Berita Viral

Pecahan Uang Rp 75.000 Apakah Masih Berlaku? Viral karena Ditolak Resto, Ini 4 Fakta Uniknya

Warganet saat ini banyak yang bertanya-tanya, pecahan uang Rp 75.000 apakah masih berlaku? gara-gara viral ditolak resto. Simak fakta uniknya.

Kompas.com
UANG DITOLAK - Ilustrasi uang pecahan Rp 75.000 yang viral ditolak resto. Pecahan Uang Rp 75.000 Apakah Masih Berlaku? 

Dia menuturkan, uang edisi khusus untuk memperingati kemerdekaan ke-75 RI ini dilengkapi unsur pengaman, sehingga pemalsuan uang menjadi semakin sulit.

Inovasi tersebut terus dilakukan secara berkala dan terencana.

Tujuannya untuk memastikan rupiah tetap menjadi kebanggaan sebagai simbol kedaulatan NKRI. 

"Ini sudah dilengkapi unsur pengaman teknologi tinggi terbaru, dan bahan kertas yang lebih tahan lama. Inovasi ini ditujukan agar rupiah semakin dikenali ciri keasliannya, nyaman, dan aman digunakan, dan lebih sulit dipalsukan," tuturnya.

4. Desain dan makna uang

Perry menjelaskan, ada makna filosofis yang berarti dalam desain rupiah khusus menyambut HUT ke-75 Republik Indonesia kali ini.

Dia menjelaskan, rupiah bernuansa merah putih itu memiliki makna mensyukuri kemerdekaan yang telah diraih selama 75 tahun terakhir.

"Maknanya adalah mesyukuri kemerdekaan, memperteguh kebhinekaan, dan menyongsong masa depan gemilang," papar Perry.

Perry menggambarkan, makna mensyukuri kemerdekaan digambarkan pada halaman muka uang lembaran Rp 75.000 berwarna merah, putih, hijau itu.

Dalam halaman muka, terdapat peristiwa proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 oleh proklamator dan Presiden RI ke-1 dan wakilnya, Soekarno dan Mohammad Hatta. 

"Di halaman muka, ada berbagai pencapaian pembangunan selama 75 tahun kemerdekaan Indonesia, yang digambarkan jembatan, MRT, dan tol trans jawa," jelas Perry.

Sementara di sisi lainnya, terdapat 2 makna mendalam. Makna memperteguh kemerdekaan digambarkan dengan potret anak-anak berpakaian adat mewakili wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia.

Desain dilengkapi pula dengan motif tenun nusantara, seperti tenun dari Bali, batik kawung dari Jawa dan songket khas Sumatera Selatan. 

Gambar-gambar itu mencerminkan kebaikan, keanggunan, dan kesucian. Kemudian, makna menyongsong masa depan gemilang di era digital digambarkan dengan satelit merah putih sebagai jembatan komunikasi NKRI.

"Era global digambarkan dengan peta Indonesia emas pada bola dunia, yang melambangkan peran strategis Indonesia dalam kancah global. Anak-anak Indonesia yang menggunakan pakaian adat merupakan SDM unggul di era Indonesia Maju," ucap Perry.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved