IIK Bhakta Kediri Buka Prodi S1 Fisioterapi, Fokus di Bidang Neuromusculoskeletal dan Wellness

Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata (IIK Bhakta) Kediri membuka Program Studi S1 Fisioterapi.

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: irwan sy
IIK Bhakta
PRODI FISIOTERAPI - Beberapa fasilitas penunjang Program Studi S1 Fisioterapi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata (IIK Bhakta) Kediri. S1 Fisioterapi menjadi prodi ke-23 yang dibuka di institusi ini. 

SURYA.co.id, KEDIRI - Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata (IIK Bhakta) Kediri melalui keputusan resmi Kemendikbud Ristek Nomor 216/B/O/2025, membuka Program Studi S1 Fisioterapi.

Pembukaan Prodi S1 Fisioterapi IIK Bhakta Kediri ini untuk menjawab tingginya angka keluhan gangguan gerak di tengah masyarakat Indonesia berbanding terbalik dengan ketersediaan tenaga ahli fisioterapi.

Dengan populasi yang terus menua dan gaya hidup yang semakin sedentari, kebutuhan akan layanan rehabilitatif dan preventif kian mendesak.

Data dari Ikatan Fisioterapis Indonesia (IFI) mencatat bahwa per Juli 2024, jumlah fisioterapis terdaftar di Indonesia baru mencapai 16.527 orang.

Angka ini jauh dari memadai. Estimasi kebutuhan ideal hingga 2025 mencapai 35.000 hingga 40.000 fisioterapis.

Artinya, Indonesia menghadapi kekurangan sekitar 18.500 hingga 23.500 fisioterapis.

"Ini bukan hanya tentang membuka prodi baru, tapi tentang menjawab kebutuhan nasional yang sangat mendesak," ungkap Kepala Prodi S1 Fisioterapi IIK Bhakta, Whida Rahmawati SSTFT MFis., Jumat (2/5/2024).

Ia menambahkan bahwa prodi ini difokuskan pada dua bidang utama yakni Neuromusculoskeletal dan Wellness.

Fisioterapi Neuromusculoskeletal menangani keluhan otot, sendi, tulang, dan saraf seperti nyeri pinggang, cedera olahraga, hingga stroke.

Sementara itu, Fisioterapi Wellness berfokus pada pencegahan, kebugaran, dan kualitas hidup.

"Kami ingin lulusan kami bukan hanya bisa menyembuhkan, tapi juga mencegah agar masyarakat tetap aktif dan sehat," tegas Whida.

Whida mengatakan kurikulum yang ditawarkan pun tidak sembarangan.

Dirancang adaptif dan berbasis kompetensi global, mahasiswa dibekali pengetahuan teori, praktik klinis, serta keterampilan teknologi.

Para peserta didik akan belajar di 63 laboratorium dan smart classroom dengan fasilitas modern.

"Fisioterapi adalah gabungan antara sains dan seni. Sebagai sains, ia mengandalkan bukti ilmiah. Sebagai seni, ia membutuhkan pendekatan empatik dan personal sesuai kondisi pasien. Pendekatan ini mencerminkan filosofi pendidikan IIK Bhakta yang holistik," tutur Whida.

Selain itu, lanjutnya, kualitas pengajar juga menjadi perhatian utama.

Prodi ini didukung oleh dosen berpengalaman dari neurologi, ortopedi, hingga komunitas.

Kolaborasi riset dan magang dengan institusi nasional menjadi bagian dari pengalaman belajar mahasiswa.

Sementara itu, Prof Dr Apt Muhamad Zainuddin, Rektor IIK Bhakta Kediri, menyatakan bahwa fisioterapis masa depan tak hanya bekerja di rumah sakit.

"Mereka juga bisa menjadi konsultan kebugaran, terapis olahraga, atau pelopor gaya hidup sehat di komunitas," imbuh Zainuddin.

Prospek kerja lulusan S1 Fisioterapi terbuka luas seperti rumah sakit, pusat rehabilitasi, klub olahraga, layanan homecare, bahkan lembaga pendidikan dan penelitian.

"Fisioterapi itu lebih dari sekadar pemulihan. Ini tentang menjaga masyarakat tetap sehat sepanjang hidup mereka," tambah Zainuddin.

Langkah IIK Bhakta dianggap strategis di tengah tren global yang menempatkan pencegahan dan kualitas hidup sebagai fokus utama layanan kesehatan.

Dengan bonus demografi yang masih berlangsung, tenaga fisioterapi yang andal menjadi kebutuhan mendesak nasional.

Prodi S1 Fisioterapi IIK Bhakta akan menerima mahasiswa baru untuk Tahun Akademik 2025/2026.

Pendaftaran dapat dilakukan secara daring maupun langsung di kampus.

Meski baru, semangat prodi ini adalah menjadi bagian dari solusi besar bagi kesehatan gerak bangsa.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved