Berita Viral
Telanjur Diragukan Orangtua, KPAI Dukung Dedi Mulyadi Atur Jam Malam untuk Pelajar dengan Syarat Ini
Telanjur mendapat kritik dari para orang tua, gebrakan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menerapkan jam malam untuk pelajar, didukung KPAI
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
"Sempat ada khawatir, cuma sekarang kayaknya lebih ke bangga."
"Pengalaman yang aku dapatkan karena nggak semua orang bisa mendapatkan yang aku rasakan, seperti upacara di Gedung Sate, ketemu gubernur, dan teman dari berbagai kota," tuturnya.
Selama di Dodik, Keyzia merasakan perlakuan baik dari para pelatih yang menganggapnya seperti anak sendiri.
Ia menegaskan bahwa tidak ada kekerasan dalam pelatihan tersebut, melainkan pelatihan yang mengajarkan disiplin, menghargai waktu, teman, dan orangtua.
"Tidak ada kekerasan sama sekali. Malah pelatihnya kaya ibu dan ayah sendiri.
Di sana banyak pengalaman dan ilmu baru diajarkan disiplin, menghargai waktu, teman, dan orangtua," katanya.
Keyzia menjelaskan rutinitas harian selama di Dodik, yang dimulai dengan bangun tidur subuh, beres-beres kasur, mandi, persiapan sholat di masjid, senam pagi, sarapan, apel pagi, hingga pelajaran baris berbaris dan materi pelajaran sekolah seperti PKN, matematika, dan bahasa Inggris.
Setelah mengikuti program tersebut, Keyzia masih dalam pengawasan Dinas Pendidikan Jabar (Disdik) dan para pelatih untuk memastikan konsistensi sikapnya dan terhindar dari pengaruh buruk lainnya.
"Masih dalam pemantauan. Sebulan sekali atau seminggu sekali ke Dodik," pungkasnya.
Ingin Masuk TNI
Kisah lain juga dirasakan Christover Segi.
Ia mengaku semakin percaya diri menggapai cita-cita sebagai TNI, setelah mengikuti program barak militer.
Christover, yang awalnya dikenal sebagai siswa yang kerap bolos sekolah, kini sudah menunjukkan perubahan sikap.
Saat ditemui di Gedung Pakuan, Jalan Otto Iskandar Dinata, Selasa (20/5/2025), Christover menunjukkan perubahan sikap yang mencolok.
Ia memberikan hormat sebelum mencium tangan kedua orang tuanya. Sebuah gestur kecil, namun sarat makna bagi proses pembentukan dirinya.
Christover mengaku, awalnya sempat kesulitan beradaptasi di lingkungan barak yang keras dan jauh dari orang tua.
"Awal-awal sempat sedih, merasakan berat jauh dari orang tua. Tapi setelah berjalan, jadi sudah terbiasa, mulai beradaptasi," akunya.
Selama pendidikan, ia mulai memahami arti penting waktu, kedisiplinan, dan mental yang kuat. Hal-hal yang selama ini kerap ia abaikan.
"Saya sudah sadar, enggak akan diulangi lagi. Karena dari dodik (depo pendidikan) kita belajar menghargai waktu itu penting banget, disiplin itu penting banget, kalau enggak dibiasain mental juga jadi bermasalah," kata Christover.
Ia pun mantap ingin menjadi prajurit TNI setelah lulus sekolah.
Menurutnya, pengalaman di barak militer menjadi bekal awal yang sangat berharga.
Beruntung, keinginan itu mendapat dukungan dari sang ayah, Thomas Aquino (43).
Ia mengaku sangat bangga melihat perubahan anaknya yang kini lebih tenang dan fokus menatap masa depan.
"Kami sangat terharu melihat anak kami," ungkap Thomas kepada Kompas.com.
Thomas tak menampik bahwa sebelum mengikuti program, anaknya kerap bermasalah di sekolah.
"Ya, memang anak kami ini ada permasalahan di sekolah, dia itu anaknya enggak bisa diem, aktif sekali, makanya suka bolos pelajaran. Di kelas itu seperti enggak tenang," ujarnya.
Namun, sejak awal program ini diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Thomas langsung antusias mendaftarkan anaknya.
"Saya sangat mendukung apa yang dia inginkan ketika dia punya keinginan untuk menjadi tentara. Makanya saya bilang jangan lewatkan kesempatan ini karena bisa jadi persiapan dari sekarang," tuturnya.
Ia bahkan mengibaratkan Christover seperti besi yang harus ditempa agar menjadi kuat dan bernilai.
"Intinya, kami sangat bersyukur ada program Pak Gubernur ini," tandasnya.
Siswa Pemabuk Kini Tobat
RFS, siswa asal Cimahi, juga merasakan perubahan pada dirinya setelah mengikuti program barak militer.
Ia berkomitmen untuk tidak mengulangi perilaku negatif, seperti bolos sekolah, merokok, dan mengonsumsi minuman keras.
"Awalnya iseng-iseng dan didukung orangtua juga. Dipikir-pikir lumayan untuk melatih diri agar bisa lebih baik lagi."
"Dan cita-cita ingin jadi tentara sekalian coba," ungkapnya, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Selama menjalani program tersebut, RFS mengaku banyak mendapatkan pelajaran berharga, mulai dari disiplin hingga keberanian berbicara di depan umum.
Ia juga dibekali semangat kebersamaan dan rasa saling memiliki meski baru saling mengenal dalam waktu singkat.
"Jiwa korsa lebih tinggi aja," ucapnya.
Pengalaman paling berkesan bagi RFS adalah ketika ia dan teman-teman lainnya mendapat hukuman direndam di kolam, meskipun bukan karena kesalahan yang diperbuatnya.
Pengalaman tersebut turut mengajarkan pentingnya menghargai waktu, terutama saat menjalankan kewajiban beribadah tepat waktu.
RFS berharap, setelah lulus dari program ini, dirinya dan teman-temannya dapat konsisten dalam disiplin dan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik setiap hari.
"Tinggalkan hal-hal yang buruk. Buat apa untungnya, setelah saya pikir dan coba, tiap hari kerjaannya berantem, mabuk, merokok."
"Semenjak masuk menjadi lebih sehat dan ternyata lebih enak," pungkasnya.
Pecandu Game
Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 dari SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi, merasakan banyak pelajaran berharga.
Fajril mengungkapkan, tidak ada paksaan dari orangtuanya maupun guru untuk mengikuti program tersebut.
Ia dengan sadar ingin ikut serta dalam pendidikan ini agar bisa menjadi pribadi yang lebih baik.
Sebelumnya, ia mengaku lebih banyak menghabiskan waktu bermain game dan mengabaikan sekolah serta tidak menghormati orangtua.
Sebelumnya, ia mengaku lebih banyak menghabiskan waktu bermain game dan mengabaikan sekolah serta tidak menghormati orangtua.
"Ada keinginan buat belajar jadi lebih baik," ujarnya saat berbincang dengan Kompas.com di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025).
Setelah mengikuti program pendidikan tersebut, Fajril menyadari bahwa keluarga adalah hal terpenting dalam hidupnya.
Rindu rumah senantiasa membayanginya selama di asrama, namun ia terus berusaha menguatkan diri untuk menjadi lebih baik.
Ia juga merasa beruntung bisa berbagi rasa kangen dengan teman-teman barunya di asrama, yang ia anggap sebagai keluarga baru.
Prestasi yang mengagumkan Di Dodik, Fajril berhasil mengenali dirinya sendiri lebih baik.
Berkat kerja kerasnya, ia menjadi siswa terbaik dalam pelatihan baris-berbaris dan menerima hadiah sebesar Rp 25 juta dari Gubernur Jawa Barat.
Dia membuktikan bahwa program tersebut telah mengubah pribadinya menjadi lebih baik. Fajril ditunjuk oleh pelatih sebagai salah satu Komandan Pleton (Danton) dalam upacara Hari Kebangkitan Nasional.
"Jadi lebih baik mampu memimpin pasukan dan bicara di depan umum. Jadi Danton, dan juara baris-berbaris terbaik," kata Fajril.
Keseruan dan kenangan di asrama Fajril juga mengenang berbagai momen menarik selama pendidikan.
Salah satu yang paling mengesankan adalah saat temannya tertangkap membawa rokok ke dalam asrama.
Ia dan teman-temannya dihukum dengan diceburkan ke kolam lele hingga basah kuyup.
Meski begitu, Fajril menganggap peristiwa itu sebagai pelajaran untuk lebih taat pada aturan.
"Ketika teman-teman ada yang membawa rokok ketahuan, diceburin ke kolam lele sampai basah semua," katanya.
Saat ini, Fajril merasa sedih harus berpisah dengan teman-teman asramanya setelah lulus dari program tersebut.
Banyak kisah yang penuh suka dan duka yang akan ia kenang.
"Lega bisa bermain lagi, tapi sedih karena tertinggal atau berpisah dengan teman tidak ketemu lagi," tuturnya.
Pendidikan yang positif dan tanpa kekerasan Fajril juga membantah isu adanya unsur kekerasan dalam program pendidikan tersebut.
Menurutnya, para siswa diajarkan untuk menghargai diri sendiri dan orang lain serta disiplin.
Para pelatih juga sangat perhatian dengan menyiapkan makanan bergizi dan enak, termasuk sayuran dan daging.
"Hoaks (kekerasan), pertama diajarin bangun pagi, shalat subuh, senam, baris-berbaris, kemudian ke aula untuk belajar, tidak ada kekerasan fisik," jelasnya.
Berbekal pengalaman berharga dari program ini, Fajril semakin mantap dalam bercita-cita untuk menjadi seorang prajurit TNI.
"Saya setelah ini pengen melanjutkan menjadi TNI," pungkasnya.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
berita viral
KPAI
Dedi Mulyadi
jam malam untuk pelajar
gebrakan Dedi Mulyadi
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)
Usai Affan Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Prabowo Beri Rumah, Dedi Mulyadi Asuh Adiknya |
![]() |
---|
Respons Adem Ayah Affan Driver Ojol Dilindas Rantis Brimob, Tak Mau Semua Polisi Jadi Korban |
![]() |
---|
Rekam Jejak Brigjen Muhammad Nas yang Turun Tangan Tenangkan Massa Ojol, Mentereng di Kostrad |
![]() |
---|
3 Gelagat Korban yang Tewas saat Kebakaran di DPRD Makassar Usai Digeruduk Massa Demo, Terjebak Api |
![]() |
---|
Imbas Affan Kurniawan Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob, Mahfud MD Salahkan Sosok Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.