Komunitas BIBABUKU, Tingkatkan Minat Baca dan Literasi Lewat Aktivitas Kreatif

Melalui Komunitas BI(AR)-BA(CA)-BUKU atau BIBABUKU, ia menginisiasi sejumlah kegiatan kreatif. 

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
KOMUNITAS BUKU - Komunitas BI(AR)-BA(CA)-BUKU atau BIBABUKU bersama para pembaca dalam sebuah kolaborasi event seperti jalan-jalan tur kota Surabaya sembari membaca dan berdiskusi. Kegiatan itu menjadi salah satu aktivitas yang diinisiasi oleh Imelda Bie, untuk meningkatkan literasi maupun minat baca secara inklusif. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA- Berawal dari menemukan buku-buku koleksi saat masih sekolah di sebuah kardus saat pindahan rumah, Imelda Bie tergerak untuk membuat sebuah komunitas baca.

Melalui Komunitas BI(AR)-BA(CA)-BUKU atau BIBABUKU, ia menginisiasi sejumlah kegiatan kreatif. 

Tak hanya mengajak membaca buku dan berdiskusi, tetapi juga menyediakan persewaan buku secara online hingga trip bareng pembaca.

”Bisa dibilang ini berkat semesta yang berbicara. Kebetulan tahun lalu, aku lagi pindahan dan ketemulah harta karun yang isinya buku-buku lamaku dan akhirnya tergerak baca buku lagi, keterusan sampai sekarang,” ujar Imelda Bie, Minggu (18/5/2025).

Ia mengaku iseng mengunggah beberapa buku di akun media sosial pribadinya. Dari sana, Bie, sapaan akrabnya, mendapatkan beberapa pertanyaan dari teman-teman terkait koleksinya.

“Ketika aku post di instagram story personal ku, teman-teman banyak yang mulai nanya “kamu punya buku itu? pinjem poo” mereka banyak yang ternyata- di situ aku terkejut- temen-temenku ada yang suka baca juga,” akuinya.

Tercetuslah ide untuk membuat persewan buku secara online. Apalagi, sistem sewa buku online dengan beragam koleksi disebut belum ada di Surabaya.

Ia menyediakan akses katalog daftar koleksi buku. Penyewa bisa memilih dan mengisi form berupa data seperti nama, alamat, dana deposit dan durasi sewa buku.

Pilihannya tujuh hingga 15 hari sewa, dengan nominal deposit yang beragam disesuaikan dengan kelangkaan buku tersebut maupun buku yang telah ditandatangani oleh penulisnya.

Fungsi deposito, kata Bie, salah satu upaya menghindari kejadian buku tidak kembali. Meski demikian, ia tidak berharap hal itu terjadi.

“Memang agak menakutkan kalau buku nggak kembali. Tetapi, saya yakin kalau pembaca buku yang asli, mereka tidak akan mencuri buku,” ujarnya.

Meski berawal dari iseng, Bie mengaku makin ingin membagikan semangat literasi di Surabaya. Namun tidak harus selalu membaca buku.

Oleh karenanya, BIBABUKU menginisiasi beragam aktivitas. Seperti berkolaborasi bareng sejumlah kafe di Surabaya untuk menyiapkan free reading book.

Tujuannya menyemangati yang belum suka membaca untuk melirik buku, mengenal dan menumbuhkan minat baca.

”Aku me-reach out beberapa kafe untuk kolaborasi dengan BIBABUKU untuk membuka free reading book. Dimana aku membawa 60 sampai 70 buku koleksiku, jadi selama weekend aku buka booth di situ supaya customers kafe bebas mau membaca silahkan baca free,” ungkapnya,

Program yang dijalankan sejak Agustus tahun lalu itu diakuinya semakin berkembang untuk menebarkan semangat literasi dari kafe ke kafe.

Bie menilai buku adalah sebuah perangkat yang inklusif, yang mana ilmu dan wawasan yang didapat dari buku, harusnya bisa dibagikan ke semua orang termasuk mereka yang tidak suka atau belum suka membaca buku.

Ia meyakini, mereka yang ikut aktivitas berbudaya, termasuk membaca buku, maka akan jadi ikut suka membaca.

“Akhirnya semakin ke sini, aku ingin BIBABUKU menjadi sebuah wadah untuk aktivitas berbudaya yang bervariasi. maksudnya, nggak cuma membaca buku saja tapi juga supaya bisa membangun komunitas yang inklusif. bisa untuk siapa saja. makanya, aktivitas dari BIBABUKU sendiri aku buat beragam juga,” ujarnya.

Dalam hal ini, Bie juga mengajak pembaca buku untuk melakukan trip bersama. Seperti pergi ke Gili Labak, pada April 2025.

Sekitar sembilan orang ikut trip tersebut. Melalui ragam aktivitas yang ditawarkan tersebut, Bie menegaskan bahwa, membaca buku bukanlah aktivitas monoton dan cenderung membosankan.

Tetapi, dapat dikemas dengan aktivitas seru dan pengalaman membaca maupun berdiskusi bersama orang baru.

“Kehadiran komunitas juga salah satu fungsinya di situ. bisa merangkul pembaca lain supaya literasi di Surabaya itu semakin meningkat, daya kritis kita sebagai warga Surabaya juga meningkat,” ujarnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved