Berita Viral

Alasan Yeti Wulandari Wanti-wanti Adnan Mahyudin Soal Kontrak Sandi Butar, Tegas Ancam Dipecat

Terungkap alasan Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari, mewanti-wanti Kepala Damkar Kota Depok, Adnan Mahyudin. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase TribunnewsDepok.com M Rifqi Ibnumasy/ WartaKotalive.com Hironimus Rama
KASUS DAMKAR KOTA DEPOK - Wakil Ketua DPRD Depok, Yeti Wulandari, yang mewanti-wanti Kepala Damkar Kota Depok, Adnan Mahyudin.  

SURYA.CO.ID - Terungkap alasan Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari, mewanti-wanti Kepala Damkar Kota Depok, Adnan Mahyudin

Diketahui, Yeti secara tegas merespons kasus Sandi Butar, petugas Damkar Kota Depok, yang kontraknya tak diperpanjang.

Yeti menyebut, Presiden Prabowo memerintahkan untuk melaporkan setiap persoalan dan memastikan tindakan lanjutannya.

“Kan sekarang memang dari perintah bapak (Presiden Prabowo) langsung."

"Jadi setiap apapun yang terjadi ini langsung dilaporkan, entah ke admin Gerindra ataupun ke anggota DPRD dari Gerindra dan itu langsung di-follow up,” kata Yeti, dikutip SURYA.CO.ID dari laman Partai Gerindra. 

Pada kesempatan itu, Yeti juga menyebut bahwa ini kali pertama ia menangani persoalan yang melibatkan Sandi.

Bahkan, ia sudah memberikan peringatan kepada Adnan Mahyudin, agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

“Makanya waktu rapat anggaran itu saya sudah wanti-wanti ke Pak Adnan,” ujarnya.

“Pak Adnan, presiden sekarang itu berbeda, nggak seperti presiden kemarin."

"Saya sudah diperintahkan oleh presiden karena sudah dua kali Bapak mengalami permasalahan seperti ini,” tambahnya.

DAMKAR VIRAL - Kepala Dinas Damkar Kota Depok, Adnan Mahyudin (kiri) Wakil Ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari (kanan), mengisahkan pernah menjadi Duta Kebudayaan untuk mewakili Indonesia di negeri samurai Jepang
DAMKAR VIRAL - Kepala Dinas Damkar Kota Depok, Adnan Mahyudin (kiri) Wakil Ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari (kanan), mengisahkan pernah menjadi Duta Kebudayaan untuk mewakili Indonesia di negeri samurai Jepang (Kolase Diskominfo Depok/TribunnewsDepok.com M Rifqi Ibnumasy)

Yeti menyebut, Adnan terancam dicopot dari jabatan jika permasalahan ini terjadi lagi.

“Jadi Bapak (Adnan) siap-siap saja kalau memang tidak beres lagi yang ketiga, Bapak siap-siap dipecat. Saya sudah ngomong,” ujar Yeti.

Politikus Partai Gerindra ini mengaku heran dengan keputusan pemutusan kontrak kerja Sandi. 

Padahal, dia sudah mengabdi di Damkar Depok selama hampir 10 tahun.

Ia mempertanyakan bagaimana keputusan tersebut diambil begitu saja tanpa pertimbangan matang.

Sosok Yeti Wulandari

Baca juga: Sosok Yeti Wulandari yang Wanti-wanti Adnan Mahyudin Soal Kontrak Kerja Sandi Butar Damkar Depok

Sebelum menjadi Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti sudah menjadi anggota legislatif selama tiga periode.

Di balik kesuksesan kariernya di dunia politik, siapa sangka, Yeti kecil adalah sang penari ulung.

Sejak belia, ia mempelajari berbagai tarian kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia melalui sanggar tari.

Bahkan, saat masih sekolah, Yeti sering tampil menyambut tamu kepresidenan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta.

Baca juga: Sosok Adnan Mahyudin yang Sempat Diwanti-wanti Soal Kontrak Kerja Sandi Butar Petugas Damkar Depok

"Berkecimpung di dunia seni tari sejak kecil, kalau ada tamu kepresidenan suka tampil di TMII," kata Yeti, dikutip SURYA.CO.ID dari Tribun Depok.

Dari bakat tarinya itu, Yeti memiliki cita-cita ingin menjadi dosen seni.

Ia pun sudah bisa mendapatkan penghasilan untuk membiayai sekolahnya sendiri.

Bahkan, dari bakatnya tersebut, Yeti menjadi Duta Kebudayaan untuk mewakili Indonesia di negeri samurai Jepang.

"Selama bergelut di dunia tari, Alhamdulillah dari SD bisa biaya sendiri," ungkapnya.

Perubahan Cita-cita

Baca juga: Sosok Adnan Mahyudin yang Sempat Diwanti-wanti Soal Kontrak Kerja Sandi Butar Petugas Damkar Depok

Lama menggeluti dunia tari, keinginan Yeti untuk menjadi dosen seni mulai berubah saat kelas tiga SMA.

"Jadi di kelas tiga SMA itu pengin bermanfaat dan bisa membantu masyarakat," ungkapnya.

"Pada saat itu profesi advokat lagi terpandang, saya terinspirasi sosok almarhum Adnan Buyung Nasution pendiri YLBHI," sambungnya.

Terinspirasi dengan advokat kondang Adnan Buyung Nasution, akhirnya Yeti memutuskan untuk mengambil jalur pendidikan hukum.

Kepiawaian Yeti dalam berorganisasi sudah ditentukan sejak masih muda.

Semasa kuliah misalnya, ia aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan dan menjadi seorang aktivis reformasi pada tahun 1998.

Terjun ke Dunia Politik

Setelah menjalani karier menjadi advokat, Yeti merubah haluan hidupnya untuk menjadi seorang politisi.

Atas dukungan orang tua dan suaminya tercinta, Yeti memutuskan bergabung dengan partai Gerindra sejak awal pendiriannya tahun 2008.

Pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009, Yeti maju sebagai calon DPRD Kota Depok untuk pertama kalinya.

Siapa sangka, ia berhasil memperoleh kemenangan dan resmi menjadi anggota DPRD Kota Depok mewakili fraksi partai Gerindra.

"Saya ingin membuktikan ke suami, bisa menjadi sosok ibu dan wakil rakyat," ungkapnya.

Kesuksesan Yeti terulang pada Pemilu 2014 dan 2019, dengan gemilang ia kembali terpilih menjadi anggota legislatif untuk ketiga kalinya.

Di balik kesuksesan Yeti, ada sosok ayah yang selalu mendukungnya lewat aksi-aksi nyata.

"Orang tua selalu mendukung, yang penting saya tanggung jawab dengan pilihan saya," ungkapnya.

Bahkan pada masa kampanye Pemilu 2019, dengan menggunakan kursi roda karena sakit, sang ayah setia menyaksikan Yeti.

"Ayah meninggal pada masa kampanye 2019, tiga bulan saya enggak sosialisasi," pungkasnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved