IdulAdha 2025, Peternak Sapi Padangan Tulungagung Terima Pesanan 100 Ekor Sapi Kurban
IdulAdha menjadi momentum yang menggembirakan bagi Agus Prasetyo, peternak sapi pedaging di Desa Padangan, Kecamatan Ngantru, Tulungagung
Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - IdulAdha menjadi momentum yang menggembirakan bagi Agus Prasetyo (37), salah satu peternak sapi pedaging di Desa Padangan, Kecamatan Ngantru, Tulungagung.
Desa Padangan, Kecamatan Ngantru selama ini memang menjadi sentra penggemukan sapi pedaging terkemuka di Tulungagung.
Bahkan, salah satu sapi peliharaannya juga dibeli Presiden Prabowo, untuk dikurbankan di Tulungagung.
"Untuk tahun ini sudah ada pesanan sekitar 100 ekor sapi. Jumlah ini sebenarnya turun dibanding tahun lalu," ucap Agus.
Ia mengungkapkan, Idul Adha tahun lalu dirinya menerima pesanan 200 ekor sapi pedaging.
Sementara tahun ini Agus mengaku sedang fokus pada pengembangan kandang, sehingga sapi yang tersedia terbatas.
Setiap pesanan yang masuk belakangan, akan diberikan ke peternak lain.
"Kalau ada pesanan yang masuk belakangan, saya lempar ke teman-teman. Saya fokus pada 100 ekor pesanan itu," jelasnya.
Selain lokal Tulungagung, permintaan lokal Jawa Timur datang dari Jombang, Surabaya dan Sidoarjo.
Lalu di luar Jawa Timur, pesanan datang dari Boyolali, Bekasi, Bogor, Bandung dan Jakarta.
Sapi yang diminta rata-rata beratnya 600 kg sampai 700 kg.
"Untuk yang ke Surabaya, permintaannya 800 kilogram. Yang ke barat kebanyakan 600 sama 700 kilogram," tambahnya.
Agus mematok harga jual berdasarkan berat timbang.
Untuk sapi super dengan daging yang padat, dihargai Rp 60.000 per kilogram berat timbang.
Sementara sapi standar dihargai Rp 57.000 per kilogram berat timbang.
Agus juga mempunyai koleksi sapi-sapi jumbo dengan berat di atas 1 ton.
Sapi-sapi ukuran raksasa ini kebanyakan dipesan oleh tokoh publik di Tulungagung dan sekitarnya.
Agus menyebut satu nama ulama muda yang sudah memesan 1 ekor sapi 1 ton lebih 200 kg.
"Semua permintaan sudah siap semua. Tinggal nanti dikirim," tegasnya.
Setelah Idul Adha, maka kandang akan sepi karena banyak sapi yang terjual.
Agus mengaku selalu mencari sapi pedaging bakalan dari para peternak kecil.
Alasannya, supaya ada pemberdayaan di antara sesama peternak.
"Sebenarnya ada yang nawarin sapi dari peternak besar, sekali ambil terpenuhi semua. Tapi kasihan peternak kecil, biar sama-sama punya semangat untuk beternak sapi," katanya.
Lebih jauh, Agus bersyukur karena wabah Penyakit Mulut dan Kukuk (PMK) sudah teratasi.
Menurutnya, PMK memicu kerugian cukup signifikan di antara peternak sapi pedaging.
Ia menggambarkan sapi dengan berat 1 ton setelah kena PMK beratnya menyusut menjadi 700 kg atau 800 kg.
"Susut bisa mencapai 300 kg dikali harga jual, pedagang sudah rugi banyak. Bersyukur sekarang sudah teratasi," tandasnya.
Cara Memindah WhatsApp ke HP Baru, Mudah dan Cepat, Dijamin Semua Chat Tidak Hilang |
![]() |
---|
Daihatsu Tawarkan Pengalaman Berkendara Rocky Hybrid di GIIAS Surabaya 2025 |
![]() |
---|
Wali Kota Mojokerto Sabet Penghargaan Kepala Daerah Pendukung Gerakan Zakat Indonesia |
![]() |
---|
PC IMM Lamongan Suarakan 4 Tuntutan Atas Insiden Demo di Gedung DPR RI |
![]() |
---|
Rekam Jejak Willy Aditya yang Tegur dan Ancam Usir Ahmad Dhani Gegara Interupsi Terus Ariel-Judika |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.