DBD Melanda Mojokerto
Tim Gabungan Krisis Bencana Bidang Kesehatan Diterjunkan ke Mojokerto, Cegah DBD Merebak
Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto masih melakukan evaluasi terkait penyebaran kasus DBD yang sudah terdeteksi, salah satunya di Desa Jampirogo
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur (Jatim), melakukan fogging serentak menyusul merebaknya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di sejumlah wilayah yang terdampak banjir.
Kepala Dinkes Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rohmat Rokhmawan mengatakan, Tim gabungan krisis bencana bidang kesehatan UPTD Puskesmas Sooko, bersama Pemdes setempat, saat ini sedang melaksanakan fogging serentak.
"Fogging serentak pasca bencana banjir Desa Ngingasrembyong, kami melibatkan tim Puskesmas Sooko, Puskesmas Tawangsari, Puskesmas Puri," ungkap dr Ulum Rohmat, Sabtu (21/12/2024).
Menurutnya, kegiatan fogging sebagai upaya pencegahan DBD akibat virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
"Tadi kegiatan fogging di Desa Ngingasrembyong mulai pukul 08.00 WIB hingga selesai, yang nantinya akan diteruskan di Desa Tempuran," ujar Ulum.
Menurut Ulum, ada tiga titik utama sasaran pengasapan untuk mencegah penyebaran DBD di Ngingasrembyong.
"Sasarannya di Dusun Pendowo, Dusun Pesanggrahan dan Dusun/Desa Ngingasrembyong," tuturnya.
Namun, dirinya belum dapat menyebut terkait data rinci penyebaran kasus DBD, yang saat ini melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto.
"Masih evaluasi (Kasus DBD) sesuai puskesmas wilayah, tidak menyeluruh Kabupaten Mojokerto," tandas Ulum.
Cara Dinkes Atasi Ancaman Wabah DBD Pasca Banjir
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dr Ulum Rohmat menambahkan, pihaknya kini masih melakukan evaluasi terkait penyebaran kasus DBD yang sudah terdeteksi, salah satunya di Desa Jampirogo, Kecamatan Sooko.
"Berarti SKDR (Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons) berjalan degan baik, di mana deteksi dan Penanganan dini kejadian risiko kesehatan, salah satunya kesiapan dini untuk diagnosa dan perawatan dini akibat penyakit (DBD)," jelasnya.
Ia mengungkapkan, dalam Penanganan Masalah Kesehatan ada namanya SPGDT atau Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu PSC 119, dan SKDR atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons yang semuanya terkoneksi sistem Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto, Dinkes Provinsi Jatim dan Kemenkes.
"Sehingga terkait penanganan kesehatan perorangan dan masyarakat sudah menjadi kegiatan rutin Dinas Kesehatan bersama jaringan (Puskesmas, Labkesda, RSUD). Dan jejaringnya (Klinik, RS Swasta, Organisasi Profesi, PMI, Relawan/Kader Kesehatan, stakeholder terkait lainnya)," ungkap dr Ulum.
Pemkab Mojokerto melalui Dinkes akan terus meningkatkan respons dalam pelayanan kesehatan masyarakat, terutama pasca terdampak banjir.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.