Banjir Probolinggo

Jembatan Darurat Bambu di Desa Seboro Kab Probolinggo Rusak Akibat Banjir, akan Dibangun Pakai Baja

Banjir susulan menghanyutkan bambu yang masih belum kokoh untuk pembangunan jembatan darurat di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kabupaten Probolinggo.

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: irwan sy
ahsan faradisi/surya.co.id
JEMBATAN DARURAT: Bupati Probolinggo terpilih Gus Haris saat meninjau jembatan di Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Jum'at (7/1/2025). Pembangunan jembatan darurat tidak akan gunakan bambu, tapi baja WF. 

SURYA.co.id, PROBOLINGGO - Banjir susulan menghanyutkan belasan bambu yang masih belum kokoh untuk pembangunan jembatan darurat di Dusun Gilih, Desa Seboro, Kecamatan Krejengan, Kabupaten Probolinggo, Jum'at (7/1/2025).

Pembangunan jembatan darurat menggunakan bambu itu sejatinya digarap pasca jembatan putus akibat banjir, Kamis (6/1/2025) siang.

Namun, jembatan darurat itu kembali rusak sehingga akses warga kembali terputus.

Pemkab Probolinggo melalui Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD), memutuskan untuk membuat jembatan bambu sebagai akses darurat atau sementara sampai pembangunan jembatan permanen.

Hal ini kemudian dipertimbangkan untuk tidak menggunakan bambu sebagai akses darurat warga.

Pembuatan jembatan darurat akan menggunakan besi WF (Wide Flange) atau balok baja struktural berbentuk seperti huruf H, yang biasanya material utama digunakan dalam kontruksi bangunan besar, seperti gedung, jembatan atau gudang.

"Kita tetap pakai baja WF yang pasti harus safety, karena kalau tidak safety meskipun sementara tapi makan korban itu akan jadi lebih parah. Jadi tetap diupayakan, meskipun sementara tapi safety itu harus tetap," kata Bupati Probolinggo terpilih, Gus dr. Muhammad Haris, Jum'at (7/1/2025).

Dalam pembangunan jembatan sementara dengan baja WF itu, menurut Gus Haris, ditargetkan selesai dalam waktu 3 Minggu.

Setelah jembatan darurat itu selesai, baru pembangunan jembatan permanen akan diupayakan lebih cepat lagi.

"Kalau sudah selesai pembangunan jembatan darurat atau jembatan sementara, baru jembatan permanen kita upayakan secepatnya. Prinsipnya, semua instansi terkait dipastikan hadir dan saling bahu-membahu jika ada bencana," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved