Polisi Gugur Gerebek Judi Sabung Ayam

Kelakuan Kontras Kopka Basarsyah dan AKP Lusiyanto, Oknum TNI Pamer Kemewahan, Polisi Kasurnya Jebol

Oknum TNI, Kopda Basarsyah dikenal kerap pamer kemewahan di media sosial, sementara kondisi AKP Lusiyanto yang tewas ditembak, memprihatinkan.

|
Editor: Musahadah
kolase istimewa
BEDA KELAKUAN - Kelakuan Kopka Basarsyah sangat kontras dengan AKP Lusiyanto. Kopka Basarsyah yang diduga sebagai penembak mati 3 polisi di area judi sabung ayam, kerap pamer kemewahan. 

SURYA.co.id - Terungkap perbedaan yang mencolok antara mendiang Kapolsek Negara Batin AKP Lusiyanto yang meninggal saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, dengan oknum TNI terduga penembaknya, Kopka Basarsyah

Kopka Basarsyah yang hingga berita ini ditulis belum ditetapkan tersangka, dikenal sering pamer kemewahan. 

Kopka Basarsyah yang sebelumnya bertugas sebagai Babinsa di Subramil Negara Batin ini kerap berpose dibelakang mobil mewah, seperti Fortuner harga ratusan juta.

Dia juga kerap memamerkan mobil Hilux dan motor legendaris RX King di media sosialnya

Kopral Basarsyah juga sering memamerkan senjata api laras panjang dan pistol di akun media sosialnya.

Baca juga: Tabiat Kapolsek Negara Batin Dibeber Kompolnas dan Anak: Rela Jadi Sopir, Tolak Sogokan Sabung Ayam

Kondisi kontras justru dialami AKP Lusiyanto.  

Selama ini, AKP Lusiyanto dikenal sangat sederhana, bahkan rumahnya terletak di gang sempit hanya berpagar bambu. 

Untuk mencapai rumah tersebut, seseorang hanya bisa masuk menggunakan sepeda motor dan harus melewati pekarangan warga.

Anggota Biddokkes Polda Lampung, Aipda Romi Indra Setiawan, yang mengunjungi rumah pribadi almarhum, tak kuasa menahan haru saat melihat kondisi kamar Lusiyanto.

"Kita lihat kamarnya, seperti ini kamar beliau. Kasurnya sudah jebol, seprainya pun tak lagi layak," ucapnya dengan suara bergetar.

Melalui akun TikTok-nya, @romi_indra_setiawan, Romi membagikan bagaimana akses menuju rumah Lusiyanto harus melewati gang kecil yang bahkan sulit dilalui sepeda motor.

Bersama Bhabinkamtibmas Fajar Isuk dan Aipda Narwin, mereka berjalan melewati jalan setapak yang sempit dan menanjak.

"Ini gangnya sempit sekali. Mobil jelas tidak bisa masuk, bahkan motor pun harus hati-hati," ujar Romi.

Di ujung tanjakan, tampak sebuah rumah sederhana dengan pagar bambu setinggi paha orang dewasa.

Dinding rumahnya masih berwarna abu semen, belum diplester seperti rumah pada umumnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bogor
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved