Puluhan Sapi di Tulungagung Dilaporkan Terserang PMK, Begini Respons Disnakkeswan

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendapatkan puluhan laporan sapi yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Seorang petugas Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Tulungagung menyuntikkan vaksin PMK ke seekor sapi milik peternak di Desa Sumberingin Kulon, Kecamatan Ngunut, Jumat (3/1/2024). 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), mendapatkan 77 laporan sapi yang terserang Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Dari jumlah itu, ada 2 ekor sapi yang mati, sementara sisanya mendapatkan perawatan.

Namun, jumlah hewan ternak sapi yang terjangkit PMI kemungkinan masih berkembang, karena belum semuanya masuk pendataan.

“Laporan korban dilakukan mingguan. Untuk sementara yang masuk 77 ekor itu, tersebar di sejumlah kecamatan, 2 ekor mati,” jelas Kabid Kesehatan Hewan Disnakkeswan Tulungagung, Tutus Sumaryani, Jumat (3/1/2025).

Lanjutnya, serangan PMK sudah muncul sejak akhir November 2024 kemarin.

Namun, kondisi serangan kali ini tidak separah sebelumnya, karena 80 persen sapi sudah divaksin.

Seluruh kasus PMK yang ditemukan saat ini terjadi pada sapi pedaging, tidak ada pada sapi perah, kambing maupun babi.

“Vaksinasi yang kami lakukan bahkan sampai para tahap booster kedua. Vaksinasi untuk sapi-sapi yang sehat juga masih kami lakukan,” sambung Tutus.

Saat ini, stok vaksin PMK tersisa sekitar 1.250 dosis dan harus dibagi di 7 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan). Masing-masing di Kecamatan Kedungwaru, Sendang, Campurdarat, Besuki, Ngunut, Kalidawir dan Rejotangan.

Kini, populasi sapi potong yang terdata di Disnakkeswan sejumlah 124.000 ekor, sedangkan sapi perah 25.500 ekor.

Petugas kesehatan hewan juga berkeliling ke lokasi-lokasi temuan kasus PMK untuk melakukan pengobatan.

“Kami sisir ke setiap desa, sapi yang sakit kami obati. Kami juga mengimbau kepada para peternak, untuk sementara jangan mendatangkan sapi baru ke kandang,” ujar Tutus.

Salah satu penyebab merebaknya wabah PMK di Tulungagung, adalah lalu lintas hewan ternak, terutama sapi.

Kondisi ini tidak lepas dari Pasar Hewan Terpadu (PHT) milik Pemkab Tulungagung yang menjadi pertemuan para pedagang dari berbagai daerah.

Masih menurut Tutus, temuan kasus PMK ini lebih banyak pada tempat blantik atau pedagang sapi.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved