hujan. Kami tidak bisa hanya mengandalkan tanggap darurat, harus ada solusi jangka panjang,” tegasnya.
Pemda kini tengah menyusun strategi penanganan yang bersifat sistemik dan berkelanjutan, agar bencana serupa tidak kembali melumpuhkan aktivitas warga setiap tahun.
Diberitakan sebelumnya, hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Jombang sejak Minggu (8/6/2025) hingga Senin (9/6/2025) pagi, menyebabkan sejumlah sungai meluap dan memicu banjir di berbagai wilayah.
Sebanyak 13 titik di lima kecamatan terdampak, dengan ketinggian air bervariasi antara 5 hingga 150 centimeter.
Wiku menyampaikan bahwa air mulai menggenangi permukiman warga sejak Senin dini hari, dipicu naiknya debit sungai secara drastis akibat curah hujan ekstrem.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.