Banjir Surabaya

Perjuangan Orangtua Asuh Bocah Wiyung yang Terseret Banjir di Surabaya, Merawat Sejak Usia 8 Bulan

Ini lah perjuangan Wibi Harianto, orangtua asuh MR (3,5) bocah Wiyung yang terhanyut dalam selokan di kawasan Jalan Babatan Menganti Gang 2F, Wiyung,

kolase surya.co.id/istimewa
Kondisi pilu bocah Wiyung yang terseret banjir di Surabaya, terungkap. Begini perjuangan orangtua asuh merawatnya. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA - Ini lah perjuangan Wibi Harianto, orangtua asuh MR (3,5) bocah Wiyung yang terhanyut dalam selokan di kawasan Jalan Babatan Menganti Gang 2F, Wiyung, Surabaya, saat terjadi hujan lebat, pada Selasa (24/12/2024) sore.

Wibi mengasuh MR sejak sang bocah berusiab 8 bulan. 

Saat itu, orangtua kandung MR yang merupakan warga Desa Kedawang, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan pergi merantau ke Malaysia.

"Sejak usia 8 bulan, dia tinggal bersama kami. Sudah kami anggap anak sendiri. Kami juga punya anak kandung yang seumuran dengannya, sudah seperti saudara," kata Wibi saat ditemui di teras sebuah rumah kos di RT 5 RW 2, Babatan Menganti Gang 2F, Wiyung, Surabaya, Rabu (25/12/2024) pukul 12.30 WIB.

Selama hampir 3 tahun, Wibi bersama isterinya membesarkan MR dengan penuh kasih sayang.

Baca juga: Nasib PiIu Bocah Wiyung yang Terseret Banjir di Surabaya, Tinggal Bareng Orangtua Asuh di Tempat Kos

Dia mengaku bahagia saat sang bocah mulai bisa memanggilnya bapak.  

"Dia sudah bisa sedikit ngomong. Bapak dan Mamak. Anaknya lincah," kenangnya mengingat kembali sapaan yang biasa diucapkan MR ketika memanggilnya.

Wibi mengungkap, tak ada firasat apapun yang diperlihatkan sang anak sebelum peristiwa.

Pun pada hari kejadian, seperti biasanya, balita tersebut bermain air bersama saudara dan teman-teman sekitar rumah ketika hujan datang.

"Namun biasanya tidak terlalu jauh apalagi sampai di tempat kemarin (lokasi tenggelam). Biasanya hanya di depan rumah saja," kenangnya.

Saat kejadian, Wibi tengah berkerja di kawasan perumahan Surabaya Barat.

Bak petir di siang bolong, pekerja bangunan ini terhenyak saat mendengar kabar hanyutnya sang anak, langsung dari istrinya yang datang menjemputnya.

Dia langsung bergegas menarik gas motornya. Berharap MR masih bisa ditemukan di lokasi bermain yang berjarak sekitar 15 meter dari rumah kos.

Sayang hal itu terlambat. Perjumpaannya dengan MR sebelum berkerja ternyata menjadi momen kali terakhir bertemu balita lucu itu.

"Saya langsung Ikut nyemplung (mencari anaknya)," katanya.

Sejak Selasa sore hingga Rabu siang, dia tak berhenti mencari MR. Dia masih percaya sebuah keajaiban mengantarkan anaknya bertemu dalam keadaan selamat.

Bulir keringat di kening tak bisa menyembunyikan rasa lelahnya.

Sejak pagi dia telah berjibaku berenang di Kali Makmur komplek perumahan Royal Residence, berjarak 2 kilometer dari kediamannya.

Di sungai yang dipenuhi eceng gondok inilah, diduga menjadi lokasi MR, balita 3,5 tahun tersebut berada. Wibi bercerita, telah berenang dari titik awal MR hingga Kali Makmur.

"Sekarang istirahat sebentar. Sekitar pukul 13.00 WIB, kita cari lagi. Namanya orang tua, apapun harus dilakukan demi anaknya," katanya mengawali perbincangan dengan Harian Surya.

"Informasi dari petugas akan dicari selama satu pekan. Tapi kami optimis akan ditemukan lebih cepat. Mohon doanya," katanya.

