Rayakan HUT ke 8, StatsMe Luncurkan Hasil Riset Data & Gender: Beban Ganda Perempuan Pekerja Jatim

PT Cemerlang Statistika Indonesia atau StatsMe, meluncurkan hasil riset bertema Data & Gender: Beban Ganda Perempuan Pekerja di Jatim

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
sri handi lestari/surya.co.id
HASIL RISET - Ketua Savy Amira Women Crisis Center Siti Yunia Mazdafiah SS MWS (paling kiri) bersama Lussi Agustin (tengah), Direktur StatsMe, dalam diskusi yang digelar dalam rangka perayaan HUT ke 8 di Surabaya. Dalam kegiatan itu, juga diisi dengan peluncurkan hasil riset bertema Data & Gender : Beban Ganda Perempuan Pekerja di Jatim. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Perusahaan jasa konsultan data dan riset, PT Cemerlang Statistika Indonesia atau StatsMe, meluncurkan hasil riset bertema Data & Gender: Beban Ganda Perempuan Pekerja di Jawa Timur (Jatim).

"Kegiatan ini merupakan bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) StatsMe ke-8 yang jatuh pada 10 Maret 2025 lalu. Hasil riset ini lebih secara umum, bisa digunakan oleh umum dan kami lakukan sebagai bagian dari peringatan hari perempuan pada Maret ini," kata Lussi Agustin, Direktur StatsMe.

Dari hasil survey tersebut, StatsMe mencatat, 54,28 persen perempuan pekerja di Jatim mengaku kelelahan dan stres akibat peran ganda antara seorang ibu dan sebagai pekerja.

Survei yang dilakukan StatsMe ini dilakukan pada 14-25 Februari 2025.

Survei itu melibatkan 479 responden perempuan pekerja dari 21 kota/kabupaten di Jawa Timur.

Berdasarkan hasil riset StatsMe, sebanyak 58,87 persen responden mengaku berbagi tugas rumah tangga dengan suami.

Namun, hanya 42,80 persen yang menyatakan suami mereka terlibat dalam 51-75 persen urusan rumah, sementara 28,39 persen responden mengaku suami hanya berkontribusi 26-50 persen.

"Fakta meningkatnya angkatan kerja perempuan dan tumbuhnya kesadaran kesetaraan gender ternyata tidak serta merta mengikis beban ganda perempuan,” ujar Lussi.

Menurutnya, stigma sosial yang menempatkan perempuan sebagai pengurus utama rumah tangga masih kuat, mulai dari pengasuhan anak, kebersihan rumah, hingga kesehatan keluarga, seringkali dianggap sebagai tanggung jawab perempuan.

Tanpa dukungan suami dan lingkungan, beban ini dapat memicu konflik rumah tangga, bahkan kekerasan domestik.

StatsMe juga menemukan, 45,93 persen responden merupakan lulusan S1/S2/S3, sementara 34,45 persen tamatan SMA/sederajat, dan 13,99 persen lulusan diploma.

Latar belakang pendidikan yang baik ini berkontribusi positif terhadap pembagian peran dalam rumah tangga.

”Teamwork antara suami dan istri dalam mengurus rumah tangga adalah solusi utama. Tugas yang dikerjakan bersama akan lebih cepat selesai dan mengurangi beban mental serta fisik,” ungkap Lussi.

Selain berbagi peran, StatsMe menyarankan perempuan pekerja untuk membuat skala prioritas dan meluangkan waktu untuk healing guna menghalau stres.

"Pembiasaan berbagi peran dalam rumah tangga tidak hanya menguntungkan keluarga, tetapi juga memengaruhi cara pandang masyarakat terhadap kesetaraan gender,” pungkas Lussi.

Sementara itu, dalam perayaan HUT ke 8 StatsMe yang digelar di Quest Hotel Surabaya itu, juga diisi dengan diskusi bersama Siti Yunia Mazdafiah SS MWS, Ketua Savy Amira Women Crisis Center, sebuah lembaga yang fokus pada pendampingan perempuan korban kekerasan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved