PMK Tidak Ganggu Penjualan Daging di Situbondo, Banyak Lapak Tutup Cepat Karena Stok Habis Terjual

"Kenapa tidak pengaruh, karena pedagang dan masyarakat percaya bahwa PMK hanya lewat di Situbondo," kata Nanik

Penulis: Izi Hartono | Editor: Deddy Humana
surya/izi hartono
Pedagang daging sapi di Pasar Mimbaan Situbondo tidak mengalami penurunan pembeli meski sedang terjadi wabah PMK. 

SURYA.CO.ID, SITUBONDO - Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi, ternyata tidak mempengaruhi omzet para daging sapi di pasar tradisional Situbondo.

Secara psikologis, para masyarakat tidak terpengaruh PMK karena sampai saat ini pembelian daging tidak menurun.

Bahkan daging sapi masih diburu konsumen dan pedagang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau dijual kembali.

Berdasarkan pantauan SURYA, Selasa (14/1/2025), tingginya minat masyarakat pada daging sapi membuat para pedagang daging di Pasar Mimbaan sudah menutup lapaknya sekitar pukul 09.00 WIB.

Penjual daging mengaku memang sudah harus menutup lapaknya karena stok sudah habis terjual. Salah seorang penjual daging, H, Nanik mengatakan, meski ada penurunan sejak adanya kasus PMK namun tidak banyak pengaruhnya di Situbondo.

"Kenapa tidak pengaruh, karena pedagang dan masyarakat percaya bahwa PMK hanya lewat di Situbondo," kata Nanik.

Wanita ini mengaku para pembeli daging sapi juga tidak terpengaruh dan mereka tetap rutin membeli. "Misalnya pedagang bakso dan sate," ucapnya.

Selain itu, tambah Nanik, harga daging tetap stabil dan tidak ada penurunan, karena sapi yang sehat harganya tetap mahal.

"Kalau ada rejeki, bisa satu ekor sapi itu habis, ettapi kadang ada sisanya sedikit. Bahkan meski ada  PMK sekarang ini, Alhamdulillah setiap hari tetap memotong sapi," jelasnya.

Sementara pekerja pemotongan daging sapi di Pasar Panji, Toyan mengatakan, banyak lapak daging sapi tutup di pasar itu bukan karena PMK.

"Tetapi karena dagingnya sudah habis terjual. Dan kalau beli banyak, takut tidak habis terjual," kata Toyan.

Toyan mengaku omzet para pedagang daging sapi tidak turun karena mereka membeli dagingnya kepada pedagang sapi. "Kalau kami membeli sapi yang sehat, apalagi saat di tempat pemotongan sapi ada pemeriksaan," katanya.

Di tengah kondisi pasar yang tidak menent, lanjutnya, daging sapi masih berada di harga Rp 120.000 per KG, dan daging rawonan dijual Rp 100.000 per KG. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved