DLH Bangkalan Masih Bingung Buang Sampah 5 Tahun Terakhir, Warga Mulai Rutin Hadang Truk Pengangkut

Setelah berjalan sekitar dua pekan, warga kemudian menolak dengan cara menghadang laju truk sampah pada 27 Juli 2023 silam.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
TOLAK KOTOR TERUS - Viral video aksi penghadangan warga terhadap truk sampah di Kecamatan Klampis, Sabtu (19/4/2025) pagi. Dinas Lingkungan Hidup Bangkalan kembali menjadi sorotan karena 5 tahun terakhir tidak segera merealisasikan TPA permanen. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Kabupaten Bangkalan belum juga bisa meredam laju penambahan sampah yang terus menggelinding bak bola salu. Dan celakanya, bola salju sampah itu semakin membesar. 

Gelombang penolakan hingga penghadangan truk sampah sampai saat ini masih mewarnai dan seolah menegaskan, pekerjaan rumah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan selama beberapa tahun terakhir belum pernah selesai.  

Video penghadangan truk sampah oleh warga di Kabupaten Bangkalan kembali beredar luas mewarnai linimasa sosial media sejak Sabtu (19/4/2025) malam. 

Dalam video itu, warga yang mayoritas kaum emak-emak menyoraki truk sampah. Keterangan dalam video itu, lokasi kerumunan warga itu terjadi di Dusun Debeng, Desa Bulung dan Desa Bragang, Kecamatan Klampis.

Saking bingungnya, Sekretaris DLH Bangkalan, Yudistira Adi Nugroho ketika dikonfirmasi berkaitan video viral itu, tidak bisa menjelaskan apakah lokasi pembuangan sampah tersebut masuk wilayah Desa Bulung atau Desa Bragang.

“Waduh tunggu Senin saja ya, sekarang masih konsolidasi. Saya kurang jelas di mana tepatnya truk itu akan menuju. Namun sebelumnya, kami sempat menempatkan sampah di Desa Bragang,” singkat Yudis ketika dihubungi SURYA, Minggu (20/4/2025).

Kepala Desa Bragang, Busiri menjelaskan, aksi penghadangan truk sampah itu terjadi antara pukul 7 pagi hingga 8 pagi, Sabtu (19/4/2024). Lokasi pembuangan sampah disebutkan Busiri memang berada di Desa Bragang, namun berbatasan dengan Kampung Debeng, Desa Bulung, Kecamatan Klampis.  

“Aksesnya melewati Kampung Debeng, di situ ada sekolah MI di pagi hari, madrasah diniyah di waktu siang. Nah itu terganggu dengan pembuangan sampah,” ungkap Busiri melalui sambungan selulernya.

Ia mengaku, hingga saat ini  DLH Bangkalan tidak ada koordinasi dengan Desa Bregeng berkaitan dengan pembuangan sampah.

Sekitar tiga bulan sebelumnya, pihaknya pernah menutup kegiatan pembuangan sampah di Desa Bregeng karena masyarakat terganggu bau tidak sedap.

“Dari DLH tidak ada (komunikasi), tiba-tiba datang, miskomunikasi saja. Saya berharap ada koordinasi dan mudah-mudahan ada jalan keluar. Itu kan urusan pemerintah, masak pemerintah tidak bisa mengatasi itu. Kan punya segalanya, baik anggaran, punya birokrasi, punya dinas,” pungkas Busiri.

Sebelumnya, aksi protes berkaitan sampah juga dilakukan warga Desa Bandang Dajah, Kecamatan Tanjung Bumi pada 23 Januari 2025 lalu. 

Pasalnya, sampah berserakan di sejumlah pekarangan rumah warga setelah sampah dari titik pembuangan terseret luapan air sungai akibat derasnya air hujan.

Kondisi itu mengharuskan para petugas DLH dalam tiga hari terakhir berjibaku membersihkan sampah yang berserakan di pekarangan rumah, sawah, dan kebun cabai dan jagung milik warga setempat.  

Seperti diketahui, persoalan sampah di Bangkalan berawal setelah warga menutup satu-satunya TPA di Desa Buluh, Kecamatan Socah pada 21 Februari 2020 silam. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved