Bangkit dari Keterpurukan Pasca Covid Lewat e-Commerce, Hijab Nisrina Kini Mampu Jual 6000 Pcs/Bulan
Brand hijab, Nisrina, menjadi satu dari banyak UMKM yang berhasil meningkatkan omzet dari penjualan melalui e-commerce.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Brand hijab, Nisrina, menjadi satu dari banyak UMKM yang berhasil meningkatkan omzet dari penjualan melalui e-commerce.
Hal itu terjadi sejak Nisrina harus menutup beberapa toko offline akibat dampak dari pandemi covid 19 yang berlangsung mulai tahun 2020-2022.
"Sebelum covid, penjualan Nisrina banyak lewat toko offline kami yang ada 20 toko di berbagai mall di Surabaya. Nah saat covid karena ada pembatasan orang untuk belanja di mall, akhirnya pelanggan dan konsumen kami banyak belanja lewat online dan e-commerce," kata Asti, owner Nisrina saat ditemui di kantornya di kawasan Kebraon, Wiyung, Surabaya, beberapa waktu lalu.
Asti sudah memulai Nisrina sejak 2008, setelah sebelumnya Asti menjadi salah satu resseller dari brand hijab Zoya yang berasal dari Bandung.
Setelah beberapa waktu, Asti mencoba produksi sendiri dengan brand Nisrina yang ternyata mendapat respon positif.
Dia kemudian izin ke Zoya dan ternyata mendapatkan izin untuk menggunakan brand ini dengan bahan baku yang sama dengan Zoya dan produksi dari Bandung.
"Karena bahan baku dan perajin yang memproduksi hijab model basic dan inner atau dalaman, ternyata bagus, rapi dan lebih terjangkau dari Bandung. Akhirnya kami tetap. Produksi di Bandung, dengan gudang di Surabaya untuk dipasarkan dari sini," kenang Asti.
Dia dibantu putrinya, Nisrina Paramstri, yang namanya diambil sebagai brand, penjualan secara online mulai digeluti sejak tahun 2017.
Salah satunya lewat e-commerce Shopee.
Sebelum covid, penjualan melalui e-commerce juga cukup banyak namun masih lebih banyak dari 20 toko offline yang tersebar di berbagai mall.
Begitu juga oleh resseller yang menjadi member kemudian mengambil secara grosir.
"Begitu ada covid 19, toko offline mulai turun. Yang online semakin naik, dan saat ini sudah hampir sama dengan penjualan offline," lanjut Asti, yang kelahiran Malang tersebut.
Selanjutnya, penjualan online melalui e-commerce Shoppe, penjualan Nisrina mencapai 60 persen dibanding lewat kanal online lainnya.
Produk yang dipasarkan oleh Brand Nisrina Hijab adalah berupa hijab basic yaitu manset, ciput, kerudung segi empat dan masih banyak yang lain.
Dengan produksi mencapai 1.000 pieces (pcs), per hari dengan volume bahan baku 1 ton kain.
Saat ini, Nisrina juga telah memiliki 50 reseller yang tersebar di berbagai daerah, di antaranya yang paling besar ada di Solo, Malang dan Gresik.
"Produk andalan manset hijab basic. hampir 5.000 pcs sampai 6.000 pcs per bulan terjual," ujar Asti.
Secara online, pihaknya mencatat per hari mampu kirim 50 paket.
Puncaknya pernah sehari kirim 400 paket.
"Kadangkala satu paket pembeli beli lebih dari 1 kerudung," terang alumni Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.
Nisrina menjelaskan puncak penjualan kerudung pada saat Ramadan, karena penjualannya naik hingga 100 persen.
"Pas Ramadan sehari 100 paket, paling jauh dikirim sampai Malaysia dan Aceh," lanjutnya.
Saat ini, Nisrina terus menggencarkan penjualan secara online melalui live shopping hingga memiliki omzet Rp 25 juta per bulan.
"Efeknya live terus ada orderan kalau Shopee bersih ya ada Rp 25 juta per bulan. Alhamdulillah," pungkas Asti.
hijab
Nisrina
UMKM
Surabaya
MatalokalUMKM
cenderaloka
Human interest story
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Kabar Baik Bagi Bonek Suporter Persebaya Surabaya: Rachmat Irianto Pulih dan Siap Main Lawan PSM |
![]() |
---|
Rekam Jejak Hakim I Ketut Darpawan yang Gugurkan PK Silfester Matutina, Raih Antigratifikasi Award |
![]() |
---|
15 Truk Pengangkut Sound System Karnavalan Diamankan Polisi Blitar, Langgar Batas Muatan |
![]() |
---|
Optimalisasi Potensi Zakat Indonesia, BSI Luncurkan Green Zakat Framework |
![]() |
---|
Gelagat Bupati Pati Sudewo Setelah Diperiksa KPK, Masih Ngotot Tak Mau Mundur: Saya Akan Amanah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.