SURYA Kampus
Sosok Celline yang Sidang Tesis Sambil Gendong Anak, Lulusan Kampus Top Dunia, Ini Perjuangannya
Sosok seorang mahasiswi S2 bernama Celline Wijaya jadi sorotan karena aksinya sidang tesis sambil gendong anak. Lulus kampus top dunia.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Sosok seorang mahasiswi S2 bernama Celline Wijaya jadi sorotan karena aksinya sidang tesis sambil gendong anak.
Celline menempuh pendidikan di kapus top dunia, Harvard Medical School.
Postingan Celline Wijaya di akun Instagram pribadinya @cellinewijaya.md menarik perhatian karena dia bisa tetap tenang menyelesaikan sidang tesis di Harvard Medical School sembari menggendong anaknya.
Melansir dari Kompas.com, Celline menceritakan bagaimana selama ini dia membagi waktu antara menempuh pendidikan di Harvard Medical School dan tetap membersamai anaknya, Alma.
Celline mengaku, tentunya tetap banyak yang dikorbankan dari kedua sisi. Baik dari sisi rumah tangga dan dari sisi akademik juga.
"Bisa dibilang bisa melalui itu semua dengan kerjasama antar aku, suami, dan anak," terang Celline kepada Kompas.com, Senin (3/3/2025).
Celline menerangkan, selama mengerjakan tesis, suaminya, Dio yang lebih banyak berperan di rumah dan mengurus anak.
Bahkan Celline sering kali baru pulang pukul 00.00 malam dari perpustakaan karena mengerjakan tesisnya.
"Anak pun walau masih kecil selalu kita jelasin kalo mama lagi kerja atau belajar, belum selesai, jadi belum bisa pulang," beber Celline.
Celline bersyukur karena bisa tiba di titik menyelesaikan studinya di Harvard Medical School.
"Alhamdulillah dengan support system yang baik, bisa selesai semua dengan usaha yang terbaik," tandas Celline.
Postingan Celline menarik perhatian karena di tengah sesi tanya jawab, tiba-tiba Celline dihampiri oleh anaknya, Alma.
Untungnya kejadian tersebut tak membuat konsentrasi Celline buyar. Celline tetap bisa menyelesaikan sesi tanya jawab meski sambil menggendong anaknya.
Hasilnya pun sangat memuaskan karena Celline dinyatakan lulus dari Harvard Medical School.
Momen sidang tesis sambil gendong anak ini dibagikan di akun Instagram @cellinewijaya.md.
Dalam postingannya, Celline menceritakan sidang tesis diadakan di Auditorium dan dia ingin mengundang suaminya.
Namun karena tidak ada yang menjaga anak mereka, otomatis anaknya turut serta di bawa.
"Saat aku sidang thesis terbuka (siapapun boleh hadir), aku pengen ngundang Dio. Tapi karena nggak ada yang jagain jadi pasti Alma harus dibawa juga," tulis Celline seperti dikutip dari akun Instagramnya, Senin (3/3/2025).
Karena harus membawa anak saat sidang tesis, Celline akhirnya menyiapkan segala amunisi agar Alma tidak bosan di tengah sesi.
Snack, tontonan, buku, mainan semua dibawa agar Alma tetap kondusif selama Celline menjalankan sidang tesis.
Namun Alma justru berlari ke arah ibunya di tengah sesi tanya jawab.
"Alma lari ke depan di tengah-tengah sesi tanya jawab (mungkin karena ngelihat mamanya pengan nyamperin). Karena bingung harus ngapain akhirnya aku gendong aja sambil dorong pelan-pelan. Untung dosen-dosen pembimbing sama penonton cuman ketawa ?? Yang penting masih bisa jawab pertanyaannya kan ya…," tulis Celline lagi.
Ibu dan Anak Lulus Sidang Tesis Bersama
Yekti Wulancahyani akhirnya merasa lega setelah berhasil mempertahankan tesisnya di hadapan para penguji saat sidang di Gedung Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya (UNESA).
Yang membuatnya Yekti semakin lega dan bangga adalah sidang tesis berbarengan dengan putranya, Rahadyan Lazuardhi Prasadhana.
Ya, dia dan anak sulungnya sama-sama kuliah magister di prodi S-2 Pendidikan Luar Sekolah (PLS), Pascasarjana, UNESA.
Mereka memasuki perkuliahan pada tahun 2020, satu kelas, sidang bersama hingga lulus bersama.
Yekti dan putranya memang sejak awal kuliah sudah kompak. Selalu belajar bersama dan menyelesaikan tugas pun bersama.
"Kami belajarnya bareng. anak saya tantangannya apa dan saya tantangannya apa, saling sharing dan memotivasi. Sejak itu kami juga komitmen agar bisa lulus bareng. Ya sebagai seorang Ibu, tentu bangga dengan pencapaian ini,” ujar Yekti kepada SURYA.co.id, Kamis (1/12/2022).
Perempuan yang merupakan dokter hewan mengaku mengalami banyak sekali tantangan selama menjalani proses perkuliahan.
Di samping harus pandai membagi waktu dengan pekerjaan, juga harus memotivasi diri agar tetap konsisten menyelesaikan berbagai tugas dan riset.
“Belum lagi pandemi. Saya kan di Bali sementara anak saya sudah berkeluarga dan tinggal di Bekasi. Nah, suami saya sudah berpulang ke rahmatullah. Untuk menjaga komitmen kami dengan kesibukan masing-masing itu tidak gampang. Saya harus memotivasi diri saya dan anak saya,” papar perempuan pemilik Homeschooling Primagama di berbagai daerah itu.
Yekti merasa bangga bisa sidang bersama sang anak. Saat presentasi dia tidak merasa canggung pun saat menjawab berbagai pertanyaan dari dewan penguji.
“Saya presentasi itu sudah biasa diperhatikan anak-anak. Tanpa disadari, gaya presentasi saya mirip dengan cara anak saya presentasi. Anak memang peniru yang sangat baik,” ucap ibu tiga anak itu sembari tertawa ringan.
Untuk tesisnya, Yekti meneliti pengaruh home visit dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar peserta didik.
Hasil penelitiannya menemukan pentingnya keterlibatan keluarga atau orang tua dalam proses pendidikan anak.
Apa sih kiatnya kok bisa kompak? Alasan mengapa
Sementara itu sang anak, Rahadya merasa kompak dengan sang ibu berkat faktor dukungan keluarga dan komitmen bersama.
“Mama itu orangnya sangat terbuka. Saya juga sering bercerita apapun. Mama terus memotivasi. Jadinya ada tekad yang kuat serta komitmen untuk belajar dan selesai bareng,” terangnya.
Selain itu, Rahadya percaya dengan sang Ibu dan selalu memenuhi keinginan sang Ibu. Lagian, keinginan seorang Ibu hanya ingin melihat anaknya bisa hidup sukses dan bahagia.
“Tidak ada salahnya saya ikuti. Toh ini demi kebaikan saya juga. Dan, saya percaya, rida orang tua adalah rida Allah,” tukasnya.
Selanjutnya, agar bisa kompak perlu mengenali kesamaan antara anak dan ibu. Bagi Rahadya, antara anak dan orang tua itu tentu memiliki perbedaan.
Nah, perbedaan bukanlah masalah, tetapi menjadi bagian dari proses memahami satu sama lain.
Kemudian, omelan orang tua pun tidak bisa dipandang negatif. Karena itu demi kebaikan anak juga.
“Terima kasih kepada Ibu dan keluarga saya tentunya. Kemudian ucapan terima kasih juga kepada para dosen, pembimbing dan penguji sehingga saya dan Ibu saya tercinta bisa sampai di titik ini,” tutupnya.
berita viral
Celline Wijaya
Sidang Tesis Sambil Gendong Anak
Harvard Medical School
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
SURYA Kampus
Untag Surabaya Kukuhkan 1.654 Wisudawan, Jadi Role Model Kampus Bebas Kekerasan |
![]() |
---|
Universitas Terbuka Surabaya Gelar Orientasi Studi Mahasiswa Baru 2025 |
![]() |
---|
Sosok Kayla Didrika, Mahasiswi UGM Jadi Lulusan Tercepat Meski Sibuk Organisasi dan Kepanitiaan |
![]() |
---|
Maba UC Surabaya Belajar Empati Sosial Lewat Selling Day, Pilah Sampah dan Food Surplus |
![]() |
---|
Pakar Hukum UMSurabaya : Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob Termasuk Extrajudicial Killing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.