Mood Kerja Hilang Usai Libur Panjang, Kenali Gejala 'Post Holiday Blues' untuk Bisa Produktif Lagi

Kondisi post holiday blues membuat orang merasa sedih, cemas, atau kehilangan semangat saat kembali ke rutinitas usai libur panjang.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
Shutterstock via Kompas.com
POST HOLIDAY BLUES - Ilustrasi 'Post Holiday Blues'. Kondisi post holiday blues membuat orang merasa sedih, cemas, atau kehilangan semangat saat kembali ke rutinitas usai libur panjang. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Setelah masa libur panjang Idulfitri 2025 berakhir, tidak sedikit orang yang justru merasa sedih, cemas, atau kehilangan semangat saat kembali ke rutinitas.

Dosen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya), Uswatun Hasanah SKep Ns MKep NsSpKepJ, menjelaskan kondisi ini disebut 'post holiday blues'.

"Kondisi post holiday blues merupakan reaksi emosional yang wajar terjadi. Perasaan sedih, cemas, atau malas setelah libur panjang seperti Lebaran adalah hal yang normal. Ini bentuk penyesuaian diri terhadap perubahan suasana dari masa liburan ke rutinitas harian," ujar Uswatun Hasanah, Jumat (11/4/2025).

Menurut Uswatun, perubahan emosi ini bisa disebabkan oleh berakhirnya momen kebersamaan dengan keluarga dan teman, serta kembalinya seseorang pada rutinitas kerja yang cenderung monoton.

Ia menambahkan bahwa gejala yang muncul bervariasi, mulai dari menurunnya motivasi, kesulitan berkonsentrasi, perubahan pola tidur atau nafsu makan, hingga keluhan fisik seperti kelelahan dan sakit kepala.

Untuk mengatasi kondisi ini, Uswatun menyarankan agar individu menerima perasaan tersebut dengan lapang.

"Sadari bahwa apa yang dirasakan adalah sesuatu yang normal. Tidak perlu menekan atau menyangkal emosi tersebut," tuturnya.

Selain itu, penting untuk tetap aktif dan mulai membangun rutinitas yang produktif namun menyenangkan.

"Aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki atau berolahraga bisa membantu meningkatkan mood dan mengalihkan perasaan negatif," imbuhnya.

Uswatun juga merekomendasikan untuk melakukan reminiscence, yaitu mengingat kembali momen-momen menyenangkan selama liburan.

"Mengenang kenangan bahagia bersama keluarga atau teman bisa memperpanjang rasa bahagia dan membantu mengurangi stres," jelasnya.

Menurut dia, menjaga komunikasi dengan orang-orang terdekat juga sangat penting.

"Tetap terhubung dengan keluarga atau sahabat meskipun berjauhan secara fisik bisa memberikan dukungan emosional yang besar," kata Uswatun.

Tak kalah penting, lanjut Uswatun, adalah membuat rencana untuk masa depan.

Merancang kegiatan atau liburan berikutnya bisa memberikan semangat baru dan memiliki sesuatu yang dinantikan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved