Berita Viral

Amalan Tri Buruh Pabrik Peraih Nilai Tertinggi CPNS Kemenkumham, Malah Gagal Gegara Tinggi Badan

Tri Cahyaningsih, buruh pabrik peraih nilai SKD tertinggi di CPNS Kemenkumham 2024 di Jawa Tengah kembali jadi sorotan. Terungkap amalannya.

Tribun Solo/Tri Widodo
GAGAL TES CPNS - Tri Cahyaningsih, buruh pabrik peraih skor tertinggi di SKD CPNS Kemenkumham Jateng. Terungkap amalannya, kini malah gagal gara-gara tinggi badan. 

SURYA.co.id - Tri Cahyaningsih, buruh pabrik peraih nilai SKD tertinggi di CPNS Kemenkumham 2024 di Jawa Tengah kembali jadi sorotan.

Mampu meraih nilai SKD tertinggi, Tri pernah membeberkan amalan yang dilakukannya.

Buruh pabrik tekstil di Ampel itu belajar dari satu buku materi CPNS. 

Selain itu, Tri juga belajar dari soal-soal internet, Youtube dan mengikuti tryout online. 

Tri pun belajar materi itu disela-sela waktu senggangnya. 

Baca juga: Ingat Tri Buruh Pabrik Peraih Nilai Tertinggi CPNS Kemenkumham? Kini Gagal Lolos karena Hal Sepele

Tak mudah memang bagi ibu dua anak  untuk belajar disela kesibukannya sebagai ibu sekaligus buruh pabrik.

Umumnya pabrik tekstil memiliki tiga shift.

Shift 1, pukul 06.00-14.00 WIB, Shift 2, Pukul 14.00-22.00 WIB, dan Shift 3 pukul 22.00-06.00 WIB. 

Beruntung, berkat dukungan suami dan keluarga, Ayya pun bisa memaksimalkan waktu senggangnya.

“Kalau capek ya capek banget soalnya belajar sambil bekerja, mengurus rumah, anak, suami. Tapi untung anak-anak dan suami bisa saling support,” kata dia.

Selain belajar, Tri juga melakukan ikhtiar batin. 

Dia tak pernah melupakan zikir setelah salat 5 waktu. 

Salat Dhuha pun tak pernah ditinggalkan. 

Dia juga kerap salat tahajud tengah malam. 

"Kalau tahajudnya kadang-kadang. Tapi kalau Dhuha terus. Kalau pas di Pabrik juga tetap bisa salat dhuha," ujar alumni SMA N 3 Boyolali ini, melansir dari Tribun Solo.

Malah Gagal Gara-gara Tinggi Badan

Terbaru, nasibnya jadi sorotan karena gagal lolos CPNS 2024 gara-gara tinggi badan kurang 0,5 sentimeter.

"Minimal tinggi (tinggi badan minimal) 158 sentimeter. Nah pas di sana (seleksi kesehatan) cuma 157,5 aja," kata wanita yang akrab disapa Ayya, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunSolo.com.

Meski kecewa, Ayya-sapaan akrabnya, memilih legawa

"Gelo (kecewa) pastine (pastinya), kurang 0,5 sentimeter aja lho. Tapi gak apa-apa, memang belum rejekine," terangnya.

Tak patah arang, Ayya berencana akan mendaftar CPNS lagi.

"Kalau ada bukaan lagi (formasi) yang sesuai mau daftar lagi. Bisa pakai nilai SKD yang kemarin," katanya

Saat seleksi SKD CPNS 2024, Tri mendapatkan skor SKD 467.

Melansir dari unggahan Instagram @kemenkumhammuda, diketahui bahwa Tri merupakan buruh pabrik asal Boyolali, Jawa Tengah.

Keinginan Tri ikut CPNS 2024 mendapat dukungan dari suaminya. 

Bahkan, ia pun diantar sang suami ke lokasi tes SKD CPNS 2024.

Sejak 2018, Ayya, panggilan akrab Tri Cahyaningsih, bekerja sebagai buruh pabrik.

Ayya telah menikah dan memiliki dua orang anak. 

Anak pertamanya kini duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar (SD), sedangkan yang kecil masih berusia 4,5 tahun.

Suami Ayya juga bekerja sebagai buruh pabrik di Salatiga.

Ayya kemudian menceritakan perjuangannya mengikuti tes CPNS 2024.

Tri mengaku harus pintar membagi waktu antara bekerja, mengurus rumah tangga, dan belajar CPNS 2024.

"Belajar pas lagi senggang aja sih."

"Soalnya sambil kerja dan sambil momong anak juga. Ya kalau pas luang aja," ujar Tri Cahya Ningsih.

Pagi hari, Tri mengurus anaknya yang hendak berangkat sekolah.

Kemudian, ia bekerja sebagai buruh di pabrik.

Pada sore hari ketika jam istirahat, ia menyempatkan waktu untuk belajar.

"Kerjanya shift-shiftan jadi pas pagi anak sekolah belajar. Kalau sore pas istirahat kerja juga belajar," ungkapnya.

Meski sulit membagi waktu, Tri tetap berusaha mengejar ketertinggalan.

Pasalnya, dirinya mulai belajar setelah lulus seleksi administrasi.

Ternyata, tak hanya sekali Ayya mengikuti tes CPNS dan gagal.

Pada 2017, Ayya pernah mencoba mendaftar, namun usahanya belum membuahkan hasil. 

Dia gugur dalam tes seleksi kesamaptaan.

Tahun berikutnya, ia mencoba lagi. Namun, Ayya tak bisa mengikuti tes.

Tak berhenti di situ, Tri kembali mendaftar CPNS, tetapi ia hamil dan melahirkan putra yang membuatnya tak memungkinkan untuk mengikuti seleksi.

Padahal, tahun itu menjadi kesempatan terakhir baginya untuk mengabdikan diri pada negara.

"Kan tidak bisa ikut lagi karena batas usia maksimal 28 tahun. Ya udah enggak bisa," ucapnya, Sabtu (9/11/2024).

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved