Berita Viral

Sosok 3 Anak Nursalim Tukang Becak di Pasuruan Jatim yang Sukses Jadi PNS dan Lulus S2

Inilah sosok tiga anak dari Nursalim, tukang becak di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). Sukses jadi PNS dan lulus S2

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com
Nursalim, tukang becak di Pasuruan, Jawa Timur 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok tiga anak dari Nursalim, tukang becak di Pasuruan, Jawa Timur (Jatim). 

Diketahui, Cak Salim dikenal sebagai sosok inspiratif.

Meski pekerjaan utamanya hanya sebagai tukang becak, Nursalim berhasil mengantarkan tiga anaknya mendapat pekerjaan dan pendidikan layak. 

Kini, ketiga anak Nursalim menjadi orang sukses.

Nursalim mengaku, anak sulungnya, Muhammad Huseni, saat ini bergelar sarjana pendidikan dan mengajar di SD Islam di Kecamatan Kejayan.

Anak keduanya, Nur Hasanah, tamatan S2 menjadi guru agama dan berstatus PNS di SMP Negeri 3 Kota Pasuruan.

Kemudian, anak terakhirnya, Saidatut Dariyah menempuh pendidikan S2 di Bali dan mengajar di sebuah SMA.

"Itu semua berkat doa, saya selalu mengingatkan kepada anak saya untuk terus berdoa dan terus belajar. Anak juga mendapatkan beasiswa," ujar Cak Salim-sapaan akrab Nursalim.

Alasan Jadi Tukang Becak

Baca juga: Kisah Nursalim Tukang Becak di Pasuruan Sukses Sekolahkan 3 Anak hingga Jadi PNS dan Lulus S2

Sebelum menjadi tukang becak, Nursalim pernah bekerja di pabrik furniture sebagai pengantar barang-barang mebel.

Namun, ia memutuskan keluar karena merasa tidak punya waktu untuk beribadah.

"Waktu itu, anak pertama masih bayi dan saya berpikir sampai kapan kehidupan seperti itu. Sibuk bekerja dan meninggalkan shalat."

"Dan saya putuskan keluar dan menjadi tukang becak," ujarnya lirih, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com. 

Saat menjadi tukang becak, Cak Salim ternyata tak pernah mematok harga.

"Penumpang bayar seikhlasnya. Karena saya masih yakin barang siapa berbuat baik akan mendapatkan kebaikan dari orang lain," katanya sembari tersenyum.

Kerja Sampingan

Untuk kegiatan sosial, sepulang dari mengayuh becak, ia juga menjadi marbot di kampungnya.

Setiap menjelang waktu shalat Zuhur dan Ashar, Cak Salim menyapu dan membersihkan masjid.

Baginya, ada pekerjaan yang dapat memenuhi kebutuhan materi, sedangkan beramal baik menjadi pelengkap ketenangan.

"Saya sudah berumur tidak muda lagi, ya mungkin jadi marbot lebih dekat dengan yang di atas (Tuhan). Buat akhirat Mas," katanya.

Di sekitar Pasar Warungdowo, becak tradisional yang serupa milik Cak Salim hanya ada tiga buah.

Baca juga: Kebaikan Nursalim Tukang Becak di Pasuruan Bisa Sekolahkan 3 Anak hingga Jadi PNS, Ini Amalan Lain

Hampir semua becak sudah menggunakan mesin motor (betor). Namun, bagi Cak Salim, ia tetap mempertahankan agar tubuhnya tetap tegar karena bergerak.

Bahkan, anaknya juga pernah meminta ia berhenti mengayuh becak.

"Kalau nggak ngongkel (mengayuh becak) rasanya malah sakit. Lumayan olahraga juga," ujarnya.

Sayang, cerita panjang dari Cak Salim berhenti saat seorang perempuan yang membawa belanjaan meminta diantar olehnya. 

"Permisi dulu ya Mas, kulo (saya) ngantar dulu. Monggo Bu naik," ucap Cak Salim sambil mempersilakan penumpang.

Dengan semangat, Cak Salim menggeser bagian belakang becak, mengambil ancang-ancang sebagai tanda siap melahap aspal dengan becaknya.

Topi dan sarung menjadi ciri khas tukang becak yang ada di Pasar Warungdowo.

Nasikha, salah satu pemilik warung yang menjadi pangkalan sejumlah tukang becak, mengakui semangat dan kesederhanaan Cak Salim.

"Cak Salim itu sukses, anaknya sudah jadi guru semua. Dia sering puasa dan kerjanya sebelum shalat Zuhur sudah pulang," katanya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved