Banjir Silih Berganti Hambat Proyek Tebing Bengawan Solo, Ruas Pelindung di Bojonegoro Ambruk Lagi

Saat proyek masih berjalan, tebing pelindung sungai di Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno kembali luruh diterjang banjir

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Deddy Humana
surya/misbahul munir
PROYEK TANGKIS SUNGAI - Megaproyek pelindung tebing Sungai Bengawan Solodi Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Pembangunan belum selesai, bangunan kembali diterjang banjir. 


SURYA.CO.ID, BOJONEGORO – Kondisi tebing sungai yang labil akibat banjir yang datang silih berganti, menjadi kendala pembangunan pelindung tebing Sungai Bengawan Solo.

Saat proyek masih berjalan, tebing pelindung sungai di wilayah Desa Lebaksari, Kecamatan Baureno kembali luruh diterjang banjir.

Sebelumnya pada Desember 2024 yang lalu, proyek senilai Rp 40 miliar ini mendapat sorotan lantaran ambruk diterjang banjir luapan sungai Bengawan Solo.

Kontraktor pelaksana pun dibuat bekerja ekstra untuk melakukan perbaikan. Namun banjir kembali datang sehingga kondisi pengerjaan justru semakin memburuk.

Pantauan di lokasi, proyek menunjukkan kerusakan serius. Belasan meter tiang pancang tampak roboh dan sebagian bahkan sudah ambruk menjorok ke arah sungai.

Sementara dua unit alat berat jenis excavator terlihat sibuk bekerja membuka akses untuk pemasangan pancang pelindung.

Terlihat pula dua crane disiagakan namun belum tampak digunakan. Suasana proyek nampak tak banyak aktivitas yang berarti, jauh dari kesan pengerjaan konstruksi besar.

Warga Desa Lebaksari berinisial NA mengemukakan, pengerjaan perbaikan proyek yang dijalankan oleh PT Indopenta Bumi Permai tersebut sempat tidak tersentuh lantaran Bengawan Solo meluap. Aktivitas pengerjaan baru dilakukan beberapa hari terakhir pasca banjir surut.

“Setelah beberapa kali banjir, kondisinya tambah parah. Tetapi sampai sekarang begitulah kondisinya, belum ada perbaikan yang benar-benar dilakukan, hanya 2 alat berat yang bekerja,” ungkapnya, minggu (1/6/2025).

Sementara juru bicara PT Indopenta Bumi Permai, Ardhiyana mengakui bahwa saat ini proyek masih dalam tahap persiapan pembuatan dudukan untuk pemasangan tiang pancang.

Ardhiyana menjelaskan bahwa ada penyesuaian desain terhadap pengerjaan konstruksi. Itu berdasarkan rekomendasi teknis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya sebagai konsultan.

“Ada perubahan desain, tetapi tidak signifikan. Semuanya sesuai dengan rekomendasi teknis dari ITS. Rencana Anggaran Biaya (RAB) juga tetap seperti semula,” jelas Ardhiyana.

Di sisi lain, hingga kini pihak kontraktor juga menunggu turunnya rekomendasi teknis (rekomtek) dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Proses administrasi ini ditambah kondisi cuaca yang tidak menentu dan banjir, lanjut Ardhiyana membuat pengerjaan perbaikan menjadi terkendala.

“Kami masih menunggu rekomtek dari BBWS. Banjir yang terjadi juga menyulitkan pelaksanaan. Bahkan bronjong yang sudah terpasang harus kami evakuasi agar tidak terbawa arus,” tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved