Demo Tolak UU TNI di Surabaya
Fakta Lengkap Demo Anarkis Tolak UU TNI di Surabaya: Penyusup Dihajar, 25 Diangkut, 15 Polisi Luka
Demonstrasi menolak UU TNI di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur (Jatim) berakhir anarkis pada Senin (24/3/2025).
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Musahadah
Mereka dikumpulkan dan diidentifikasi di Gedung Grahadi.
Pasca kerusuhan, halaman Gedung Grahadi tampak porak-poranda.
Puing-puing bata merah dan besi berserakan.
Billboard di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) depan Grahadi juga terkena semprotan water canon.
3. Penyusup dihajar

Ditengah demontrasi menolak Undang-Undang (UU) TNI di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, sejak Senin (24/3/2025) sore, massa aksi berupaya mensweeping keberadaan penyusup di tengah mereka.
Pantauan Tribunjatim.com, sekitar pukul 17.19 WIB, massa aksi yang semula fokus melakukan pembongkaran barikade kawat berduri sepanjang 200 meter, melihat ada pria, diduga penyusup.
Pria tersebut bertubuh gempal, memakai kaus lengan panjang warna hitam, terdapat motif 2 garis melingkar pada kedua pangkal lengannya, dan bercelana hitam.
Entah bagaimana awal pemicunya, pria tersebut tiba-tiba menjadi sasaran amuk massa aksi secara bertubi-tubi dari berbagai arah, saat berada di jalan masuk gang menuju Taman Apsari.
Tak cuma melesakkan pukulan dan tendangan ke arah tubuh pria malang tersebut hingga sempoyongan. Ada peserta massa aksi yang berupaya memukul kepalanya dengan helm.
Seperti tak puas menghakimi si pria terduga intelijen tadi, beberapa massa aksi bahkan terpantau dari arah lain hendak melemparinya dengan kerucut lalu lintas berwarna merah atau Traffic Safety Cone.
Kendati puluhan orang massa aksi berusaha menghajarnya habis-habisan, tapi masih saja ada beberapa peserta aksi yang berusaha menolong dan melindungi pria tersebut agar tak melulu dihajar habis-habisan.
Terpantau, pria itu sempat dibawa oleh beberapa orang peserta massa aksi menjauh dari kerumunan menyusuri teras halaman depan sebuah kafe tepat berseberangan depan Gedung Grahadi Surabaya.
Saat pria itu ditenangkan, dengan memintanya duduk di salah satu bangku teras kafe tersebut, darah segar mendadak mengucur dari kepala sisi kanan lalu membasahi leher hingga pundak kanannya.
Beberapa peserta aksi yang bersimpati dengan kondisi pria terduga intel tersebut, berusaha memberikan pertolongan pertama, dengan menyeka darah yang bercucuran dari kepalanya, lalu berteriak-teriak meminta bala bantuan tim medis yang bersiaga di belakang kerumunan massa demontran.
"Uwes rek uwes rek. Sakno. Medis medis. (Sudah sudah kasihan)," teriak beberapa peserta aksi yang bersimpati dan berusaha melindungi pria terduga intel dari kepungan massa yang tak henti-hentinya mengamuk.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan saat ditanya adanya pria terduga intel yang kepergok menyusup di tengah massa demontrasi hingga akhirnya menjadi bulan-bulanan massa yang lain.
Ia masih mencari informasi mengenai hal tersebut, dan berjanji akan menyampaikan kepada publik temuan yang didapatkan nantinya.
"Kami masih dalami (terduga intel), nanti kami konfirmasi, dan nanti akan kami sampaikan pada rekan-rekan," ujarnya saat ditemui awak media di depan Gedung Grahadi Surabaya, pada Senin malam.
4. Wartawan dipukul dan diintimidasi
Rama Indra Surya, jurnalis Beritajatim, menjadi korban.
Pemuda 24 tahun ini mengalami luka di pelipis kanan, kepala, dan bibir atas akibat pukulan. "Luka-luka ini akan saya visum," ujarnya.
Kejadian bermula saat Rama meliput kericuhan di depan Gedung Grahadi.
Ia berada di belakang barikade polisi yang berpakaian hitam dan membawa tameng. Massa berusaha didorong mundur hingga ke kawasan Delta Plaza.
Rama melihat polisi memukuli demonstran dan spontan merekam kejadian tersebut untuk bahan berita.
Namun, sebelum selesai merekam, handphonenya direbut paksa. Ia dikerumuni polisi berseragam dan tidak berseragam, dipaksa menghapus video, dan dipukuli.
Meskipun menunjukkan kartu pers, ia tetap diintimidasi dan dipukul dengan tangan kosong dan kayu.
"Saya sudah bilang saya reporter Beritajatim dan menunjukkan ID card. Tapi mereka tetap berteriak suruh hapus video, merebut handphone saya, dan mengancam akan membantingnya," tutur Rama.
demo tolak UU TNI
demo tolak UU TNI di Grahadi
demo tolak UU TNI di Grahadi ricuh
demo tolak UU TNI di Surabaya
Kapolrestabes Surabaya
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Lapor ke Polrestabes Surabaya Ditolak, Wartawan Korban Kekerasan Aparat Pilih Lapor ke Polda Jatim |
![]() |
---|
Wartawan Surabaya Dapat Kekerasan dari Polisi saat Liput Demo Tolak UU TNI, Bikin Laporan Ditolak |
![]() |
---|
AMSI Jatim Kecam Tindakan Kekerasan Petugas ke Wartawan saat Liput Demo Tolak UU TNI di Surabaya |
![]() |
---|
Cerita Demo Tolak UU TNI di Surabaya, Mahasiswa Ditangkap saat Membeli Makan untuk Buka Puasa |
![]() |
---|
Pemkot Surabaya Perbaiki Sejumlah Fasilitas yang Rusak Pasca Demo Tolak UU TNI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.