Pemkab Jember Panggil 500 Dokter Spesialis, Tawarkan Tempat Praktik Terbaik di Kota Tembakau

Menurutnya, di Kabupaten Jember hanya ada sekitar 198 dokter spesialis, dan mereka harus melayani 2,6 juta penduduk

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Deddy Humana
surya/Imam Nahwawi (ImamNahwawi)
KRISIS DOKTER SPESIALIS - Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr Hendro Soelistijono saat di Kantor Dispendukcapil Jember Jawa Timur di acara Pro Gus'e, Senin (7/5/2025). Hendro mengakui Jember kekurangan dokter spesialis. 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Kebutuhan dokter spesialis di Kabupaten Jember sangat tinggi, mengingat daerah itu masih kekurangan tenaga medis dengan spesialisasi khusus untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. 

Kekurangan dokter spesialis di Jember itu disebabkan jumlah lulusan dengan spesialisasi dari sekolah kedokteran di Indonesia tidak banyak setiap tahun.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember, dr Hendro Soelistijono mengungkapkan, perbandingannya rata-rata 0,28 jumlah dokter spesialis harus melayani 1000 penduduk.

"Karena masih kekurangan dokter spesialis, kami gunakan angka 0,28 spesialis untuk 1000 penduduk, jadi kekurangan sekitar 500 (dokter spesialis)," kata Hendro, Rabu (7/5/2025).

Menurutnya, di Kabupaten Jember hanya ada sekitar 198 dokter spesialis, dan mereka harus melayani 2,6 juta penduduk.

"Jumlah (dokter spesialis) ini masih belum ideal, sebab penduduk Jember kan banyak, selain keterbatasan fasilitas," kata Hendro.

Ia juga mengungkapkan, satu orang dokter spesialis di Jember juga harus bekerja di tiga fasilitas kesehatan berbeda.

"Sebab kebutuhan dokter spesialis sampai 600 an orang. Jadi kalau ketersediaannya hanya 198, berarti masing-masing bekerja di tiga tempat praktik," ungkapnya.

Hendro menyebut beberapa dokter spesialis yang sangat dibutuhkan di Kota Tembakau, di antaranya ahli bedah kosmetik, dan bedah saraf. "Itu yang masih harus dipenuhi, selain masih kekurangan ahli bedah jantung," ucapnya.

Karena itu ia meminta, fasilitas kesehatan di Jember yang menggunakan jasa dokter spesialis dapat memberikan standar kesejahteraan lebih tinggi.

"Kalau perlu tiga kali lipat dari yang ditetapkan Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Dan mengatur take home pay sesuai dengan spesialisasinya," pintanya.

Pemkab Jember saat ini masih menghubungi berbagai sekolah kedokteran di Indonesia, untuk menutupi kekurangan dokter spesialis tersebut.

"Kami sedang mengontak berbagai pendidikan, dengan menawarkan tempat terbaik untuk praktik, khususnya dokter spesialis yang dibutuhkan di Jember," tambahnya. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved