Gagal Dapat BTT provinsi, Pemkab Tulungagung Anggarkan Perbaikan Jembatan Junjung Rp 7,5 Miliar

Setelah detail konstruksi dan biaya diketahui, harus dilakukan lelang untuk mencari kontraktor yang akan mengerjakan proyek

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
Pemcam Sumbergempol Tulungagung
MENUTUP JEMBATAN - Warga dan aparat terkait menutup ujung Jembatan Junjung di Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung agar tidak dilewati warga, Selasa (22/4/2025). Jembatan sebelumnya patah dan nyaris jatuh ke sungai sejak 16 Desember 2024, namun tetap dilewati para pemotor. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Efisiensi anggaran di tengah desakan perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana, membuat banyak pemda mengelus dada.

Termasuk Pemkab Tulungagung yang akhirnya tetap menganggarkan Rp 7,5 miliar untuk perbaikan Jembatan Junjung yang rusak akibat terjangan banjir.

Jembatan Junjung di Kecamatan Sumbergempol rusak diterjang material banjir dari Kecamatan Kalidawir pada 16 Desember 2024.

Sedangkan harapan Pemkab Tulungagung mendapat anggaran dari Belanja Tak Terduga (BTT) Pemprov Jatim, ternyata pupus.

Jembatan utama penghubung Desa Junjung dan Desa Wajak Kidul, Kecamatan Boyolangu ini akan diperbaiki Pemkab Tulungagung sendiri. Karena Pemprov Jatim tidak merespons pengajuan BTT dari Pemkab Tulungagung.

"Sebenarnya sudah kami ajukan ulang untuk mendapat BTT Provinsi, tetapi sepertinya belum mendapat lampu hijau. Pak Bupati akhirnya minta dianggarkan sendiri," ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tulungagung, Dwi Hari Subagyo, Kamis (24/4/2025).

Namun karena waktunya dianggap sudah terlalu mepet, proses pembangunan akan dilakukan di tahun 2026. Dwi Hari menjelaskan, butuh proses perencanaan selama 1 bulan.

Setelah detail konstruksi dan biaya diketahui, harus dilakukan lelang untuk mencari kontraktor yang akan mengerjakan proyek. "Proses lelang ini maksimal berjalan 3 bulan. Jadi ditambah perencanaan butuh waktu 4 bulan," jelasnya.

Sementara untuk proses konstruksi diperkirakan memakan waktu selama 8 bulan. Jika dipaksakan lelang tahun ini, maka proses pengerjaan tidak akan selesai dan  akan lompat di tahun2026. Kondisi ini dikhawatirkan akan menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Dengan situasi saat ini, menurut Dwi Hari, yang paling memungkinkan adalah menganggarkan untuk perencanaan.

Termasuk melakukan pengujian sondir (Cone Penetration Test/CPT) untuk menguji daya dukung tanah, dan menentukan konstruksi yang tepat.

"Waktu 1 bulan ini dimaksimalkan untuk proses perencanaan. Setelah tahu detail biayanya, nanti tinggal kita lelang," jelas Dwi Hari.

Proses lelang bisa dilakukan di akhir 2025 atau lelang dini di awal 2026. Dengan demikian nantinya jembatan bisa selesai sebelum akhir 2026.

Rencananya jembatan akan menggunakan desain lama, namun diperkuat. Lebar jembatan juga akan dipertahankan, dengan patokan mobil dari 2 arah berbeda bisa melintas bersamaan di atas jembatan.

Saat ini Jembatan Junjung ditutup total karena kerusakannya semakin parah karena terus dilewati sepeda motor meski kondisinya sudah hampir jatuh ke sungai.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved