Siswa TK di Bojonegoro Mengungsi Belajar ke Balai Desa Sukowati, Terganggu Bau dari Pabrik Tembakau

Puluhan siswa PAUD dan TK di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, terganggu bau dari pabrik tembakau PT Sata Tec Indonesia

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Misbahul Munir
MENGUNGSI BELAJAR - Suasana aktivitas belajar mengajar para siswa PAUD dan TK Harapan Bunda di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang terpaksa mengungsi belajar ke balai desa setempat lantaran terdampak bau menyengat dari pabrik tembakau PT Sata Tec Indonesia, Selasa (3/6/2025). 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO – Puluhan siswa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman Kanak-kanak (TK) Harapan Bunda di Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), terpaksa harus meninggalkan ruang kelas alias mengungsi ke balai desa setempat.

Penyebabnya bukan bencana alam, melainkan bau menyengat yang berasal dari cerobong pabrik pengolahan tembakau PT Sata Tec Indonesia (STI) yang berada sekitar 50 meter dari sekolah mereka.

Anak-anak yang biasanya belajar dan bermain dengan ceria, kini harus menjalani kegiatan belajar mengajar di Balai Desa Sukowati, yang disulap menjadi ruangan darurat kelas sementara.

Hal ini terpaksa dilakukan, sebab para siswa mengeluh pusing, mual dan tidak tahan dengan bau tajam yang keluar dari pabrik.

“Kasihan anak-anak, belajarnya tidak nyaman. Harus pindah-pindah terus. Baunya itu lho, bikin pusing,” tutur Lisa, salah seorang wali murid, selasa (3/5/2025).

Di lain sisi guru PAUD/TK Harapan Bunda, Dika Martania, mengungkapkan bahwa atas kondisi ini pihak sekolah tidak tinggal diam.

Penuturan Marta, pihak sekolah telah beberapa kali menyampaikan keluhan kepada pihak manajemen PT STI. 

Bahkan, sebelumnya telah disepakati bahwa pabrik tidak akan beroperasi saat jam belajar berlangsung.

Namun, menurut Marta, janji tersebut tidak ditepati. 

Pabrik tetap beroperasi dan menimbulkan bau menyengat saat proses belajar mengajar berlangsung.

“Anak-anak sudah beberapa kali mengeluh, dan kami tidak bisa memaksakan mereka tetap belajar di bawah kondisi seperti itu,” terangnya.

Kondisi memprihatinkan ini, mendapat perhatian dari Kepala Desa (Kades) Sukowati, Amik Rohadi. 

Ia mempersilakan balai desa digunakan sebagai lokasi darurat proses belajar-mengajar, tanpa batas waktu.

“Ini sifatnya darurat. Kami kasihan melihat anak-anak. Jadi kami izinkan balai desa dipakai, agar kegiatan belajar tetap bisa berjalan,” ujar Amik.

Kabar terganggunya aktivitas belajar para siswa dan masyarakat ini pun langsung direspons oleh DPRD Bojonegoro.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved