Komunitas Rajut Blitar, Kelompok IRT yang Berusaha Produktif dari Rumah

Berawal dari hobi, sekelompok ibu rumah tangga yang tergabung dalam Komunitas Rajut Blitar, kini berkembang menjadi produsen kerajinan tangan rajut.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
KOMUNITAS RAJUT BLITAR - Salah satu produk bunga tiruan karya anggota Komunitas Rajut Blitar saat acara kopdar di Taman Sentul, Kota Blitar, Rabu (12/2/2025). Komunitas ini menjadi wadah belajar bagi penghobi kerajinan rajut. 

Lambat laun, para anggota sudah mahir membuat kerajinan rajut sendiri di rumah. Hasil kerajinan rajut itu kemudian mereka jual.

Jenis kerajinan rajut yang diproduksi anggota komunitas, antara lain, gantungan kunci, taplak, baju, tas, kalung, dan dompet.

Para anggota memasarkan produk kerajinan rajut baik secara offline maupun online.

Harga kerajinan rajut bervariasi mulai paling murah harga Rp 5.000, hingga paling mahal mencapai jutaan rupiah.

Harga kerajinan rajut tergantung model, tingkat kesulitan, kombinasi warna dan bahan yang digunakan.

"Biasanya, kalau ada bazar atau pameran, kami juga diberi fasilitas stan untuk memasarkan produk kerajinan rajut anggota komunitas. Kalau secara pribadi, para anggota banyak yang menjual secara online," katanya.

Dengan komunitas ini, kata Lelly, para ibu rumah tangga bisa produktif di rumah. Mereka juga bisa menghasilkan uang untuk membantu ekonomi keluarga.

"Sambil mengurus keluarga, para ibu rumah tangga tetap produktif dan bisa menghasilkan uang dari rumah," ujarnya.

Salah satu anggota komunitas, Ayu Wiki Rinda (41) atau yang akrab dipanggil Kiki mengatakan gabung Komunitas Rajut Blitar ketika pandemi Covid-19.

Awalnya, ibu dua anak asal Jl Pamungkur, Sukorejo, Kota Blitar, itu bisnis kuliner.

Ketika pandemi menerjang, bisnis kuliner miliknya menurun dan akhirnya gulung tikar.

"Ibu saya yang lebih dulu ikut komunitas rajut. Ibu sering merajut di rumah. Saya akhirnya tertarik ikut komunitas," katanya.

Pertama ikut komunitas, Kiki belum begitu bisa membuat kerajinan rajut. Lama-lama, Kiki mulai mahir membuat kerajinan rajut.

Ia kemudian memproduksi sendiri kerajinan rajut tas dan dompet untuk dipasarkan secara online.

Dari penjualan kerajinan rajut tas dan dompet, dalam sebulan, Kiki mendapatkan penghasilan minimal Rp 1 juta.

Kiki memasarkan kerajinan rajut tas dan dan dompet secara online.

Ia menjual kerajinan rajut tas dengan harga Rp 130.000 per biji dan kerajinan rajut dompet dengan harga Rp 50.000 per biji.

"Saya produksi sendiri di rumah. Tiap hari bisa produksi tiga dompet. Pemasarannya online. Sebulan rata-rata bisa dapat penghasilan Rp 1 juta," katanya.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved