Regional Head PTPN I Reg 4 Subagiyo Luncurkan Buku untuk Langkah Strategis Industri Gula Masa Depan
Industri gula nasional saat ini masih harus menghadapi banyak tantangan, di antaranya iklim dan cuaca yang tidak lagi bisa diprediksi
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Industri gula nasional saat ini masih harus menghadapi banyak tantangan, di antaranya iklim dan cuaca yang tidak lagi bisa diprediksi dalam beberapa tahun terakhir ini, dan sejumlah tantangan lainnya.
"Tantangan lain itu selain iklim dan cuaca juga turunnya produktivitas akibat kurangnya lahan perkebunan tebu, hingga stagnansi investasi teknologi perkebunan dan pabrik gula," kata Subagiyo, Region Head PT Perkebunan Nusantara I (PTPN I) Regional 4.
Hal tersebut juga disampaikan Subagiyo dalam buku yang ditulisnya dengan judul 'Harapan Baru Industri Gula Nasional'.
Buku tersebut diluncurkan sekaligus dibedah dalam rangkaian kegiatan perayaan satu tahun transformasi PTPN I Regional 4 di kantor Surabaya, Senin (23/12/2024).
Buku tersebut merupakan hasil refleksi dari pengalaman Subagiyo selama 25 tahun berkarier di sektor agribisnis khususnya dalam industri gula.
Dalam karyanya, Subagiyo mengulas kejayaan industri gula Nusantara dan berbagai tantangan yang kini dihadapi industri gula tanah air.
“Jika dicermati dalam fakta sejarah, industri gula Indonesia mampu membangkitkan perekonomian Belanda yang sempat goyah pasca adanya Perang Jawa atau Perang Diponegoro. Bahkan, di tahun 1940, produksi gula Nusantara kala itu berada di angka 18 ton gula per hektare," jelasnya.
Hal itu mampu menjadikan Indonesia sebagai salah satu pelaku eksportir gula di dunia.
Sementara hingga tahun 2022, diketahui Indonesia justru menjadi salah satu negara importir gula tertinggi.
Dari total kebutuhan gula nasional sebesar 7,3 juta ton yang terdiri dari 3,2 juta ton gula konsumsi dan 4,1 juta ton gula industri, produksi gula nasional masih berada di angka 2,35 juta ton.
Melalui ekstraksi pemikirannya, Subagiyo juga menyoroti perihal kebijakan impor dan penetapan harga gula yang dinilai kurang menguntungkan bagi para pelaku industri dan petani.
Untuk itu, pihaknya menegaskan komitmen dukungannya terhadap pemusatan industri gula milik pemerintah yang saat ini di bawah PT Sinergi Gula Nusantara (PT SGN) sebagai salah satu instrumen kebijakan dalam rangka akselerasi swasembada gula nasional.
Dalam peluncuran buku tersebut, hadir Lutfil Hakim, Ketua PWI Jawa Timur dan Prof Dr Imron Mawardi SP MSi, dosen dan pengamat ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (FEB Unair) Surabaya.
Keduanya menjadi pembedah isi buku tersebut.
“Konsep industri gula masa depan untuk mencapai swasembada itu tertuang secara komprehensif dengan segala dinamika dan persoalannya dalam buku ini baik secara aspek on-farm, off-farm, Sumber Daya Manusia (SDM) maupun dalam hal kebijakan,” ungkap Prof Imron.
| Bandara Dhoho Kediri Dibuka Mulai 10 November 2025, Tarif Kediri-Jakarta PP Tidak Sampai Rp 1 Juta |
|
|---|
| 31 Pendidik Jatim Ikuti Pelatihan Manajemen Sekolah di Singapura, Dispendik: Transformasi Pendidikan |
|
|---|
| Lirik Ya Hadisi Ruwaida, Beserta Terjemahan |
|
|---|
| Lirik Hakam Ta'adal Aminta Faminta, Teks Arab dan Terjemahan |
|
|---|
| Jadwal Lengkap Rencana Perjalanan Haji 2026: Kloter Pertama Embarkasi Surabaya Terbang 22 April |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Subagiyo-Region-Head-PT-Perkebunan-Nusantara-I-PTPN-I-Regional-4.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.