Berita Viral
Rekam Jejak Bahlil Lahadalia saat Jadi Sopir Angkot, Pantesan Gak Kaget Diminta Naik Angkutan Umum
Beginilah rekam jejak Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat bekerja sebagai sopir angkot. Pantesan Gak Kaget Diminta Naik Angkutan Umum.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Beginilah rekam jejak Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia saat bekerja sebagai sopir angkot.
Pantas saja Bahlil tak kaget saat beredar kabar pejabat diminta untuk naik angkutan umum.
Bahlil menegaskan, dirinya jangan diajari untuk menggunakan transportasi umum. Sebab, bukan hal baru baginya.
"Kalau Menteri saya, Bahlil, jangan ajarin saya naik angkutan umum," kata Bahlil pada sela-sela acara outbound DPP Partai Golkar di The Highland Park Resort, Bogor, Jawa Barat, Minggu (2/2/2025), melansir dari Tribunnews.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ini mengaku pernah menjadi kondektur angkot selama 3 tahun dan sopir angkot 2 tahun.
Baca juga: Kisah Bahlil Lahadalia Menteri ESDM Dulu Pernah Jadi Kernet Angkot, Anainas Waimbo: Jatuh Bangun
"Karena saya kondektur angkot 3 tahun di terminal. Jadi sopir angkot 2 tahun waktu sekolah SMA. Kuliah juga bawa angkot," ujar Bahlil.
Bahlil berkelakar bahwa dirinya siap mengajari pejabat untuk menggunakan transportasi umum.
"Jadi nanti gue (saya) jelasin bagaimana cara naik angkot yang benar. Bagi saya, jangan diajarin dengan itu. Karena memang itu ilmu saya," tegasnya.
Dia menuturkan bahwa dirinya tak mempersoalkan apabila memang pejabat diwajibkan naik transportasi umum.
"Enggak ada masalah. Tapi enggak perlu untuk diumumin begitu lah. Nanti kalau memang butuh upgrading, pejabat untuk bagaimana teknik naik angkot, nanti saja saya saja yang jadi (mengajarinya)," ucap Bahlil.
Lantas, seperti apa rekam jejak Bahlil saat jadi sopir angkot?
Karier Bahlil di pemerintahan memang sedang bersinar, ia sebelumnya menjabat sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Namun, jarang ada yang tahu perjuangan Bahlil hingga di titik kesuksesannya saat ini.
Bahlil ternyata pernha jatuh bangun untuk berjuang hidup.
Ia rela jadi kernet angkot saat masih duduk di bangku sekolah.
Salah satu orang yang mengenal betul sosok Bahlil Lahadalia saat masa muda dan menjadi seorang kenet angkot di Fakfak ialah Ananias Waimbo (60).
"Sekarang ini, semua orang tahu betul siapa Bahlil Lahadalia, karena kebanyakan hanya mengemuka ketika seseorang telah sukses. Tetapi jujur saya secara pribadi bersyukur telah mengenalnya jauh sebelum namanya bersinar dan sempat jatuh bangun dulu," kata Ananias Waimbo, Kamis (22/8/2024), melansir dari TribunPapuaBarat.com.
Ananias Waimbo mengisahkan, dirinya dan Bahlil Lahadalia dulunya merupakan anak-anak terminal di Fakfak Papua Barat.
"Saya mengenal Bahlil saat ia masih remaja dan bersekolah dengah kehidupan yang jauh di bawah kata sederhana," kenangnya.
Meskipun begitu, ia menyebutkan dari sosok kesederhanaan Bahlil Lahadalia mampu membuatnya tetap tampil percaya diri dan punya kegigihan akan hidup yang lebih baik jauh ke depan.
"Sehingga waktu masa sekolah itu, dia (Bahlil Lahadalia) harus mencari penghasilan tambahan untuk keperluannya," kata Ananias Waimbo.
Ananias Waimbo tak mengingat betul awal mula berkenalan dengan Bahlil Lahadalia, namun ia teringat sungguh tatkala mantan Menteri Investasi RI itu menjadi kernet dan dirinya sebagai sopir.
"Seingat saya itu pada tahun 1992 atau 1993, Bahlil Lahadalia jadi kondektur atau kernet dan saya sopir yang membawa angkot," katanya mencoba mengingat kenangan.
Sebetulnya, Ananias Waimbo bukan merupakan seorang sopir taksi tetapi kala itu masih menjadi anggota aktif kepolisian di Polres Fakfak Papua Barat.
"Pada masa itu, saya pulang dinas atau tugas baru kemudian saya menjadi sopir dan Bahlil Lahadalia pulang sekolah baru menjadi kernet, sehingga kami berdua itu menggunakan waktu lenggang," bebernya.
Waktu itu kenang Ananias Waimbo, trayek angkot yang dilayani Bahlil Lahadalia dengan dirinya yakni mengitari wilayah Kota Fakfak.
"Dari Kawasan Puncak, menuju kota baru kemudian ke Torea, pokoknya kita keliling waktu itu," tandasnya.
Pada waktu itu, angkot di Fakfak memang belum begitu seramai saat ini dan belum ada jasa ojek.
"Pada saat kita mencari penumpang waktu itu, memang hasil pendapatan kita berdua itu tidak seberapa, karena apa yang kita dapat itu yang kita bagi dan perlu diketahui penghasilan tidak menentu memang," ucapnya.
Dari keseharian pekerjaan keduanya, baik Bahlil Lahadalia dan Ananias Waimbo terjali kekerabatan yang erat bahkan sudah seperti keluarga.
Ananias Waimbo mengenang tatkala menjadi orang yang mengajarkan Bahlil Lahadalia membawa angkot atau mobil.
"Bahkan saya ajar Bahlil Lahadalia sampai mahir dan memintanya membuat SIM hingga harus mengikuti ujian teori dan praktik hingga dinyatakan lulus dan resmi mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM) ," katanya.

Pernah menjadi sopir angkot bersama Bahlil Lahadalia, membuat Ananias Waimbo mengenal betul sosok mantan ketua HIPMI itu.
"Bahlil Lahadalia itu orangnya yang saya kenal dari dulu ialah orang cerdas, ulet, mau berusaha, mudah bergaul dan yang paling penting dia tidak pernah melupakan masa lalunya," kata Ananias Waimbo.
Sebagai sesama anak terminal dan masyarakat Kabupaten Fakfak, Ananias Waimbo mengaku bangga dengan pencapaian dan kesuksesan Bahlil Lahadalia.
"Perlu saya pertegas, beliau Bahlil Lahadalia ini adalah orang yang paling tidak pernah lupa dengan masa lalunya, salah satu bukti kalau ia datang ke Fakfak itu pasti dia lihat teman-teman sopir angkot di terminal, salah satunya saya, selalu dia tanyakan saya," tuturnya.
Meski sekarang sudah menjadi orang besar, Bahlil Lahadalia dikatakannya tak pernah lupa dengan masa lalunya termasuk kawan lama di terminal.
"Pernah waktu kita ketemu itu, dia (Bahlil Lahadalia) peluk saya erat dan sesekali kita mengenang momen perjuangan hidup dulu," imbuhnya.
Pejabat Diminta Naik Angkutan Umum
Sebelumnya, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno, mendesak agar pengawalan dan patroli (patwal) untuk pejabat dibatasi, kecuali untuk presiden dan wakil presiden.
Djoko menilai, pejabat seharusnya lebih akrab dengan angkutan umum untuk memahami kondisi kemacetan yang dialami masyarakat.
"Semestinya, pejabat negara membiasakan menggunakan angkutan umum, minimal sekali seminggu, bercampur dengan masyarakat umum akan mengetahui kondisi sebenarnya kehidupan masyarakat," kata Djoko dalam penjelasannya pada Senin (27/1/2025) dikutip dari Kompas.com.
Djoko mengusulkan agar pejabat negara tidak perlu mendapatkan layanan patwal, kecuali presiden dan wakil presiden.
Dia meminta agar layanan patwal dialihkan untuk penggunaan angkutan umum, yang dinilai sudah cukup representatif di Jakarta.
berita viral
Bahlil Lahadalia
sopir angkot
pejabat Diminta Naik Angkutan Umum
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Rekam Jejak Willy Aditya yang Tegur dan Ancam Usir Ahmad Dhani Gegara Interupsi Terus Ariel-Judika |
![]() |
---|
'Ya Allah Mau Jadi Apa Bangsa Ini' kata Raisa, Sederet Artis Berduka, Ojol Tewas Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Buntut Kasus 5 Pelaku Judi Online Rugikan Bandar Ditangkap, Polisi Ringkus Adminnya, Ada yang Buron |
![]() |
---|
Pasha Ungu hingga Denny Sumargo Melayat ke Rumah Affan Kurniawan, Driver Ojol Korban Rantis Brimob |
![]() |
---|
Rekam Jejak Irjen Abdul Karim, Kadiv Propam yang Gerak Cepat Amankan Brimob Pelindas Affan Ojol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.