Kisah Sunarsih 25 Tahun Jadi Guru Tidak Tetap di Surabaya, Diangkat Jadi PPPK Setahun Jelang Pensiun

Pengangkatan 1.848 tenaga kontrak Surabaya menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) membawa angin segar bagi Sunarsih (59).

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
PENGANGKATAN - Sunarsih ketika ditemui di Gelora Pancasila Surabaya, Senin (28/4/2025), pasca menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Merupakan penerima SK paling senior di Surabaya, Sunarsih menjadi ASN di usia 59 tahun atau setahun menjelang masuk masa pensiun. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Pengangkatan 1.848 tenaga kontrak Surabaya menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) membawa angin segar bagi Sunarsih (59) yang telah berkiprah selama 25 tahun menjadi pendidik di Surabaya.

Berlangsung di Gelora Pancasila, Senin (28/4/2025), Sunarsih datang lebih awal dibandingkan peserta lainnya.

Tak heran, dia duduk di barisan terdepan di antara rekan sejawatnya.

Dia berada persis di belakang Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi yang pada kesempatan tersebut menyerahkan SK kepada perwakilan PPPK.

Bagi Sunarsih, momentum ini menjadi impiannya sejak lama.

Perempuan kelahiran 2 Maret 1966 ini tidak mencantumkan kata terlambat dalam kamus kehidupannya.

"Sejak kecil saya memang bercita-cita menjadi guru," kata Sunarsih ketika dikonfirmasi di Surabaya, Selasa (29/4/2025).

Untuk mewujudkan cita-citanya, dia sempat menempuh pendidikan di Sekolah Pendidikan Guru (SPG).

Di jenjang setara SMA tersebut, dia terus berangan-angan untuk menjadi pendidik di kemudian hari.

Setelah lulus dari mengenyam pendidikan, Sunarsih kemudian mengikuti ujian penerimaan ASN.

Sayang, dia belum bisa lolos dari seleksi tersebut.

"Sudah pernah tes CPNS. Dulu. Kalau berapa kalinya, lupa. Pokoknya sering," kata Sunarsih.

Sekalipun impian Sunarsih menjadi pegawai negeri tertunda, namun angan menjadi pengajar belumlah tertutup.

Sebaliknya, dia serius mewujudkannya dengan menjadi staf pendidik di salah satu sekolah dasar di Surabaya Barat.

Sejak 2001, pihaknya kemudian mantap memberikan waktunya untuk mendidik siswa sekolah dasar.

"Status saya GTT (Guru Tidak Tetap).  Terus hingga 2024," kata Sunarsih.

Baru pada 2023, kesempatan untuk menjadi ASN kembali datang.

Kali ini Pemerintah berencana mengangkat para tenaga kontrak yang telah bekerja dan masuk dalam database lebih dari 2 tahun untuk menjadi ASN PPPK.

Di usianya yang mendekati penghujung masa kerja, Sunarsih awalnya tak mempermasalahkan statusnya.

Terpenting baginya, warga Kelurahan Pakal, Kecamatan Pakal tersebut masih bisa bertemu dengan para muridnya.

"Tapi, ternyata semua diwajibkan [oleh pemerintah] untuk ikut tes sebab memang sudah nggak boleh ada yang berstatus honorer," katanya.

Karenanya, dia lantas mempersiapkan satu persatu syarat yang dibutuhkan.

Satu di antara syarat terberat yang harus dipenuhi adalah Sertifikat Pendidikan Profesi Guru (PPG). Alumni prodi Bahasa Indonesia ini mengakui belum memiliki sertifikat tersebut.

Karenanya, dia harus mengikuti tahapan pengurusan PPG, di antaranya melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di sebuah SMP negeri di Surabaya pada 2022 lalu.

Tentu, hal ini tidaklah mudah bagi dirinya di usia nyaris menyentuh kepala enam.

"Dan akhirnya Alhamdulillah akhirnya saya berhasil mendapatkan sertifikat PPG," katanya.

Sertifikat tersebut akhirnya menjadi salah satu syarat mengikuti tes PPPK pada 2024 lalu.

Dibandingkan tes CPNS yang pernah ia ikuti sebelumnya, dirinya mengakui lebih relaks.

"Saya lulus dengan dapat nilai akumulasi di atas 500. Jadi, tesnya Alhamdulillah lancar. Yang agak berat justru di PPG kemarin," selorohnya.

Sekalipun akhirnya merengkuh status sebagai pegawai negeri, Sunarsih mengakui bahwa itu bukanlah tujuan utama dalam hidupnya.

Pengangkatan tersebut berlangsung setahun menjelang masa pensiun tahun depan.

Apalagi, selama menjadi guru tangan dinginnya telah banyak mencetak anak didik yang berhasil di berbagai bidang di kemudian hari, termasuk sebagai ASN. Bahkan, anak sulungnya telah lebih dahulu menjadi ASN dibanding dirinya.

Karena baginya, esensi menjadi pengajar bukan sekadar sebuah profesi, namun juga bentuk pengabdian kepada negeri.

"Alhamdulillah. Untuk teman-teman yang masih muda-muda, jangan pernah lelah untuk meraih cita-cita. Terus bersemangat dan fokus dalam kariermu," kata guru kelas 1 dari sebuah SD di Surabaya Barat tersebut.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved