Berita Viral

Kisah Christover yang Mau Jadi TNI usai Ikut Barak Militer Dedi Mulyadi, Dulu Kerap Bermasalah

Seorang siswa yang baru lulus dari program barak militer, Christover Segi, justru semakin percaya diri menggapai cita-cita sebagai TNI.

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA
BARAK MILITER - Christover Segi (kiri), siswa yang mengikuti program barak militer diinisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi 

"Ya, memang anak kami ini ada permasalahan di sekolah, dia itu anaknya enggak bisa diem, aktif sekali, makanya suka bolos pelajaran. Di kelas itu seperti enggak tenang," ujarnya.

Namun, sejak awal program ini diluncurkan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Thomas langsung antusias mendaftarkan anaknya.

"Saya sangat mendukung apa yang dia inginkan ketika dia punya keinginan untuk menjadi tentara. Makanya saya bilang jangan lewatkan kesempatan ini karena bisa jadi persiapan dari sekarang," tuturnya.

Ia bahkan mengibaratkan Christover seperti besi yang harus ditempa agar menjadi kuat dan bernilai.

"Intinya, kami sangat bersyukur ada program Pak Gubernur ini," tandasnya.

Dedi Mulyadi Menangis

Sementara Dedi Mulyadi tak kuasa menahan air mata saat memeluk para siswa yang baru saja dipulangkan usai mengikuti program pendidikan militer di barak TNI.

Tangis haru itu pecah usai upacara peringatan Hari Kebangkitan Nasional.

Sebanyak 273 pelajar dipulangkan setelah menjalani pelatihan karakter selama dua pekan di Dodik Bela Negara, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jabar.

Baca juga: Sindiran Dedi Mulyadi ke KPAI Imbas Kritik Keras Program Kirim Siswa ke Barak: Mau Ambil Berapa?

Program ini merupakan bagian dari pendidikan berkarakter yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk membina remaja dengan perilaku bermasalah.

Tangisan Dedi pecah usai menyaksikan para siswa menyelesaikan rangkaian kegiatan, mulai dari upacara di Lapangan Gasibu, parade defile, hingga akhirnya bertemu kembali dengan orang tua mereka.

"Ya gimana ini kan urusannya rasa ya. Urusan hari, urusan cinta. Siapa sih yang tidak terharu, orang tua bertemu anaknya saat anaknya sudah berubah," ujar Dedi kepada awak media di Gedung Sate.

Menurut orang nomor 1 di Jabar ini, momen pertemuan antara siswa dan orang tua menjadi bukti keberhasilan program tersebut dalam menyentuh sisi emosional dan kemanusiaan.

Ia menyatakan bahwa pendidikan berkarakter ini dilandasi rasa cinta dan kepedulian terhadap masa depan generasi muda.

Dedi menegaskan, ini bukan sekadar kebijakan administratif, tetapi usaha nyata untuk menunjukkan kehadiran negara dalam menyelesaikan persoalan remaja.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved