Berita Viral
Nasib Beda Eks Kuli Bangunan dan Karyawan Hibisc Fantasy yang Dimarahi Dedi Mulyadi saat Tagih Gaji
Nasib berbeda dirasakan eks kuli bangunan dan karyawan hibisc fantasy, tempat wisata di Pucak, Bogor yang dibongkar atas perintah Gubernur Jawa Barat.
SURYA.co.id - Nasib berbeda dirasakan eks kuli bangunan dan karyawan hibisc fantasy, tempat wisata di Puncak, Bogor yang dibongkar atas perintah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kalau karyawan Hibisc Fantasy dimarahi Dedi Mulyadi saat menagih janji kompensasi gaji, eks kuli bangunan justru bahagia menyambut lebaran.
Hal ini beralasan karena para eks kuli bangunan yang kini bekerja membantu menanam pohon di bekas lahan Bibisc Fantasy ini mendapatkan uang saku untuk hari raya dari Pemprov Jabar.
Hal ini terungkap saat Dedi Mulyadi meninjau kondisi terkini dari pembongkaran dan penanaman pohon di lahan yang sebelumnya berdiri bangunan Hibisc Fantasy, pada Kamis (27/3/2025).
Dikutip dari video yang diunggah di akun youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, kepastian eks kuli bangunan mendapatkan uang saku itu dikonfirmasi langsung dari mandor dan penanggungjawab di lokasi.
Baca juga: Duduk Perkara Karyawan Hibisc Fantasy Dimarahi Dedi Mulyadi saat Tagih Gaji, Kecewa Tak Sesuai Video
Informasi itu juga langsung ditanyakan Dedi Mulyadi ke eks kuli bangunan yang kini menjadi pekerja.
"Uang sakunya beres semua?," tanya Dedi Mulyadi.
"Udah pak," jawab mereka kompak.
"Bisa lebaran nih," ucap Dedi disambut senyum para pekerja.
Di bagian lain, kondisi berbeda justru dirasakan para karyawan Hibisc Fantasy yang menemui Dedi Mulyadi saat akan meninggalkan lokasi.
Rupanya mereka datang untuk menagih janji Gubernur Jawa Barat itu yang menyebut tetap akan membayarkan gaji karyawan meskipun bangunan tersebut dibongkar.
Baca juga: Sesuai Perintah Dedi Mulyadi, Inilah Sosok yang Ringkus Preman Subang Pemalak Sopir Rp 30 Juta
Perwakilan karyawan itu terdiri dari seorang pria dan wanita.
Mereka berbicara dengan Dedi Mulyadi sambil menunjukan bukti video jika KDM pernah berucap akan membayarkan sisa gajinya.
Namun, dalam kesempatan itu KDM pun menegaskan jika yang akan mendapatkan upah adalah mereka yang ikut menanam pohon.
"Nanam pohon, saya kasih bantuan pada anda asal mau bantu nanam pohon," ujar eks Bupati Purwakarta tersebut.
Akan tetapi, perwakilan Hibisc Fantasy itu kembali meresponsnya jika dalam video tersebut KDM tidak memberikan syarat untuk menanam pohon untuk mendapat gaji.
"Dengerin dulu, bukan urusan videonya, saya membantu kompensasi Anda yang nganggur di sini, tapi saya minta tanggung jawab moral anda, bantu nanam pohon di sini," kata KDM dengan nada tinggi.
KDM yang semakin tersulut emosinya pun menjelaskan jika alasan pembongkaran dan penanakan itu dilakukan untuk mencegah bencana terjadi.
"Jadi kalau mau nyalahin bukan sama saya nyalahinnya, sama orang yang melanggar," katanya.
Salah seorang karyawan wanita pun berusaha menjelaskan jika maksud dan tujuannya menghadap bukan bermaksud menyalahkannya.
Namun belum selesai menjelaskan, KDM kembali mengutarakan ucapannya dengan nada tinggi bahwa orang-orang yang bekerja di wisata tersebut memiliki tanggungjawab yang besar atas banjir yang terjadi.
Bahkan, ia pun menyinggung agar karyawan tersebut tidak hanya ongkang-ongkang kaki namun turut berperan aktif.
Di samping, karyawan yang menagih janji itu memang tidak ikut serta dalam penanaman pohon karena mengaku tidak mengetahui hal tersebut.
"Saya orang sunda, ulah ngamenak, saya hanya minta cuma nanam pohon, kan saya udah beberapa kali minta ajakin yang di sini nanam pohon, masa naman satu pohon aja gamau," katanya.
"Anda sudah berdosa di sini, dosa terhadap lingkungan, orang meninggal, anda mendapat gaji dari rintihan orang lain yg kebanjiran, saya hanya minta tanam pohon, saya bayar, karena yamg lain udah nanam pohon ini ongkang-ongkang kaya menak," tambahnya.
Tetap Diminta Nomor Rekening
Dikutip dari Kompas.com, Dedi Mulyadi, mengungkapkan alasan dirinya menegur mantan pegawai Hibisc terkait sikap mereka dalam menerima tunjangan hari raya (THR) saat Dedi memantau penanaman pohon di lokasi bekas Hibisc, Puncak Bogor, Jawa Barat, Kamis (27/3/2025).
Dedi menegaskan bahwa ia tidak menyukai orang yang tidak memiliki empati dan cenderung berperilaku elitis.
"Saya tidak suka orang yang tidak punya empati, seolah-olah dia adalah kelas elite. Waktu saya bilang saya transfer, nanti kamu tanam pohon satu batang saja, dia malah mengatakan tidak ada permintaan menanam pohon di lokasi bekas Hibisc," ujar Dedi.
Menurutnya, bukan masalah uang yang menjadi perhatiannya, melainkan sikap dan empati terhadap sesama.
Dedi menyoroti bahwa ada orang yang bekerja menanam pohon untuk mendapatkan THR, sementara segelintir eks pegawai Hibisc justru hanya berpangku tangan.
"Saya paling nggak suka orang yang berlagak luar biasa. Ini bukan perkara uang, tapi ingin melihat empati. Masak yang lain bekerja dan akhirnya dapat uang, sementara ada yang ongkang-ongkang dan tetap minta THR?" tambahnya.
Dedi juga menyayangkan sikap mantan pegawai yang meminta hak tanpa menunjukkan kepedulian terhadap rekan-rekannya.
Ia mencontohkan bahwa banyak pekerja lain yang tetap berusaha, meskipun memiliki latar belakang pendidikan yang rendah.
"Maksud saya, kok kamu itu nggak punya empati? Orang lain menanam pohon karena pendidikan rendah, tapi mereka tetap bekerja. Ini ada orang yang hanya berpangku tangan dan tiba-tiba minta THR," ungkapnya.
Meskipun demikian, Dedi mengaku tetap akan memberikan kompensasi dengan meminta nomor rekening mantan pegawai tersebut.
Namun, ia berharap ada kesadaran bahwa pemberian itu bukan sekadar hak, melainkan juga harus diimbangi dengan sikap peduli terhadap sesama.
"Walau saya marah, tetap saya minta nomor rekening. Saya tuh pengennya dia punya empati ke rekannya yang menanam pohon. Saya marah bukan karena ditagih uang, bukan perkara uang, tapi soal apakah dia punya empati atau tidak," tegasnya.
Di bagian lain, para karyawan yang dimarahi Dedi Mulyadi, mengaku kecewa.
"Kecewa mah jelas, kita kan dari awal gak minta, kan beliau sendiri yang menjanjikan, katanya sekarang pulang daripada bentrok sama warga nanti gaji sampe tanggal 27 saya yang bayar," ujar salah satu karyawan, Septian, Kamis (27/3/2025).
Septian menyebut tidak ada arahan sebelumnya untuk melakukan penanaman pohon agar mendapatkan kompensasi gaji.
Kendati demikian, ia tak menampik jika sebagian dari 200 lebih karyawan di Hibics Fantasy telah ikut dalam penanaman pohon tersebut.
"Data sudah dikirimkan, tapi sampe sekarang gaada, malah statemen disuruh ikut penanaman dulu. Yang temen-temen kecewa engga ada di statmen awal. Kita engga minta, engga nuntut, beliau menjanjikan ya wajar apa yang beliau janjikan kita tagih," ucapnya.
Hibisc Fantasy Dibongkar

Sebelumnya, Dedi Mulyadi memimpin proses pembongkaran Hibisc Fantasy yang dilakukan bersama Kepala Satpol PP Provinsi Jabar, Ade Afriandi, dan Wakil Bupati Bogor, Ade Ruhandi, Kamis (6/3/2025) sore.
Sejumlah alat berat tampak di lokasi pembongkaran.
Keputusan ini diambil setelah temuan pelanggaran izin operasional dan dampak lingkungan akibat adanya lokasi wisata yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Jawa Barat, PT Jasa dan Kepariwisataan (Jaswita).
Dedi mengatakan, berdasarkan informasi dari Satpol PP, Hibisc Fantasy Bogor hanya mengantongi izin mengelola kawasan seluas 4.800 meter.
Nyatanya, area wisata sudah mencapai 15 ribu meter persegi.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar sempat meminta agar JLJ membongkar sendiri area wisata yang di luar ketentuan.
Namun, hal itu tak dilakukan hingga akhirnya dilakukan penyegelan.
“Karena tidak mau bongkar sendiri, perintah saya bongkar mulai hari ini."
"Saya tidak segan-segan walaupun ini adalah PT BUMD Provinsi Jawa Barat harus menjadi contoh bagi siapapun, bahwa yang melanggar harus ditindak,” ucapnya.
Dia memastikan penindakan di kawasan Puncak, Bogor, akan dilakukan terhadap siapapun yang melanggar aturan, termasuk perusahaan milik daerah.
"Kita kasih contoh ke seluruh warga Jawa Barat,” katanya.
Sebelum pembongkaran dilakukan, pihak pengelola telah diberi peringatan untuk membongkar sendiri bangunan yang melanggar.
Namun, perintah tersebut tidak diindahkan.
“Karena tidak dibongkar sendiri, saya perintahkan pembongkaran mulai hari ini,” tegas Dedi.
Dalam proses penyegelan, petugas memasang plang peringatan serta garis kuning sebagai tanda larangan melintas.
Menurut Dedi, tindakan tegas ini adalah bagian dari komitmennya untuk menegakkan aturan, meskipun yang melanggar adalah BUMD milik pemerintah provinsi.
"Saya tidak segan meskipun ini BUMD milik Pemprov Jabar. Kita harus memberikan contoh bahwa yang melanggar harus ditindak," tegasnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dedi Mulyadi Blak-blakan Alasan Dirinya Marah ke Eks Pegawai Hibisc"
Karyawan Hibisc Fantasy Dimarahi Dedi Mulyadi
Hibisc Fantasy
Dedi Mulyadi
Pekerja Bangunan Hibisc Fantasy
berita viral
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Keberadaan Wapres Gibran Disorot saat Presiden Prabowo Lantik 11 Pejabat Baru, Kerjakan Tugas Lain |
![]() |
---|
Rekam Jejak Ahmad Dofiri, Eks Wakapolri yang Pecat Ferdy Sambo, Kini Jadi Penasehat Khusus Presiden |
![]() |
---|
Profil Afriansyah Noor, Dilantik Jadi Wamenaker yang Baru, Gantikan Immanuel Ebenezer |
![]() |
---|
Alasan Keluarga Bos Bank Plat Merah Ingin Tersangka Penculikan Dijerat Pasal Pembunuhan Berencana |
![]() |
---|
Sosok Djamari Chaniago, Purnawirawan TNI Angkatan Darat yang Dilantik Menjadi Menko Polkam yang Baru |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.