Selain Wibi, di kos yang sama juga ditinggali Ghofur, paman dari MR sekaligus kakak dari ibunda MR.

Ghofur bersama satu anggota keluarga lainnya turut membantu Wibi mencari MR sejak Selasa sore.

"Saya sampai ikut masuk gorong-gorong dan saluran air berukuran 60 cm kali 50 cm. Tapi, masih belum ditemukan," kata Ghofur ditemui di tempat yang sama.

Saluran di kawasan Babatan didesain dengan ukuran sedang sehingga mampu mengalirkan air di perkampungan menuju saluran di Jalan Wiyung hingga menjangkau rumah pompa.

Ada pula sempalan saluran yang mengarah ke Kali Makmur di dalam Kompleks Royal Residence.

"Kami akan mencari MR sampai ditemukan. Mohon doanya," ujar pria yang juga pekerja bangunan tersebut.

Ketua RT 8 RW 2, Ainul mengungkapkan, lokasi perkampungannya memang seringkali menjadi langganan banjir.

Berada lebih rendah dibandingkan RT lainnya, limpahan air memenuhi got sedalam 50 cm.

Saat hujan deras, arus air begitu kencang. "Saluran di sini memang sering banjir, bisa sampai semata kaki karena memang dapat kiriman dari sana. Namun cepat kering," katanya menunjuk area RT tetangga.

Penjelasan Ainul sesuai dengan pada rekaman kamera CCTV yang viral di media sosial.

Menunjukkan detik-detik MR tenggelam, proses hanyut tersebut berlangsung cepat.

Karenanya, pengawasan terhadap anak memang seharusnya ditingkatkan. Terutama, saat hujan berlangsung.

"Namanya anak kecil, kadang belum tahu, kalau yang kadang (saluran) muncul gelembung-gelembung itu berbahaya. Justru ini memancing untuk mendekat," katanya.

Sosialisasi juga terus dilakukan, terutama bagi pendatang. "Kami bersama para Ketua RT lainnya juga ikut mencari. Semoga segera ditemukan," katanya. 

Diberitakan sebelumnya, Berdasarkan video rekaman CCTV yang beredar, korban yang tidak mengenakan busana terlihat tengah bermain hujan bersama seorang anak perempuan dan satu laki-laki.

Kemudian, korban berjalan mendekati selokan sebuah rumah warga yang tak berpenutup dengan kondisi permukaan air meluap dan berarus deras. 

Korban berjalan pelan seraya bermain di dekat selokan itu, lalu langka kakinya masuk ke dalam selokan dan tubuhnya lenyap terseret arus air selokan tersebut, pukul 15.35 WIB. 

Diduga kakak korban yang melihat kejadian tersebut langsung bergegas kembali pulang ke rumah untuk mengabari orangtuanya mengenai kejadian tersebut. 

Kapolsek Wiyung Polrestabes Surabaya Kompol Slamet Agus Sumbono membenarkan adanya insiden bocah laki-laki hilang terseret arus air selokan pada Selasa sore. 

Pihaknya bersama beberapa instansi unit kedaruratan; BPBD dan SAR sedang melakukan pencarian terhadap bocah tersebut. 

"Mohon bersabar, kami masih melakukan pencarian," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com, pada Selasa (24/12/2024).

Terkendala Eceng Gondok

kolase foto Bocah Wiyung Terseret Banjir Surabaya. Simak kronologi lengkapnya.
kolase foto Bocah Wiyung Terseret Banjir Surabaya. Simak kronologi lengkapnya. (kolase SURYA.co.id)

Proses pencarian balita 3,5 tahun yang tenggelam di Babadan Surabaya terus dilakukan, Rabu (25/12/2024).

Pada hari kedua proses pencarian, petugas memusatkan proses pencarian di Kali Makmur, kawasan Perumahan Royal Residence.

Sungai yang berada sekitar 2 kilometer dari korban awal jatuh ini menjadi pusat pencarian karena lokasinya yang terhubung langsung dengan saluran box Culvet Wiyung dan Saluran Babadan.

"Kami bersama Basarnas, kami memperluas pencarian ke Jalan Wiyung dan ke titik lokasi Kali Makmur," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro.

Selain Kali Makmur, muncul dugaan adanya korban hanyut ke arah rumah pompa Wiyung melalui saluran Wiyung. "Sementara kami menyisir sungai ke arah Kali Makmur," katanya.

"Selanjutnya, kami akan melanjutkan pencarian ke arah Wiyung. Kami berkolaborasi dengan Basarnas, Tagana, relawan, dan seluruh stakeholder terkait," katanya.

Petugas menggunakan 6 perahu karet dan menerjunkan puluhan petugas dalam pencarian ini. Mereka juga mendirikan tenda di sekitar Kali Makmur sebagai lokasi Posko pencarian.

Hebi mengakui, salah satu tantangan petugas di lapangan adalah Eceng Gondok yang memenuhi permukaan Kali Makmur.

"Biasanya kalau sudah 24 jam, korban akan mengapung. Namun ini belum terlihat karena juga adanya eceng gondok," kata Hebi.

Karenanya, BPBD Surabaya berkolaborasi dengan Dinas Sumber Daya Air Bina Marga (DSDABM) Surabaya mengerahkan sejumlah alat berat. Mereka terlebih dahulu membersihkan tumpukan eceng gondok di permukaan sungai.

"Kami melakukan pembersihan eceng gondok terlebih dahulu. Sementara masih belum terlihat untuk korbannya," katanya.

Selain eceng gondok, kendala petugas ada pada penyisiran di Box Culvet. Penyisiran saluran tertutup akan dilakukan setelah menuntaskan proses pencarian di Kali Makmur.

"Ini belum kami lakukan penyisiran ke arah Wiyung. Karena, merupakan saluran tertutup. Setelah di sini, kami akan ke arah Wiyung," katanya.

Apabila hujan datang, pencairan akan dihentikan sementara karena potensi arus sangat deras. "Sehingga, kami tidak merekomendasikan untuk proses pencarian," katanya.

Komandan Tim Basarnas Kantor SAR Surabaya Eko Apriyanto menambahkan, proses pencarian akan berlangsung selama 7 hari ke depan.

"Tentu kami upayakan agar korban bisa ditemui kurang dari 7 hari. Mudah-mudahan ini bisa segera ditemukan," kata Eko ditemui di tempat yang sama.

Proses pencarian masih fokus pada permukaan sungai. Pihaknya belum menyiapkan opsi penyelaman.

Belum adanya kepastian soal titik utama korban, kondisi sungai yang cokelat keruh, hingga kekawatiran akan arus deras dasar sungai membuat petugas memfokuskan pada rescue permukaan air (water rescue).

Saksi Sempat Melihat Terapung 

Detik-detik balita di Wiyung, Surabaya, terseret air selokan.
Detik-detik balita di Wiyung, Surabaya, terseret air selokan. (Istimewa/tangkapan layar)

Sementara itu dikutip dari kompas.com, hingga Rabu (25/12/2024), sang bocah belum ditemukan.  

Petugas bersama warga setempat telah melakukan pencarian dengan memeriksa selokan di perkampungan, namun hingga kini belum berhasil menemukan korban. 

"Pencarian dari titik yang viral di video itu terus dilakukan. Karena dicurigai (korban) tersangkut, saluran itu lebarnya kurang lebih 50 hingga 60 sentimeter," jelas Slamet.

Informasi terbaru menyebutkan, ada warga yang melihat tubuh seorang anak kecil mengapung di sungai dekat lokasi, namun saksi tersebut tidak berani menolong karena tidak bisa berenang.

Petugas BPBD Surabaya kemudian memutuskan untuk melanjutkan pencarian di sungai tersebut, namun hasilnya masih nihil. 

"Karena keterbatasan jarak pandang saat malam hari dan cuaca, pencarian akan dilanjutkan pagi ini, pukul 07.00 WIB. Informasinya juga menurunkan perahu," tutup Kapolsek.

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Orangtua Balita yang Hanyut di Selokan Surabaya Saat Hujan Ikut Susuri Sungai"

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved