IHSG Menguat di Pekan Pertama 2025, IPOT Rekomendasikan Saham Ini di Momen 'January Effect'
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif di level 7.164 atau menguat 1,82 persen dalam seminggu pada akhir perdagangan.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Sementara itu, IDX Consumer Cyclicals dalam sepekan kemarin turun sebesar 0,3 persen dan menjadi sektor yang mengalami rotasi dalam menjaga pergerakan IHSG.
Pelemahan yang terjadi pada sektor ini juga disebabkan minimnya sentimen yang ada.
Berbicara tentang potensi market pada 6 - 10 Desember 2025, Dimas menyebutkan sejumlah sentimen yang wajib diperhatikan para trader.
Pertama, Sentimen FOMC Minutes.
Pada Kamis minggu ini The Fed mengadakan pertemuan yang akan membahas kemungkinan hasil keputusan suku bunga yang akan diumumkan pada 30 Januari mendatang.
Umumnya ketika outlook terhadap kondisi ekonomi AS dan keputusan suku bunga yang disampaikan pada FOMC Minutes akan berpengaruh terhadap pergerakan market saham baik di AS sendiri maupun global.
Kedua, Non-Farm Payrolls Desember.
Sehari setelahnya rilis data ketenagakerjaan AS yang memberikan gambaran kondisi ekonomi AS.
Berdasarkan konsensusnya, jumlah lapangan pekerjaan di luar pertanian untuk bulan Desember akan mencatatkan penurunan yang cukup signifikan dibanding bulan sebelumnya.
Non-Farm Payrolls Desember diperkirakan akan mencatatkan lapangan pekerjaan sekitar 150rb dibandingkan bulan November yang sebesar 227 ribu.
"Apabila data yang keluar pada Jumat nanti sesuai dengan konsensus maka level ini merupakan level kedua terendah dalam 3 bulan terakhir, dimana pada Oktober lalu sempat mencatatkan level terendah seiring dengan force majeure badai Helene dan Milton yang menghantam Florida," beber Dimas.
Ketiga, Sentimen January Effect.
Sentimen terakhir di minggu ini berasal dari momentum seasonal.
Umumnya pada bulan Januari ada fenomena yang disebut 'January Effect' di pasar modal, di mana kecenderungan harga saham pada 2 minggu pertama atau sepanjang Januari akan mengalami kenaikan.
"Namun, jika kita lihat dari data yang ada hingga perdagangan terakhir di Minggu lalu menunjukkan probabilitas terjadinya fenomena musiman ini cenderung kecil," lanjut Dimas.
Dia menyebutkan alasannya, dari sisi foreign flow masih mencatatkan outflow yang memberikan 'keraguan' terhadap pergerakan IHSG.
Selanjutnya, dilihat dari data historical dalam 5 tahun terakhir (2020-2024) di mana hanya terdapat 1 kali kenaikan yang terjadi di bulan Januari yaitu pada tahun 2022.
"Artinya, probabilitas IHSG berakhir di zona hijau pada bulan Januari hanya sebesar 20 persen jika kita tarik data kinerja bulanan Januari dalam 5 tahun terakhir. Namun bukan tidak mungkin penguatan dapat terjadi di IHSG mulai dari minggu ini. Hal ini dapat terjadi karena siklus pergerakan sebuah saham/indeks, dimana IHSG sudah bergerak konsisten turun sejak 4 bulan terakhir yang secara historikal IHSG cenderung berubah tren dari yang sudah berlangsung selama kurang lebih 4 bulan," papar Dimas.
Indeks Harga Saham Gabungan
IHSG
PT Indo Premier Sekuritas
IPOT
saham
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Bacaan Sholawat Basyairul Khairat, Dilengkapi Lirik Teks Latin |
![]() |
---|
Ya Habibal Qolbi - Sabyan Gambus, Lirik Arab dan Latin |
![]() |
---|
Demonstran Membakar dan Jarah Fasilitas Gedung Grahadi Rumah Dinas Gubernur Khofifah |
![]() |
---|
Paguyuban Ojek Online Lumajang Gelar Salat Ghaib untuk Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Breaking News - Massa Bakar Gedung Negara Grahadi, Aksi Demo di Surabaya Makin Tak Terkendali |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.