SURYA Kampus

Sosok Celline yang Sidang Tesis Sambil Gendong Anak, Lulusan Kampus Top Dunia, Ini Perjuangannya

Sosok seorang mahasiswi S2 bernama Celline Wijaya jadi sorotan karena aksinya sidang tesis sambil gendong anak. Lulus kampus top dunia.

instagram Celline Wijaya
SIDANG GENDONG ANAK - Celline Wijaya menjalani sidang tesis di Harvard Medical School sambil menggendong anaknya yang tiba-tiba menghampirinya di tengah sesi tanya jawab. 

Di samping harus pandai membagi waktu dengan pekerjaan, juga harus memotivasi diri agar tetap konsisten menyelesaikan berbagai tugas dan riset.

“Belum lagi pandemi. Saya kan di Bali sementara anak saya sudah berkeluarga dan tinggal di Bekasi. Nah, suami saya sudah berpulang ke rahmatullah. Untuk menjaga komitmen kami dengan kesibukan masing-masing itu tidak gampang. Saya harus memotivasi diri saya dan anak saya,” papar perempuan pemilik Homeschooling Primagama di berbagai daerah itu.

Yekti merasa bangga bisa sidang bersama sang anak. Saat presentasi dia tidak merasa canggung pun saat menjawab berbagai pertanyaan dari dewan penguji.

“Saya presentasi itu sudah biasa diperhatikan anak-anak. Tanpa disadari, gaya presentasi saya mirip dengan cara anak saya presentasi. Anak memang peniru yang sangat baik,” ucap ibu tiga anak itu sembari tertawa ringan.

Untuk tesisnya, Yekti meneliti pengaruh home visit dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik.

Hasil penelitiannya menemukan pentingnya keterlibatan keluarga atau orang tua dalam proses pendidikan anak.

Apa sih kiatnya kok bisa kompak? Alasan mengapa

Sementara itu sang anak, Rahadya merasa kompak dengan sang ibu berkat faktor dukungan keluarga dan komitmen bersama.

“Mama itu orangnya sangat terbuka. Saya juga sering bercerita apapun. Mama terus memotivasi. Jadinya ada tekad yang kuat serta komitmen untuk belajar dan selesai bareng,” terangnya.

Selain itu, Rahadya percaya dengan sang Ibu dan selalu memenuhi keinginan sang Ibu. Lagian, keinginan seorang Ibu hanya ingin melihat anaknya bisa hidup sukses dan bahagia.

“Tidak ada salahnya saya ikuti. Toh ini demi kebaikan saya juga. Dan, saya percaya, rida orang tua adalah rida Allah,” tukasnya.

Selanjutnya, agar bisa kompak perlu mengenali kesamaan antara anak dan ibu. Bagi Rahadya, antara anak dan orang tua itu tentu memiliki perbedaan.

Nah, perbedaan bukanlah masalah, tetapi menjadi bagian dari proses memahami satu sama lain.

Kemudian, omelan orang tua pun tidak bisa dipandang negatif. Karena itu demi kebaikan anak juga.

“Terima kasih kepada Ibu dan keluarga saya tentunya. Kemudian ucapan terima kasih juga kepada para dosen, pembimbing dan penguji sehingga saya dan Ibu saya tercinta bisa sampai di titik ini,” tutupnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved