Dukung Strategi Pelindo, TPS Terapkan Planning and Control untuk Kapal Full and Down

Transformasi bisnis dan operasional pasca integrasi Pelindo terus menunjukkan hasil positif di berbagai lini

Foto Istimewa TPS
STANDARISASI OPERASIONAL - Kapal Brickell tujuan Singapura dan Tanjung Pelepas, Malaysia, yang produktivitas diukur BSH, meningkat dari 39,76 box per jam pada saat sandar tanggal 5 Februari 2025 menjadi 57,74 box per jam saat sandar pada 13 Maret 2025, atau naik sebesar 31 persen. Kenaikan layanan ini bagian dari hasil mengimplementasikan standarisasi operasional berbasis P&C dalam penanganan kapal bermuatan penuh. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA – Transformasi bisnis dan operasional pasca integrasi Pelindo terus menunjukkan hasil positif di berbagai lini.

Salah satu wujud keberhasilan tersebut tercermin dari peningkatan kinerja operasional PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), anak perusahaan dari Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP).

TPS sukses mengimplementasikan standarisasi operasional berbasis Planning and Control (P&C) dalam penanganan kapal bermuatan penuh (full and down).

"Transformasi ini merupakan bagian dari strategi bisnis Pelindo pasca integrasi yang menitikberatkan pada efisiensi, efektivitas layanan, serta peningkatan daya saing pelabuhan nasional di pasar global," kata Rino Wisnu Putro, Direktur Operasi TPS, Jumat (21/3/2025).

Standarisasi operasional menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan layanan terminal yang andal, produktif, dan kompetitif.

“Sebagai bagian dari strategi pasca integrasi, Pelindo melalui SPTP terus mendorong implementasi standar operasional yang seragam di seluruh lini layanan terminal. Salah satunya adalah penerapan operasi berbasis Planning and Control yang kini telah dijalankan secara optimal oleh tim operasional TPS,” tambah Rino.

Operasi berbasis Planning and Control merupakan pendekatan sistematis yang mengedepankan perencanaan detail dan pengawasan terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bongkar muat. 

Dalam praktiknya, penanganan kapal full and down memiliki tantangan tersendiri, mulai dari perubahan stowage plan hingga klasifikasi muatan.

Untuk mengatasi hal tersebut, TPS menerapkan sejumlah strategi yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas.

Strategi tersebut meliputi penguatan koordinasi internal antara tim perencanaan kapal dan tim pengawasan bongkar muat, pemisahan muatan tertentu yang berpotensi menimbulkan perubahan pada rencana pemuatan, klasifikasi berat peti kemas untuk memudahkan proses penataan di atas kapal, serta evaluasi performa harian sebagai bagian dari proses continuous improvement.

"Hasil dari penerapan strategi tersebut menunjukkan peningkatan kinerja yang signifikan," jelas Rino.

Peningkatan kinerja ini juga berdampak langsung terhadap efisiensi waktu sandar (Port Stay), yang berkontribusi pada penurunan biaya logistik.

Seperti waktu sandar kapal Brickell  menurun dari 28,17 jam menjadi 25,97 jam (efisiensi 8 persen).

Setyawan Nurhadi, Operations PT Pelayaran Bintang Putih, agen dari Kapal Brickell, menyampaikan apresiasi positif terhadap perbaikan layanan yang dilakukan oleh TPS.

“Kami menilai positif upaya perbaikan layanan yang dilakukan TPS terhadap penanganan bongkar muat kapal Brickell yang bermuatan penuh atau full and down,” terang Hadi.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved